liburan

949 21 4
                                    

Sepulang kerja, Laras dan Andra sedang duduk santai di sofa apartemen dan laras tiba-tiba mengungkapkan keinginannya dengan nada agak manja “Aku tuh kayaknya butuh liburan deh, capek banget kerja terus. Gimana kalau kita jalan-jalan sebentar aja?”

Andra melihat ke arah Laras yang sedang bersandar di bahunya. Dia paham betul bagaimana akhir-akhir ini Laras sering banget ngeluh capek.

Dia pun memikirkan cara untuk mewujudkan permintaan istrinya itu. “Hmm, boleh juga sih idenya. Kamu mau liburan ke mana? Paling enak ya yang nggak terlalu jauh, biar nggak makan waktu banyak.”

Laras langsung sumringah, “Ke mana aja yang penting bisa santai, jalan-jalan, sama ngelepasin penat. Udah lama banget nggak refreshing. Kamu juga kan butuh istirahat, Ndra.”

Andra mengangguk pelan, sambil mengusap kepala Laras. “Iya, kamu bener. Aku juga butuh recharge. Oke deh, aku usahain ya.

Laras senyum lebar, merasa senang karena Andra ternyata mau nurutin permintaannya. “Makasih ya, sayang."

Mulai malam itu, Andra benar-benar serius ngejar semua deadline-nya. Dia sering lembur sampai malam di kantor, ngerjain segala hal biar nanti nggak ada kerjaan yang numpuk pas mereka liburan. “Kalau nggak sekarang diselesaikan, nanti liburan malah kepikiran kerjaan. Jadi harus total nih,” gumam Andra sambil terus mengetik di depan laptopnya.

Walau capek, Andra tetap semangat karena dia tahu Laras pasti bakal senang kalau rencana ini beneran terwujud. Setiap malam, dia pulang lebih larut dari biasanya, tapi selalu nyempetin buat ngobrol sedikit sama Laras sebelum tidur, memastikan kalau semuanya sesuai rencana.

“Nanti kita tinggal nentuin tempat sama jadwalnya ya, biar bisa langsung kita booking semuanya,” ujar Andra saat sedang bersiap tidur di malam berikutnya.

Laras mengangguk penuh semangat. “Iya, aku udah nggak sabar! Kamu emang suami terbaik!”

Setelah beberapa hari kerja keras dan lembur, Andra akhirnya merasa lega karena kerjaannya udah hampir semua selesai.

“Akhirnya, bisa juga kelar semua,” kata Andra pada dirinya sendiri sambil merenggangkan badan. Dia tahu semua usahanya ini bakal terbayar dengan momen liburan bareng Laras yang udah mereka rencanain.

Sekarang tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menikmati momen kebersamaan mereka berdua, jauh dari rutinitas harian yang bikin penat.

------

Setelah beberapa hari Andra lembur, dia mulai ngerasa badan nya gaenak tapi berusaha menahan rasa sakitnya, akhirnya waktu liburan yang ditunggu-tunggu tiba. Mereka memulai perjalanan menuju destinasi impian Laras.

Awalnya, Andra berusaha tetap ceria dan semangat biar Laras nggak curiga kalau dia sebenarnya lagi nggak enak badan. Namun, semakin lama perjalanan, tubuhnya makin lemah dan kepala mulai pusing. Perutnya mual, dan dia mulai merasa mabuk perjalanan.

Laras yang duduk di samping Andra mulai menyadari kalau suaminya terlihat pucat dan berkeringat dingin. “Kamu kenapa, Ndra? Mukamu kok pucat banget? Jangan bilang kamu masuk angin lagi,” tanya Laras, khawatir.

Andra berusaha tersenyum, meskipun jelas kelihatan dipaksakan. “Aku... nggak papa kok, cuma mabuk perjalanan dikit. Mungkin karena kurang tidur aja,” jawabnya sambil menahan perut yang rasanya mau muntah.

Tapi Laras nggak mudah percaya. “Kamu pasti masuk angin. Kita mending ke rest area dulu ya, biar aku bisa kerokin kamu,” kata Laras sambil mulai mencari rest area terdekat.

Akhirnya, mereka berhenti di rest area. Laras langsung mengambil minyak kayu putih dan koin dari tasnya. “Ayo, duduk sini. Buka bajunya biar aku kerokin dulu,” perintah Laras.

Cinta dibalik pintu kantorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang