Setelah menjalin hubungan yang cukup lama dan melewati berbagai momen, Andra akhirnya merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk melangkah ke jenjang pernikahan dengan Laras. Meskipun keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing, Andra tidak ingin menunda lagi. Dia yakin bahwa Laras adalah orang yang tepat untuk menjadi pendamping hidupnya.
“Laras, aku udah mikir lama... aku pengen kita nikah secepatnya,” ucap Andra saat mereka sedang makan malam bersama di sebuah restoran favorit mereka.
Laras terkejut mendengar itu, tapi ada kilatan kebahagiaan di matanya. “Kamu yakin, Andra? Soalnya kerjaan kita lagi padet banget, gimana persiapannya nanti?”
Andra tersenyum, menggenggam tangan Laras di atas meja. “Aku udah pikirin itu, kita bisa bikin persiapannya sederhana tapi tetap spesial. Yang penting kita sah dan mulai hidup bareng sebagai suami istri.”
Laras mengangguk pelan, senyumnya makin lebar. “Kalau kamu udah yakin, aku juga siap. Kita jalani aja bareng-bareng.”
Keputusan mereka untuk menikah akhirnya bulat. Karena waktu dan jadwal kerja yang padat, mereka memutuskan untuk mengadakan pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh keluarga dekat dan sahabat. Meskipun persiapan dilakukan dalam waktu yang singkat, Andra dan Laras tetap merasa bahagia dan antusias menyambut hari besar mereka.
Hari-hari berikutnya diisi dengan kesibukan mempersiapkan acara, dari memilih baju pengantin, menyusun daftar tamu, hingga urusan administrasi pernikahan. Meskipun terasa melelahkan, keduanya tetap saling mendukung dan bekerja sama, menunjukkan betapa kuatnya mereka sebagai pasangan.
Andra sempat bercanda saat sedang mencoba jas pengantinnya, “Nggak nyangka ya, kita akhirnya sampai di titik ini. Aku seneng banget, meskipun harus ngurusin ini semua sambil pusing mikirin kerjaan.”
Laras tertawa, “Aku juga nggak nyangka. Tapi aku yakin, setelah ini semua berlalu, kita bakal punya banyak waktu buat santai dan menikmati hidup bareng.”
Dengan semangat dan cinta yang semakin kuat, mereka berdua pun menyiapkan diri untuk hari istimewa yang akan mengubah hidup mereka selamanya.
Setelah hari-hari sibuk yang penuh dengan persiapan pernikahan, akhirnya tiba juga hari yang dinantikan Andra dan Laras. Di tengah kesibukan, Andra merasakan tubuhnya mulai drop, terutama saat dia hendak mengganti pakaian pengantin.
“Sayang, aku ngerasa ga enak badan,” Andra berbisik pelan sambil duduk di tepi tempat tidur.
Laras yang sedang merapikan veil-nya langsung menoleh, wajahnya khawatir. “Kamu kenapa, Andra? Jangan sakit dong, ini kan hari penting kita.”
“Kayaknya masuk angin deh,” Andra memegang perutnya yang terasa kembung. “Aku mau digosok pake minyak kayu putih, boleh?”
Tanpa pikir panjang, Laras langsung mengambil botol minyak kayu putih dari meja rias dan menuangkan sedikit ke tangannya. Dia menggosok-gosokkan minyak itu di perut dan dada Andra, sambil memijat-mijat ringan.
“Heekkk...” Andra mulai sendawa setelah beberapa kali gosokan.
“Pelan-pelan aja ya, nanti biar kamu lebih enak,” Laras berkata lembut, terus menggosok perut Andra dengan telaten.
Setelah selesai, mereka kembali ke acara pernikahan. Meski Andra merasa sedikit lebih baik, tubuhnya tetap terasa lemas. Usai acara, mereka langsung menuju hotel untuk beristirahat.
Begitu sampai di kamar, mereka berdua langsung bersih bersih dan Andra langsung berkata, “Kamu bisa kerokin aku nggak? Badanku masih nggak enak.”
Laras mengangguk, paham benar bahwa suaminya ini benar-benar butuh bantuan. Dia segera mengambil koin dan mulai mengerok punggung Andra dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dibalik pintu kantor
FanficAndra Abyaksa, seorang CEO muda yang dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan menyeramkan. Dedikasinya pada pekerjaan membuatnya disegani dan dihormati banyak orang. Meski begitu, hidupnya tak pernah jauh dari kesendirian, tenggelam dalam tumpukan la...