10 : Tidak Pantas!

29 2 0
                                    

"Aku ingin bebas dari rasa sakit ini. Aku ingin merasa dicintai, dihargai, meski hanya sebentar saja. Apakah itu terlalu banyak untuk kuharapkan?"
~Shakira Carletta Anjani

****

Shakira baru saja tiba di rumah setelah seharian menjalani perkuliahan. Langkahnya terasa berat, seperti ada sesuatu yang membebani pikirannya. Pikirannya masih terngiang-ngiang dengan obrolan singkatnya bersama Rayen di kampus.

Meskipun obrolan itu seharusnya bisa menjadi penghiburan, Shakira tahu bahwa setiap langkah yang membawanya lebih dekat ke rumah juga membawa bayang-bayang kengerian yang mungkin dia hadapi begitu tiba di sana.

Ketika Shakira membuka pintu depan rumahnya, firasat buruk yang menyelimuti hatinya seolah langsung terwujud.

Di ruang tamu yang suram, Jorgi, ayahnya, sudah berdiri dengan wajah merah padam. Mata Jorgi yang penuh amarah langsung menatapnya tajam, membuat Shakira terdiam sejenak di ambang pintu.

"Ke mana saja kau, hah?!" suara Jorgi yang menggelegar menggema di seluruh ruangan.

Suara pria itu memenuhi setiap sudut rumah dengan kemarahan yang seolah tidak terbendung lagi.

Shakira tersentak, merasa gemetar di dalam.

"Aku... aku baru pulang dari kampus, Ayah," jawab Shakira dengan suara yang bergetar. Dia mencoba menenangkan dirinya, tapi getaran di suaranya tidak bisa disembunyikan.

"Jangan bohong padaku!" Jorgi memotong dengan tajam. "Aku tahu kau bertemu dengan Rayen lagi, bukan? Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan di kampus?!"

Bentakan Jorgi semakin keras, seolah ingin menghancurkan pertahanan terakhir yang dimiliki Shakira. Gadis itu hanya bisa terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

Memang benar bahwa dia bertemu dengan Rayen, tapi itu bukan sesuatu yang salah. Namun, di mata Jorgi, Shakira tidak layak menerima perhatian dari siapa pun, terutama dari seseorang seperti Rayen yang memiliki reputasi dan status yang lebih tinggi.

"Jawab aku, dasar anak tidak tahu diri!"

Jorgi tidak bisa menahan amarahnya lagi. Pria itu berjalan cepat ke arah Shakira, langkahnya terdengar berat dan menakutkan.

Shakira berusaha mundur, tapi dinding di belakangnya menghalangi. Tidak ada tempat baginya untuk melarikan diri.

"Papa, tolong... jangan.." Suara Shakira terdengar seperti bisikan putus asa, hampir tak terdengar.

Namun, permohonannya hanya membuat Jorgi semakin marah. Tanpa ampun, tangan besar Jorgi melayang dan menampar pipi Shakira dengan keras, meninggalkan jejak merah yang terasa terbakar di kulitnya.

PLAKK!

Tubuh Shakira terdorong ke belakang oleh kekuatan tamparan itu, membuatnya terjatuh ke lantai. Rasa sakit menyengat di pipinya, tapi lebih dari itu, hati Shakira terasa seperti disayat. Setiap kata yang keluar dari mulut Jorgi seperti belati yang terus-menerus menusuk hati gadis itu.

"Ini hukumanmu karena berani berhubungan dengan orang seperti dia! Kau pikir siapa dirimu? Anak yang tidak pernah kuinginkan, tidak pantas mendapatkan perhatian siapa pun!"

Jorgi terus meluapkan kemarahannya, suaranya memekakkan telinga Shakira yang masih terduduk di lantai, mencoba memahami rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya.

Batin Shakira menjerit, merasakan kesakitan yang begitu menyesakkan di dadanya.

Mengapa aku harus lahir jika hanya untuk menerima kebencian seperti ini? Mengapa aku harus merasa tidak diinginkan oleh ayahku sendiri?

 Shakira: Mengetuk Pintu yang Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang