2 : Liontin Berbandul Bulan

64 4 0
                                    

"Aku merindukanmu, dan akan selalu merindukanmu. Jika Tuhan mengizinkan, bisakah kita bertemu untuk sekali saja?"
~Rayenka Zafir Kaivan.

****

Matahari baru saja terbit, menyinari kota dengan cahaya lembut keemasan. Langit biru jernih terbentang di atas, sementara air Selat Bosphorus berkilauan di bawahnya. Sebuah restoran di tepi selat mulai bangun dari tidurnya, siap menyambut pengunjung pertama hari itu.

Belum lama dibuka, restoran elegan di tepi selat itu sudah ramai oleh pengunjung yang datang untuk menikmati pemandangan menakjubkan dan suasana yang hangat.

Pintu restoran terbuka, tampaklah seorang pria berusia 27 tahun memasuki ruangan bersama dengan beberapa ajudannya. Pria itu tampan dan gagah, dengan rambut hitam yang tertata rapi dan sorot mata yang tajam. Langkahnya santai namun penuh wibawa, menarik perhatian banyak orang di sekitarnya.

Rayenka Zafir Kaivan, dengan postur tegap dan aura percaya diri yang kuat, dia berjalan melintasi restoran, melirik sejenak pemandangan indah di luar jendela besar yang menghadap selat Bosphorus. Setiap gerakannya mencerminkan ketenangan dan kekuatan, menambah pesona yang sulit diabaikan.

Para pelayan menyambutnya dengan senyum hangat, mengantarkannya ke meja yang telah disiapkan khusus untuknya dan klien yang akan bekerja sama dengannya. Meja tersebut terletak di dekat jendela besar yang menghadap langsung ke selat Bosphorus, memberikan pemandangan indah yang menenangkan.

"Selamat pagi, Tuan Aslan. Senang akhirnya bisa bertemu langsung dengan Anda. Saya Rayenka Zafir Kaivan dari Perusahaan Sharenka Mobile Group." Sapa Rayen dengan ramah kepada pria yang duduk di hadapannya. Pria itu mengulurkan tangannya untuk menjabat tang seseorang yang menjadi klien kerja samanya kali ini.

"Selamat pagi, Tuan Kaivan. Saya juga senang bisa bertemu. Aslan Demir dari Titan Automobiles. Silakan duduk, kita punya banyak hal yang perlu dibicarakan." Balas Aslan balik menjabat tangan Rayen.

Keduanya berjabat tangan dengan erat, sebuah simbol komitmen dan kolaborasi yang kuat. Mereka kemudian duduk di meja besar restoran di dekat jendela besar yang menawarkan pemandangan selat Bosphorus. Di hadapan mereka, berbagai dokumen dan blueprint tersebar, siap untuk dibahas.

"Kami sangat antusias dengan potensi kolaborasi ini. Perusahaan kami telah mengembangkan baterai baru dengan efisiensi energi yang luar biasa. Kami percaya ini bisa menjadi langkah besar menuju mobil listrik yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan." Terang Rayen sambil menunjukkan sebuah berkas ke hadapan Aslan untuk dibahas.

"Luar biasa. Di Titan Automobiles, kami juga telah fokus pada pengembangan teknologi self-driving yang dapat diintegrasikan dengan sistem yang ada. Kombinasi antara teknologi baterai Anda dan sistem otonom kami bisa menciptakan mobil yang benar-benar revolusioner."

Rayenka tersenyum. "Saya sepakat. Teknologi baterai kami memiliki daya tahan yang lebih lama dan waktu pengisian yang lebih cepat. Ini akan sangat mendukung sistem otonom Anda yang membutuhkan stabilitas dan keandalan tinggi."

Aslan membuka laptopnya dan mulai menunjukkan beberapa presentasi animasi mengenai sistem self-driving mereka. Tampilan layar menunjukkan bagaimana mobil Titan dapat bergerak secara mandiri melalui jalan-jalan kota yang sibuk, menghindari rintangan, dan merespons berbagai situasi lalu lintas dengan cepat dan aman.

"Sistem kami menggunakan kombinasi sensor LIDAR, radar, dan kamera untuk memantau lingkungan sekitarnya secara real-time. Kami juga menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk meningkatkan performa dari waktu ke waktu."

(Sensor LIDAR = Metode Penginderaan Jarak Jauh)

Rayenka mengangguk, menanggapi beberapa penjelasan yang telah diterangkan oleh Aslan. Tangan kanannya sesekali menulis bebebrapa catatan kecil dalam note miliknya.

 Shakira: Mengetuk Pintu yang Tak SamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang