14. Explosive II
Dalton memantau Jane melalui laptop-nya, memastikan Jane telah sampai pada apartemennya usai berlatih tinju di Orcus dan tengah bersiap untuk kerja part time di Oasis's Elixirs.
Dalton tengah memperhatikan Jane yang tengah mandi saat pintu ruangannya diketuk oleh Sebastian, Sebastian tidak muncul sendirian begitu Dalton memberikannya ijin untuk masuk, ada Dante di belakang Sebastian, Dante mengangkat alisnya begitu pandangannya bertemu dengan Dalton.
Tangan Dalton bergerak menutup laptopnya, Dalton memang tidak menyembunyikan obsesinya terhadap Jane pada Sebastian atau bahkan pada Judas yang berkali-kali jasanya Dalton gunakan, tapi pada Dante?
Dalton mungkin lebih segan terhadap Judas, Judas itu kejam dan tidak segan menghabisi siapa saja yang menghalangi jalannya namun Judas tidak akan menghabisi ataupun mengusik hidup orang lain tanpa alasan, lain dengan Dante yang bisa menghancurkan hidup orang lain hanya untuk bersenang-senang.
Jika Dante tahu Dalton tertarik dengan seseorang, Dante akan penasaran, akan mengorek soal Jane, atau bahkan ingin 'mencicipi' tiap wanita yang berhasil membuat 'rekan' bisnisnya tergila-gila.
Bukan sekali dua kali Dante mengincar wanita milik 'rekan' bisnis kotornya hanya karena Dante merasa ia jadi lebih hebat dibandingkan yang lainnya karena berhasil menikmati wanita milik 'rekan' ataupun musuhnya.
"Ada keperluan apa kau kemari?" Tanya Dalton seraya memperhatikan Dante yang duduk di kursi seberangnya tanpa perlu Dalton persilahkan, mengangkat kedua kakinya pada meja hingga membuat sudut bibir Dalton sedikit berkedut.
Dalton benci ketika melihat orang lain bersikap tak tahu tata krama seperti binatang, dan Dalton adalah salah satu contoh yang Dalton benci, tidak mengenal tata krama, penjilat, dan punya tendensi besar sebagai pengkhianat.
"Apa aku perlu alasan untuk datang kemari?" Dante justru bertanya balik, tangannya bergerak merogoh sakunya untuk mengeluarkan rokok miliknya, "Di mana lighter-mu?"
Rahang Dalton mengeras, "Aku tidak merokok, dan aku tidak suka ada asap di sini, jika kau ada urusan denganku sebaiknya katakan sekarang, jika kau hanya ingin menghirup asapmu itu maka lakukan di luar."
"You're no fun, kau mulai berakting seperti Judas, kau tahu kesombongan-mu itu tidak akan membawamu ke mana pun selain pada kehancuran." Dante mengantungi kembali rokoknya, namun bukan berarti ia menuruti perkataan Dalton karena ia takut dengan Dalton.
"Aku dengar desas-desus kalau kau memberikan pasokan GOT-23 lebih banyak pada Judas."
"Kau kemari hanya untuk membicarakan soal desas-desus denganku?"
Dante berdecih, ia menurunkan kakinya yang berada di atas meja, memajukan wajahnya untuk menatap Dalton yang berada di seberangnya dengan tatapan tajamnya, "Aku datang kemari untuk memperingatkan-mu Dalton, kau ini orang baru dalam dunia ini, kau mungkin jenius, bisa membuat obat-obat gila dengan tangan-mu itu, tapi perlu kau ketahui Dalton, jika kau memilih untuk bermain curang maka orang lain pun akan mencurangimu."
Satu alis Dalton terangkat ke atas, "Curang? Di bagian mana aku bersikap curang? Jika desas-desus soal aku memberi pasokan pada Judas lebih banyak di bandingkan yang lain itu benar, bukankah itu berarti Judas memiliki sesuatu yang menarik yang membuatku memperlakukannya lebih spesial dibandingkan kau dan yang lainnya."
Rahang Dante mengeras, ia memukul meja Dalton dengan keras namun tak cukup untuk membuat Dalton berjengit, atau bahkan berkedip, seolah amarah Dante dan juga reaksi Dante sudah Dalton prediksi sebelumnya.
"Kau itu hanya jenius bajingan yang bisa membuat obat-obat ilegal jenis baru, kalau bukan karena aku dan yang lainnya yang menjual obat-obatan gila-mu itu pada pelanggan kami, obatmu tidak akan laku." Maki Dante seraya menunjuk Dalton dengan jari telunjuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHATTERED
RomanceDalton Ludovic Konstantine bertemu kembali dengan cinta pertamanya semasa SMA yaitu Jane Austyn yang sekarang bekerja sebagai petinju dengan nama samaran Rabbit Punch. Dalton dibuat bingung namun juga terpesona untuk ke sekian kalinya oleh Jane saat...