19

3.6K 122 2
                                    

"Anak dari Calon yang diusungkan Partai Bintang terlibat hubungan gelap dengan atasan nya."

Anna mengerutkan keningnya mendapatkan notifikasi dari berita dengan judul seperti itu. Lantas ia langsung membuka pesan tersebut dan membaca deret kalimat yang ada disana.

Anna tersenyum hambar sambil menggelengkan kepalanya samar. Kalau ini bukan masa Kampanye, mungkin Anna akan langsung percaya. Dari dulu, teman nya itu memang sudah menjadi perempuan bebas dan liar sebagai bukti bahwa Ayahnya tidak bisa mengontrolnya. Tapi, berita apapun di masa Kampanye tidak bisa di telan mentah-mentah. Semua orang sedang saling menyerang dan menjatuhkan.

Anna ingin menemui Nayara. Ingin memastikan berita. Dan, dia memang perlu menemui Nayara. Perasaan nya dilanda gundah gulana. Tentang perasaan nya pada Theo dan tentang Papa nya.

Anna menatap dirinya ke depan cermin, setelah memastikan penampilan nya baik. Anna langsung berjalan menuju pintu dan membuka nya,

Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Aldo yang berbalik begitu mendengar suara pintu terbuka, ia menatap Anna dengan tangan memegang ponsel ditelinga nya.

Perasaan Anna langsung mengatakan ada yang aneh.

Anna mencoba mengabaikan nya. "Aku mau temui Nayara—"

Anna tersentak saat Aldo mengulurkan tangan nya menahan Anna yang hendak melewatinya. Anna menatap pria itu heran dengan kening berkerut.

"Bapak sudah resmi diusung oleh Partai Beringin. Neng sebaiknya mulai berhati-hati dari sekarang,"

Anna menatap Aldo, menyipitkan matanya curiga. Apa ini juga berkaitan dengan gosip sampah dari sosial media barusan?

Anna mengintip ke balik ponsel Aldo yang masih tersambung telepon. Anna langsung menghela napas jengah saat melihat ada nama Theo tertera disana.

Aldo menarik ponsel dari telinga nya dan menutup lubang suaranya. Aldo menatapnya dengan tatapan bersalah, "Maaf neng, tapi kali ini saya gabisa bantu."

Anna menunduk sambil berkacak pinggang, ia terlalu kesal untuk bisa berpikir. Ia kembali menatap layar ponsel Aldo yang masih terhubung dengan Theo.

"So, he still try to control me," Anna menatap layar itu kesal. "Even he has nothing with me."

Setelah mengatakan hal itu, Anna berbalik dan masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu yang ia harap suara itu terdengar sampai ke sambungan telpon nya.

*.*.*.*.*

"Nayara terlibat skandal."

Anna memasukkan makanan ke dalam mulutnya sambil melirik Papa sebentar lalu kembali fokus dengan hidangan makan malam nya. "I know."

"Kamu ga mengucapkan selamat atas Papa yang resmi di Usung?"

"Kalau ngucapin selamat artinya aku harus dukung Papa," Anna mengunyah makanan nya sampai habis. "Ga dulu. Aku belum ambil keputusan."

"Setidaknya ucapkan sebagai seorang Anak."

Anna menatap Papa yang duduk dihadapan nya, dibelakang nya ada Theo yang setia berdiri dibelakang pria itu namun mata nya tak terputus menatap Anna.

Anna meraih gelas lalu meneguk minumnya. "Selamat, Pa."

Prabu menatap putri nya lalu tersenyum. Anna menyipitkan mata nya sejenak, Papa bertindak aneh mulai dari tadi pagi.

"Kapan-kapan," Prabu kembali berbicara. "Kita bisa menghabiskan waktu berdua." Anna kembali menatap nya. "Ngobrol."

"Ak—"

HIS SECRET SINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang