Sekalinya kami marah, kami akan menjadi yang paling kejam dan jahat. Saat itu pula kami bermain pada nafsu dan emosi. Kedua itulah sumber kelemahan manusia. Jangan menyinggung kami, tetaplah pada garis edar kalian masing-masing. Kami tidak akan mengganggu jika tidak diganggu. Dunia ini tentang menguasai dan kuasai, bukan merendah dan terinjak. Inilah kami manusia jenaka yang ada didalam mitos kalian. Hidup atau mati, tersiksa atau pergi, pilihan-pilihan pintas yang sesekali harus kalian pikirkan.
***
Isah mengundurkan diri untuk sementara waktu. Aksi-aksinya itu sebagai bentuk unjuk rasa Isah yang dipendamnya sejak kecil. Dulu warga tidak henti-hentinya melarang dan mengolok Isah semau mereka. Isah ingin menunjukkan bahwa keturunannya sekarang bukan orang sembarangan. Mereka sudah bertransformasi menjadi vampir yang sesungguhnya.
Malam ini adalah waktu yang tepat untuk pembalasan, ia pergi ke rumah Kasim. Jendela rumah Kasim biasanya terbuka, hanya saja bagian dalam dipagari oleh besi. Isah bisa mendekati Kasim yang sedang tertidur pulas dengan keluarganya dengan telepot.
Dendam dan sakit hati Isah yang dulu pernah reda, kini kembali membara ketika melihat Kasim memeluk istri dan anaknya. Tujuan besarnya menuntut ilmu ke neneknya tidak lain karena Kasim. Sasarannya adalah anak Kasim yang tidak berdosa. Ia mendekati bayi itu dan mencekiknya sampai tidak bernyawa. Setelah memastikan bayi itu menjadi mayat, ia kemudian menghisap darahnya dan menyisakan tubuhnya. Tubuhnya berubah menjadi biru dalam sesaat. Mayat bayi sangat lezat untuk dimakan, tapi entah mengapa Isah tidak ingin melakukannya.
“Maaf” kata Isah lirih sambil terbang dan menghilang.
Kematian anak Kasim yang tidak wajar membuatnya syok dan trauma. Dia dan istrinya pergi mencari orang pintar. Mereka mencari tahu siapa pelaku di balik semuanya. Koneksi keluarga Kasim sangat luas, jadi dia bisa tau secepat mungkin masalah itu. Kasim terkejut saat mengetahui Isah, mantan kekasihnya adalah Tau Salak, Isah yang membunuh anak kandungnya. Geram dan keinginan untuk membalas sempat terpikir oleh Kasim, tapi ia kembalikan lagi kepada Tuhan bahwa Isah adalah perantara anaknya meninggal.
***
Menjelang satu minggu kemudian, tiba-tiba Udin dan rombongan keluarganya datang melamar Isah. Tidak ada peringatan atau tanda sebelumnya, semuanya serba kejutan. Isah tidak menduga kalau Udin ternyata serius menaruh hati padanya. Dia tulus mencintai Isah. Padahal Isah baru pertama kali melihat Udin kemarin.
Benar kata Sitah, Udin bisa dikatakan dambaan semua wanita. Bahkan jika dibandingkan dengan Kasim, Udin lebih tampan dan cerdas. Udin juga satu-satunya pewaris pondok dan perguruan tempat Isah menuntut ilmu. Orang tua Udin sangat tersohor karena kekayaan yang dimilikinya, puluhan hektar sawah dan ladang. Tidak main-main pilihannya jatuh kepada Isah, seorang wanita biasa yang ia kenal sebagai pelajar di pondok. Hanya sebatas itu pengetahuan Udin terhadap Isah.
“Kedatangan kami disini untuk melamar anak bapak atau ibu sebagai menantu kami” kata bapaknya Udin yang bernama Ustadz Bidin.
“Kami serahkan keputusannya kepada Isah” jawab Pak Solas tegas. Kebahagiannya tergambar jelas saat itu, Pak Solas sering tersenyum kepada para tamu yang hadir. Bisa menjadi suatu pertanda bahwa Isah mendapatkan lampu hijau dari ayahnya.
Acara lamaran itu berlangsung singkat setelah Isah menerima Udin. Obrolan langsung beralih kepada acara dan penentuan tanggal pernikahan. Semua persiapan pernikahan akan dilaksanakan oleh keluarganya Udin. Pak Solas tinggal menunggu keputusan dari mereka.
****Isah akan dibawa ke rumah Udin satu hari sebelum akad. Hati Isah menggebu-gebu dan tidak sabar menunggu waktunya tiba. Selama itu juga Isah sangat menahan dirinya menjadi Tau Salak. Alasannya karena ingin menjaga citra baik Isah di masyarakat dan keluarga Udin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tau Salak
HorrorSetiap daerah pasti memiliki kearifan lokal masing-masing dan kepercayaan terhadap mitos. Begitu juga dengan daerah Lombok, salah satu pulau yang dijuluki Seribu Masjid. Pulau destinasi wisata yang indah nan cantik. Akan tetapi, dibalik itu semua ad...