Setiap daerah pasti memiliki kearifan lokal masing-masing dan kepercayaan terhadap mitos. Begitu juga dengan daerah Lombok, salah satu pulau yang dijuluki Seribu Masjid. Pulau destinasi wisata yang indah nan cantik. Akan tetapi, dibalik itu semua ada sebuah cerita turun temurun yang dipercaya oleh sebagian masyarakat yaitu sosok Tau Salak, "Tau" yang berarti Orang dan "Salak" yang berarti Salah. Jika diharfiahkan menjadi bahasa Indonesia, Tau Salak adalah orang-orang yang tergolong dalam perilaku yang salah. Isah berasal dari keturunan Tau Salak, ia adalah seorang wanita biasa dari Desa Palangan. Desa yang terkenal dengan adat yang kental dan masih melakukan kegiatan primitif. Salah satu kegiatan primitif itu adalah memusatkan aktivitas di sungai termasuk membuang kotoran. Isah sebagai Tau Salak memakan kotoran dan bangkai hewan. Lambat laun Isah akhirnya beranjak dewasa. Ia bisa mengenal namanya jatuh cinta dan ingin menikah. Lika-liku perjalanan kisah cinta Isah tidak semulus manusia pada biasanya. Konon kisah cintanya lebih menantang dan beresiko. Kalau salah pilih pasangan, mereka pasti akan gagal dalam berumah tangga. Kalau tepat, mereka akan menjadi wujud yang sempurna. Kisah cinta Isah memegang erat kebiasaan lokal di Lombok pada zaman dahulu. Sampai di titik Isah mulai lelah dengan dunia asmara. Berkali-kali ia mencintai manusia, sebanyak itu juga Isah menjadi wanita lemah dan terhina. Alih-alih mendapatkan pasangan, Isah malah mendapatkan kedukaan. Seperti apa kisah cinta Isah yang malang karena digandrungi oleh julukannya sebagai Tau Salak? Baca keseruannya dalam novel horror ini
15 parts