Kami memang bersalah telah mengentengkan nyawa tak berdosa. Inilah karma yang harus kami tebus. Tidak disangka sakit yang mereka pernah alami, telah impas dengan rasa sakit kami saat ini. Namun, kami tidak akan pernah terima. Sekali lagi Tau Salak adalah kami yang tidak akan dengan mudah memberi ampun dan iba kepada mereka. Nantikanlah, pembalasan dan pertempuran yang tak berujung.
***
Keluarga Udin sekarang dikumpulkan karena masalah Ali yang sedang berada di tangan ibunya. Sudah genap dua tahun dan baru selesai menyusui, waktu pengambilan hak asuh anak akan diajukan pihak Udin. Berbagai pertimbangan dan opsi-opsi telah disiapkan oleh mereka agar keluarga dari Isah memberikan anak itu.
“Mohon maaf sebelumnya kami datang kesini atas tujuan lain. Kami ingin mengambil anaknya Udin untuk dididik dan dibesarkan menjadi anak yang soleh di pondok. Jika ibu dan bapak serta Isah berkenan, kami akan langsung membawanya hari ini” ucap Ustadz Bidin.
“Maaf Ustadz, kami tidak akan memberikan Ali. Ia masih bayi dan butuh kasih sayang ibunya. Ini terlalu dini untuk diambil oleh ayah biologisnya” tentang Pak Solas.
Keluarga Udin saling bertatapan dan berusaha untuk menawar mereka sekali lagi. Namun, perundingan secara kekeluargaan itu gagal. Keluarga Isah bersi kekeh tidak mau melepas Ali. Bahkan mereka menegaskan kalau mereka sanggup membesarkan dan mendidik Ali tanpa nafkah dari keluarga Udin.
Akhirnya keluarga Udin mengalah dan mencoba memberikan solusi tengah dengan membagi waktu Ali bersama dengan ayah dan ibunya. Pihak Isah menyetujui hal itu dengan catatan Ali tidak boleh menginap. Ali tidak diizinkan menginap sama artinya dia bisa menjadi Tau Salak pada malam hari karena pengaruh dari mereka.
Siasat licik memang sudah menjadi kebiasaan keluarga Isah. Mereka tidak ingin kalah apalagi sebelumnya anak mereka telah diceraikan tanpa sebab, rasa kecewa itulah yang melandasi mereka ngotot untuk mempertahankan Ali. Terlebih Ali merupakan keturunan emas yang akan melanjutkan kejayaan keturunan Tau Salak di masa depan nanti.
“Bolehkah kami meminta Ali menginap satu kali seminggu saja yakni hari minggu” kata Udin.
“Begini saja deh. Ali kan nanti akan besar dan sudah tau mana yang benar dan salah. Kalau dia sudah bisa memilih tinggal disini atau disana, baru kita izinkan” tambah Pak Solas. Lagi-lagi keluarga Udin bertatapan seakan meminta pendapat masing-masing. Ustadz Bidin kemudian mengiyakan permintaan mereka dengan berat hati.
Perundingan yang tidak membuahkan hasil itu membuat keluarga Udin pesimis. Ada kekecewaan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh mereka. Mereka tidak bisa mencairkan keras kepala dan keegoisan dari pihak Isah. Kemungkinan besar ada rencana terselubung yang sedang disiapkan oleh orang tua Isah. Rencana itu pasti tidak baik dan akan menggunakan Ali sebagai alat.
***
Isah kembali menunjukkan kekejamannya. Dia sudah bertahan dan bersabar selama ini, kedatangan keluarga Udin yang meminta anaknya secara cuma-cuma membuat amarahnya semakin memuncak. Padahal mereka sama sekali tidak ada andil ketika Isah harus merasakan lelahnya mengandung dan sakitnya melahirkan sendirian.
Ritual demi ritual ia lakukan sampai beberapa hari. Itu adalah satu cara untuk memulihkan kesaktian Isah yang sempat tertunda. Ia melewati ritualnya dengan mudah karena dorongan dari amarah dan dendam yang disimpannya cukup lama.
“Ajal kalian akan menjemput dalam waktu dekat” ucap Isah dalam hati.
Pertama-tama ia akan menghabisi Ustadz Haikal dan menyerang keluarganya, tujuannya karena Ustadz Haikal adalah kunci utama dari keluarga mereka. Jika Ustadz Haikal sudah berhasil ia lumpuhkan, maka mudah untuk membinasakan yang lain. Ia mengirimkan buhul kepada Ustadz Haikal berkali-kali karena jujur saja pertahanan dan keimanan Ustadz Haikal sangat kuat dan sulit ditembus oleh Isah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tau Salak
HorrorSetiap daerah pasti memiliki kearifan lokal masing-masing dan kepercayaan terhadap mitos. Begitu juga dengan daerah Lombok, salah satu pulau yang dijuluki Seribu Masjid. Pulau destinasi wisata yang indah nan cantik. Akan tetapi, dibalik itu semua ad...