Kecurigaan dan Dilema

4 0 0
                                    

Kami tidak pernah menuntut mereka untuk menerima kami. Kami hanya ingin dianggap ada walaupun kami harus bersembunyi. Terlebih untuk mereka yang telah menjadi pasangan kami, bukankah mereka harus siap dengan jasad dan jiwa kami? Kalaupun tidak, kami bisa mundur dan dikembalikan dengan cara baik-baik sebagaimana kami diminta dulu. Mereka datang menawarkan diri tanpa diundang, bukannya kami dipulangkan dengan cara terbuang.

***

Setelah kejadian di rumah mertuanya kemarin, Udin merasa takut dan bergidik ngeri. Jika benar Isah adalah Tau Salak, ia pasti akan menjadi Tau Salak juga. Akan tetapi, pertanyaannya saat ini adalah bisakah ia menjadi Tau Salak walaupun ia tidak mau? Apakah makanan yang dimasak Isah selama ini juga dimanipulasi menjadi makanan orang normal? Udin pernah mendengar mitos itu dari temannya dulu.

Berperang dengan pikiran membuat Udin semakin gelisah. Aktivitas ibadahnya sudah tidak seaktif dulu karena masalah itu. Beberapa kejanggalan lain juga ditemukan oleh Udin seperti istrinya yang sering keluar saat ia ingin mengajaknya menunaikan sholat malam. Ia pernah menemukan Isah memakan ayam yang sudah berbau tanpa dimasak.

“Kamu sekarang mulai aneh sayang” kata Udin.

“Emangnya aku kenapa sayang?”

“Kamu tidak sadar?” Udin balik bertanya.

“Maksud kamu apa sih? Aku nggak ngerti tau”

“Kamu sering keluar tanpa izin dariku” 

“Oiya? Aku minta maaf sayang” jawab Isah.

“Janji lain kali kamu harus memberitahuku, apalagi kamu sering keluar tengah malam. Kamu pergi kemana malam-malam?” tembak Udin.

“Aku hanya mencari udara segar sebentar”

“Iya, tapi kemana?”

“Sudahlah, sayang. Kita kan memiliki privasi masing-masing. Jangan ikut campur”

“Maksud kamu apa? Aku suamimu, jadi aku berhak tau semuanya” 

“Iya, iya…besok aku nggak ulangin lagi deh” tutup Isah.

***

Isah mulai berani menampakkan diri sebagai Tau Salak di rumahnya. Ia berencana untuk membuat Udin sebagai Tau Salak dalam waktu dekat, karena semakin cepat semakin baik sebelum Udin menyadari dan menolaknya. Isah akan membuat Udin sebagai Tau Salak tanpa sepengetahuan Udin. Hanya dengan memberikan Udin makanan seperti serangga dan bangkai, Udin bisa beradaptasi menjadi sosok Tau Salak. 

Puncaknya Isah melangkahi Udin yang sedang tertidur sebanyak tiga kali dibarengi dengan mantera-mantera khusus. Dengan begitu Udin resmi menjadi Tau Salak jadi-jadian. Isah menemani Udin pergi makan kotoran manusia dan bangkai hewan. Terhitung satu minggu Udin melakukan hal itu, ia merasa tubuhnya lemas dan wajahnya terlihat sangat pucat seperti mayat. Ibadahnya juga semakin runyam bahkan sering meninggalkan sholat lima waktu.

Oleh karena tidak tahan dengan tubuhnya yang semakin hari semakin sakit, Udin akhirnya dibawa ke puskesmas terdekat. Keluarga besar Udin berkumpul di sana untuk menjenguk Udin. Ada satu paman Udin yang bernam Ustadz Haikal, ia bisa menelisik aura Isah luar dalam. Oleh karena kecurigaan Ustadz Haikal, Isah mulai risih dengan kehadirannya.

Ustadz Haikal meminta Udin untuk dibawa ke rumahnya sementara waktu, sedangkan Isah akan tinggal bersama dengan mertuanya. Awalnya Isah menolak dengan berbagai alasan, tapi ia kalah juga karena tidak bisa melawan keputusan keluarga Udin. Isah bisa kena semprot dan dipermalukan oleh mereka. Selain itu, keluarga Udin bisa tambah curiga kalau Isah yang membuat Udin menjadi seperti itu. Terpaksa Isah harus mengalah dulu dari Ustadz Haikal.

Tau SalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang