5. apology

638 27 1
                                        


Suara canda tawa memaksa masuk kedalam kamar Elora, meskipun pintunya kedap suara. Entah lelucon apa yang mereka tertawakan hingga suara tawanya menggelegar.

"gangu orang tidur!" Gerutu Elora yang terbangun karena suara berisik.

Dengan kesal Elora keluar dari kamarnya bersama dengan tas selempang yang ia pakai.

"Mau kemana?" Pertanyaan yang Jarvis lontarkan membuat pandangan mereka tertuju pada Elora.

Celana kulot putih dan tanktop berwarna selaras dipadukan dengan kemeja berwarna pink, membuat kesan tersendiri saat Elora pakai.

"Ngungsi, anjing nge gonggong berisik banget soalnya" Marvel menyipitkan matanya. Elora tampak berbeda.

"Elora baju kamu bagus, nanti aku pinjem ya" Jika ada nominasi orang paling tidak tahu diri, Alika lah pemenangnya.

"Saking miskinnya baju aja minjem" Sarkas Elora.

"Jahat banget ngomongnya, lo aja kalo ga di kasih duit sama papa miskin!" Davin membela Alika sambil membawa Alika dalam dekapannya.

"Sama aja kayak lo, pengangguran" Ingin rasanya Elora melemparkan surat kepemilikan cafenya dan seluruh debit yang ia punya.

Jarvis menghampiri Elora.

"Mau abang anter ga?" Jarvis menawarkan diri.

Elora memicingkan tatapannya.

Apa ada yang salah dengan kakaknya ini? Tidak biasanya.

"Gausah ngapain, biasanya juga enggak" Elora menolak dan langsung pergi dari rumah.

Sebentar-

Di dalam dunianya ini dijelaskan bahwa Elora belum bisa menggunakan mobil, seterkejut apa keluarganya mengetahui Elora mendadak bisa mengendarai mobil.

Elora berbalik.

"Woy Jarvis, anterin" Teriak Elora dari luar. Membuat Jarvis melayangkan senyuman.

Jarvis keluar rumah dengan kunci mobil dalam genggamannya, Jarvis membukakan pintu mobil depan untuk Elora.

Elora dengan senang hati masuk kedalam mobil tersebut, disusul dengan Jarvis di bangku supir.

"Mau kemana El?" Tanya Jarvis.

"Tau Armor Cafe kan? Kesana aja" Jawaban dari Elora hanya di balas deheman oleh Jarvis.

Fokus Elora terputus saat Jarvis membuka suara.

"El" Elora mengalihkan tatapannya.

"Apa?"

"Kamu sekarang udah dewasa ya, sudah banyak perubahannya sekarang"

"Ya emang udah dewasa, dipikir terus terusan bocah" Elora meilirik sinis.

"Maafin abang, abang banyak salahnya ke kamu El" Elora menghangat, namun dirinya tak akan luluh sekarang.

"Kenapa baru minta maaf sekarang? Terus kemarin kemarin abang kemana?" Elora melontarakan pertanyaan secara berturut turut.

"Abang ga kemana mana, selalu ada di sisi Elora. Elora kemarin yang abang kenal beda sama Elora yang sekarang abang kenal. Jauh lebih bersahabat" Elora memicingkan matanya, seloah ia tak mengerti apa yang Jarvis katakan.

"Bersahabat gimana?"

"Elora sebagai El yang dari dulu abang kenal adalah perempuan yang berani. Semenjak kejadian penculikan sepuluh tahun lalu, El yang abang kenal berubah. Bahkan abang aja gabisa panggil nama El, abang panggilnya Elora, bukan El.

Never and EverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang