BAB 12 Good Night

330 22 2
                                    

Sedari tadi perasaan kesal terus menyelimuti hati Alicia, bagaimana tidak? Zeno bersikeras tidak ingin pulang meski sudah di usir dengan berbagai macam hal. Sebenarnya isi otak Zeno itu apa?

"Pulang gih!" Suruh Alicia untuk yang kesekian kalinya.

Zeno menoleh sambil tersenyum ke arah Alicia, sebelah alisnya terangkat. Sebuah tawa kecil terdengar dari mulut Zeno.

"Kenapa lo ketawa? Apanya yang lucu?" Tanya Alicia merasa kesal akan tingkah aneh Zeno.

"Enggak, gue cuma heran aja segitunya lo nggak mau gue ada di sini sampai ngusir gue terus?"

"Siapa yang ngusir? Gue cuma nyuruh lo pergi bukannya ngusir lo!"

Zeno sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Alicia, sedangkan Alicia tidak bisa melakukan apapun. Karena apa? Tentu saja karena gadis itu berada di atas brankar dan tangannya pun diinfus.

Tatapan mata mereka bertemu untuk waktu yang cukup lama, dalam? Mungkin iya, ada sesuatu yang coba Zeno Selami dalam tatapan Alicia.

"Sayang, nyuruh pergi sama ngusir itu gue rasa sama artinya. So, jangan paksa gue buat bertindak lebih jauh Cia," ucap Zeno berbisik pelan dengan matanya yang tak sedikitpun lepas dari Alicia.

Ceklek,,,

"Cia, Bun...eh?!"

Alicia langsung menoleh ke arah Aurel yang menatap Alicia dan Zeno dengan aneh dari ambang pintu. Sedangkan Zeno malah tersenyum tipis dari tempatnya duduk.

"Cia, dia siapa?" Tanya Aurel sedikit terkejut.

"Oh, dia---"

"Saya pacarnya Cia tante!" Pangkas Zeno menyela ucapan Alicia.

Sialan! Lihatlah wajah Zeno yang sedang tersenyum ke arahnya itu. Ingin rasanya Alicia mencakar wajah menyebalkan pemuda itu hingga tak berbentuk.

"Oh, pacarnya Cia ternyata! Aduh, tente kira siapa," lega Aurel.

Dalam hatinya Alicia tidak henti-hentinya mengumpati Zeno. Manusia satu ini benar-benar membuat Alicia kesal setengah mati. Bolehkah Alicia memasukkan Zeno ke dalam karung dan membuangnya ke laut?

"Orang tua kamu nggak marah kamu dateng ke sini malem-malem?" Lanjut Aurel bertanya.

Hening, tak ada sahutan dari Zeno atas pertanyaan yang Aurel layangkan. Raut wajah pemuda itu juga berubah, sorot matanya? Jangan tanya bahkan Alicia bisa menafsirkan apa arti sorot mata itu.

"Nggak tante, mereka lagi sibuk di luar negeri ngurusin bisnis!" Jawab Zeno tersenyum simpul.

Benar juga, setelah Alicia ingat-ingat lagi dia belum pernah bertemu dengan orang tua Zeno. Baik itu ayah atau ibunya, Alicia hanya pernah melihat foto ibunya Zeno itupun sekilas.

Drek,

"Kalau begitu saya permisi ya tante," pamit Zeno beranjak dari duduknya.

"Iya, hati-hati dijalan ya Zeno! Jangan ngebut!" Nasihat Aurel.

Zeno mengangguk paham, kemudian pemuda itu menyentuh kepala Alicia dan mengajaknya pelan.

"Gue pamit pulang dulu ya yang! Jaga diri, jangan lupa makan sama minum obat!" Ucap Zeno penuh perhatian.

Tapi sayang, perhatian Zeno hanya dibalas oleh Alicia dengan mengalihkan pandangannya dari Zeno. Zeno hanya bisa tersenyum miris, sebegitu benci kah Alicia pada dirinya?

Sebenarnya Zeno juga bingung, apa salah Zeno pada Alicia hingga gadis itu bersikap begini? Apakah karena kejadian Eric? Masa iya hanya karena kejadian kecil itu, rasanya tidak mungkin.

"Cepet sembuh Cia, jangan lama-lama sakitnya!"

Setelah Zeno pergi, Aurel duduk di kursi dan memperhatikan ekspresi anak gadisnya itu.

"Kamu kenapa Cia? Kamu nggak seneng di jengukin pacar kamu?" Tanya Aurel lembut.

"Nggak kok Bun! Cia seneng Zeno dateng ke sini," jawab Alicia berkilah.

"Terus kenapa muka kamu begitu?" Tanya Aurel lagi.

"Cia cuma nggak suka sama sikap Zeno yang berlebihan Bun! Bunda liat sendiri kan sikapnya Zeno? Dia itu over perhatian sama Cia dan itu bikin Cia nggak nyaman!" Jelas Alicia dengan alasan yang mungkin masuk akal bagi Aurel.

Hanya Alicia yang tau apa alasan sebenarnya dia meninggalkan Zeno dan begitu membencinya. Jika Alicia katakan, apa tidak akan dibilang gila? Mana ada orang yang akan percaya kalau Alicia katakan jika dirinya mengulang waktu.

"Nggak boleh gitu Cia, Zeno perhatian karena dia sayang sama kamu! Nggak sopan kalau kamu bersikap begitu sama Zeno, dia bisa tersinggung loh!" Nasihat Aurel.

"Iya Bun, iya! Cia paham kok, nanti kalau Zeno dateng ke sini Cia nggak akan gitu lagi!" Final Alicia.

"Gitu dong, udah sekarang tidur!" Titah Aurel.

Setelah Alicia terlelap, Aurel ikut tertidur dengan tangannya terus menggenggam erat tangan Alicia.

"Good night Cia," ucap seorang pria berjaket hitam dari balik pintu rawat kamar Alicia.

The Wrong ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang