BAB 6 Cia Sayang Bunda

355 23 0
                                    

Hallo guys, maaf ya kalo penulisan rumus unsur kimianya di atas, soalnya aku ngetik di hp,ya kalian tau lah gimana. Keyboard di hp itu sistemnya terbatas. Kecuali buat hp yang canggih aja, jadi mohon dimaklumi, jangan hujat atau gimana-gimana. Sebelum kalian baca dan nemuin kesalahan dalam penulisan unsur kimianya udah aku jelasin di sini ya. Sekian aja yang mau aku sampaikan, selamat membaca!



*******


    Akhirnya Alicia dapat bernafas lega karena sekarang dirinya sudah sampai rumah tanpa gangguan dari Zeno lagi.

"Cia, kamu kenapa? Kok keringetan gitu?" Tanya bunda Alicia.

"Em...itu bun, Alicia abis lari ke sini soalnya udah nggak sabar mau makan masakan bunda!" Kilah Alicia.

"Oh, bunda kirain kenapa, ayo masuk! Bunda udah masakin makanan kesukaan kamu sama Tasya!" Titah Aurel mengajak anak kesayangannya itu.

    Alicia masuk ke dalam mengikuti langkah sang bunda dengan antusias, namun tak ia pungkiri kalau jantungnya berdegup tak karuan. Alasannya? Tentu saja Zeno, Alicia takut kalau pemuda tidak waras itu malah mengikutinya.

"Kenapa liat ke belakang terus Cia?" Heran Aurel.

"E...enggak apa-apa kok Bun, Cia cuma lagi pengen liat ke belakang aja!" Dusta Alicia.

    Aurel menarik nafas akan kelakuan aneh Alicia, baru saja pulang sekolah tapi putrinya itu malah terlihat seperti orang yang sedang di uber-uber penjahat.

.

.

.

    Suasana di kamar Alicia tampak sepi, seakan seperti ada yang kurang tapi apa? Alicia duduk pinggir kasur untuk membaca beberapa buku, tapi masih saja ada yang janggal di dalam kamarnya dan hal itu membuat perasaan Alicia tak karuan.

"Ishh! Gue kenapa sih? Kayak ada yang salah, tapi apa?!" Raung Alicia frustasi.

"Oy, jangan berisik anjir! Gue lagi belajar buat ulangan kimia besok nih!" Kesal Tasya.

    Ahhh! Pantas saja Alicia merasa ada yang kurang, ternyata hal itu adalah ocehan dari Tasya yang biasanya selalu berisik dan banyak tanya.

"Tumben lo belajar, lagi kesambet apaan?" Ledek Alicia menghampiri Tasya yang sedang barada di meja belajar.

"Kalo bukan karena nyokap yang nyuruh gue juga nggak akan mau kali belajar, tapi gue..."

    Tasya menggantungkan kalimatnya, ekspresi gadis itu tiba-tiba berubah. Alicia jarang melihat sepupunya Tasya yang cerewet jadi seperti ini.

"Tapi apa?"

"Nyokap tadi telepon, katanya dia kepengen banget liat nilai ulangan gue bagus-bagus. Kalau enggak di semua mata pelajaran, seenggaknya di mata pelajaran yang paling nyokap suka gue mau dapet nilai yang bagus!" Jelas Tasya sedikit lirih.

    Alicia terdiam, dirinya jarang melihat Tasya begitu ingin menunaikan sesuatu hingga seperti ini. Alicia memang tidak tau bagaimana perasaan Tasya saat ini, tapi Alicia ingin membantu Tasya belajar.

    Apalagi mamanya Tasya, yaitu Marina sedang berada di rumah sakit karena gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah 2 hari lagi.

"Emangnya tante Marina suka mapel apa?"

"Kimia,"

"Pantesan, sini, gue bakalan bantu lo belajar! Gue gini-gini jago kalo soal kimia mah!" Tawar Alicia.

"Beneran?" Tanya Tasya tak percaya.

"Iya, udah ayok ke bawah, kita belajar sama-sama!" Ajak Alicia bersemangat.

The Wrong ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang