Sudah satu minggu jisoo tinggal di apartemen, menjalani kehidupan pernikahan yang di idam idamkan oleh banyak orang, apalagi mendapat pasangan hidup yang termasuk dalam tipe nya. Siapa yang tidak bersyukur dalam hal itu.
Dalam seminggu ini jisoo sudah tahu beberapa kebiasaan taehyung. Terkadang lelaki itu sering asal menaruh barang ketika pulang kerja, dan akan pusing sendiri jika di pagi hari mencari barang yang di taruh asal nya semalam.
Jisoo tidak lagi bekerja di sebuah kantor karna sudah resign sebelum menikah atas perintah sang ayah.
Kini, lelaki itu sedang membawanya jalan jalan malam setelah berbelanja bahan makanan di supermarket.
Jisoo duduk di sebuah kafe yang dekat dengan jendela menunggu taehyung membawakan pesanan nya.
Jisoo menoleh ketika taehyung menaruh nampan berisi beberapa cake dan juga dua minuman dengan rasa yang berbeda.
"Kita jarang menghabiskan waktu berdua. Aku akan berusaha membagi waktu ku nanti." Ujar taehyung duduk di samping jisoo.
"Tidak perlu, jika kau sibuk aku tidak keberatan."
"Ayah menawarkan honeymoon ke paris. Kau mau menerima nya?"
Jisoo yang sedang meminum minuman nya terdiam. Honeymoon?
Respon jisoo yang berbeda membuat senyum taehyung luntur. Sekira nya jisoo akan senang atau mungkin akan meloncat kegirangan, tapi sayangnya respon nya kini tidak sesuai yanga taehyung harapkan.
"A-apa harus honeymoon?"
"Kau tidak suka?"
"Bukan, bukan begitu. Tapi.. ini ke paris. Bukankah kau sulit membagi waktu?"
Jisoo berusaha mencari celah, agar taehyung bisa menolak itu. Memang semua tergantung keputusan jisoo, tapi terlihat harapan bahwa taehyung ingin honeymoon itu.
"Ya, tapi aku bisa bekerja sampai lembur beberapa hari sebelum berangkat ke paris."
"Bagaimana jika kau sakit karna terlalu banyak lembur? Ini juga tergantung kesehatan mu."
"Kau tidak mau?" Ujar taehyung yang mengetahui gelagat jisoo yang langsung membuat perempuan itu terdiam.
"Tidak apa apa, aku bisa bilang pada ayah jika aku menolak." Lanjutnya, terdengar nada kecewa dari ucapan lelaki itu.
Jangankan untuk honeymoon, taehyung mendapatkan hak nya sebagai suami saja belum jisoo lakukan karna dirinya tidak mau. Jisoo ingatkan pada posisinya yang hanya menjadi peran sooya yang sementara, selagi menunggu kakak nya kembali.
"Maaf, aku belum siap." Jisoo mengenggam jemari kekar itu. Taehyung balas hanya dengan senyuman sekilas setelah akhirnya memakan cake nya lagi dengan perasaan campur aduk.
"Kita di jodohkan, aku tahu peran mu hanyalah sebagai tanggung jawab."
"Kata siapa? Aku perhatian pada mu bukan hanya karna tanggung jawab sooya, tapi juga karna aku menyukai mu. Aku juga sedang berusaha mencintai mu."
Masih menjadi misteri, kenapa sooya menolak lelaki sebaik taehyung.
Bahkan selalu ada rasa bersalah jisoo membohongi taehyung.
"Aku tahu, kau belum siap karna bagi mu kita belum cukup mengenal satu sama lain dan juga karna perjodohan."
Jisoo diam, diam karna tidak bisa menjawab. Ingin bibir berkata jujur bahwa sebenarnya jisoo belum siap karna dirinya bukan lah sooya.
"Ji--sooya!"
Sapaan seseorang yang hampir saja keceplosan itu membuat keduanya menoleh. Jennie datang di tengah perdebatan kecil suami istri itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You For You
Teen FictionTentang jisoo yang terpaksa menggantikan kakak nya yang kabur tanpa alasan. Menjadi sebagai sooya dalam sebuah perjodohan dengan taehyung anak teman bisnis ayah jisoo. Mampukah jisoo mempertahankan sandirwara dan peran nya sebagai sooya dalam waktu...