Bab 13

618 142 35
                                    

Taehyung mengambil obat sambil membawa segelas air putih. Berjalan pelan menuju ruang tamu yang sialnya tidak ada jisoo. Hanya ada jay yang sedang bermain dengan mainan robotnya.

"Kau melihat jisoo noona?"

Jay menoleh "Ke sana." Tunjuk jay ke lantai atas.

Taehyung lantas langsung berjalan ke lantai atas. Di lantai atas ada 3 kamar, satu kamar jay, jisoo dan yang terakhir sooya.

Saat terakhir taehyung masuk ke kamar yang paling pojok, taehyung melihat jisoo yang sedang duduk di pinggir ranjang sambil memeluk bingkai foto dengan memejamkan mata nya. Masih teringat isakan tangis nya.

Taehyung menghela nafasnya dan duduk di samping jisoo.

"Masih merasa belum tenang?"

Jisoo menggeleng.

Taehyung merebut bingkai di tangan jisoo. Foto jisoo dan sooya saat kelulusan sooya di harvard.

"Ada yang berbeda." Ujar taehyung membuat jisoo menoleh mendengar perkataan lelaki itu.

"Apa ini dirimu?" Taehyung menunjuk perempuan yang memakai dress biru muda. Jisoo mengganguk, karna itu memang dirinya.

Taehyung langsung menutup mulutnya berlagak seperti histeris sudah seperti mengetahui sebuah fakta yang tersembunyi.

"Kenapa cantik sekali."

"Aww awww aww!! Maaf maaf." Kekeh nya ketika jisoo mencubit pinggang nya.

"Itu tidak lucu!" Kesal nya.

Taehyung mengganguk anggukan kepalanya "Ya ya ya, itu memang tidak lucu. Bisa minum obat mu lebih dulu? Nanti kau bisa menangis lagi." Taehyung kini mengulurkan obat dan minum nya setelah tadi di taruh lebih dulu di meja nakas.

Jisoo mengambil nya dan meminum nya sesuai yang di perintahkan taehyung.

"Kenapa kau tidak pulang?"

Taehyung menggeleng "Menemani mu."

Jisoo sudah melakukan kesalahan fatal, tapi anehnya tidak ada rasa dendam ataupun benci pada diri taehyung. Tentang pertengkaran kemaren sudah seperti tidak ada lagi karna sebuah duka yang mendalam. Meski dalam keadaan berduka di tinggal pergi sang kakak, tapi taehyung selalu berada di samping jisoo, menjaga agar wanita itu tetap baik baik saja.

Taehyung menggeser duduknya agar lebih dekat dengan jisoo dan mendorong sedikit kepala jisoo hingga akhirnya bersandar pada dada taehyung.

"Dalam keadaan apapun aku bisa menemani mu." Ujar nya sambil mengusap pelan punggung jisoo.

Jisoo menggeleng "Kesalahan ku tidak mudah di maafkan."

"Aku memaafkan. Kesalahan mu yang tidak bisa ku maafkan adalah meninggalkan ku."

"Bagaimana dengan ibu dan ayah mu? Mereka pasti tidak mau menerima ku lagi."

"Itu urusan ku, jisoo. Selama aku berpihak padamu, orang tua ku tidak akan bisa melakukan apapun."

Ini bukan keinginan jisoo, tapi keinginan taehyung ingin mempertahakan rumah tangga keduanya. Jisoo sudah ingin lepas tapi taehyung yang tidak mau. Lalu, apa lagi salah jisoo?

"Aku sudah tahu, aku sudah tahu sejak lama. Bahkan sebelum ibu mengatakan identitas mu yang sebenarnya." Ujar nya dengan nada pelan, namun tetap terdengar di telinga jisoo dengan jelas. Jisoo melepaskan rangkulan taehyung itu dan menatap lelaki itu dengan tanda tanya.

"Kau tahu aku adalah jisoo bukan sooya? Sejak kapan?"

"Kau ingat saat aku gelisah mencari ponsel ku yang ternyata ada di dapur?"

Thank You For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang