Bab 16

597 139 41
                                    

Jisoo jingkrak jingkrak kesenangan ketika taehyung mengabarkan bahwa keduanya akan mengunjungi rumah orang tua taehyung. Dan itu adalah keinginan ibu mertua nya.

"Ayo cepat sana, jika seperti ini kita tidak jadi pergi." Ujar taehyung pada jisoo yang masih di pelukan nya, tepat nya memeluk dalam gendongan, taehyung sudah seperti mengendong ala koala.

"Tidak mau, aku masih ingin seperti ini." Ujar jisoo menpererat pelukan nya di leher taehyung.

"Ini benar bukan, keinginan ibu?" Jisoo menghadapkan wajah nya pada taehyung, dan lelaki itu angguki dengan senang.

"Ya, ibu yang ingin bertemu dengan mu."

Taehyung sekilas langsung mengecup pelan bibir jisoo membuat wanita itu mengerjap pelan seperti blank untuk sesaat.

"Masih mau posisi seperti ini? Jika tidak mau, yasudah aku akan telfon ibu dan katakan bahwa kita tidak jadi pergi."

Taehyung sempat menarik nafas nya sejenak, ketika jisoo langsung melepaskan diri dari gendongan taehyung. Apakah wanita itu tidak merasa banyak nya bahaya dalam aktivitas nya apalagi posisi nya sedang mengandung.

"Ehh lupa." Jisoo yang tadinya sudah berlari ke arah kamar memilih berbalik dan mencium pipi taehyung.

"Terima kasih, ternyata memang benar, jika kau yang mengurus semuanya pasti akan baik baik saja. Jika begitu, aku akan percaya saja padamu."

Setelahnya jisoo pergi ke kamar untuk bersiap siap. Senyum taehyung langsung luntur mendengar ucapan jisoo. Taehyung tidak sebaik itu dalam menangani masalah, jisoo tidak tahu yang sebenarnya.

Dalam hati taehyung hanya mampu mengatakan maaf. Maaf, karna kini harus membohongi jisoo.



***



Jisoo datang ke rumah megah itu, bersama taehyung pastinya. Tidak di sangka, dirinya di sambut baik oleh mertua nya. Bahkan jisoo merasa, dirinya adalah orang yang paling bahagia kini.

"Berapa usia kandungan mu?" Tanya tae-joon melihat perut jisoo yang sudah buncit.

"5 bulan."

Tae-joon mengganguk anggukan kepala nya, seakan impian di depan mata, cukup sederhana sebenarnya keinginan tae-joon, hanya ingin memiliki cucu dari anak semata wayang nya.

Tae-joon tidak peduli dengan siapa pada akhirnya taehyung bersama, tapi yang terpenting si perempuan itu mampu menghasilkan keturunan. Dari tahu kasus tentang kebohongan keluarga Lee, tae-joon tidak begitu merasa marah, karna jelas mereka ingin mengambil keuntungan dalam bisnis ini. Setelah tahu bagaimana kondisi sooya, tae-joon merasa, taehyung menikah dengan jisoo adalah pilihan yang baik.

Tapi yang kini menjadi berbelit adalah su-ryeon, ingin taehyung berpisah dengan jisoo. Park Rose adalah model dalam majalah luar negri yang ternyata adalah warga negara ini, su-ryeon bertemu dengan rose saat Acara bisnis di salah satu agensi.

"Maaf, aku hanya bisa membawa ini." Ujar jisoo memberikan dua paperbag, berisi kue dan juga lilin pewangi ruangan kesukaan su-ryeon.

"Maaf, sebenarnya ibu tidak begitu suka cake karna itu terlalu banyak gula dan itu tidak bagus untuk kesehatan." Ujar su-ryeon dengan mudahnya yang mampu membuat jisoo menjadi sedikit canggung.

"Tapi tidak apa apa, terima kasih atas pemberian mu." Lanjutnya membuat jisoo mengangguk tidak enak.

Memang keduanya di undang untuk acara makan malam. Sangat sangat jarang keduanya di undang, terakhir saat jisoo masih sebagai sooya.

"Ada impian terpendam mu sebelum menikah dengan taehyung?" Tanya su-ryeon pada jisoo yang sedang memakan makanan nya.

Jisoo menggeleng "Aku hanya bekerja di sebuah perusahaan dulu. Tapi, ayah tiba tiba menyuruh untuk aku berhenti bekerja."

Thank You For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang