Bab 07

652 134 39
                                    

Dalam pembukaan malam ini semuanya berjalan lancar, kedua keluarga begitu akrab ketika bertemu kembali. Tidak hanya para keluarga, melainkan juga para teman bisnis ayah jisoo datang untuk acara yang penting ini.

Namun, bangku saat berkumpul sangat berbeda. Karna para keluarga dan tamu teman bisnis sudah di tempat kan di tempat yang berbeda agar para keluarga bisa mengobrol sedikit lebih privasi.

"Taehyung." Panggil jisoo ketika taehyung sedang berdiri agak jauh dari para tamu undangan setelah jisoo mencarinya.

Lelaki itu menoleh, taehyung tidak sendiri melainkan bersama adik tiri jisoo bernama jay yang sedang sesengukan sehabis menangis.

"Ada masalah? Kenapa jay menangis?"

"Tadi dia terjatuh karna ada tumpahan minuman di lantai. Aku sudah menyuruh petugas untuk membersihkan nya."

"Kau tidak apa apa? Mau noona antar pulang ke hotel?"

Jay menggeleng "Aku ingin pergi ke ibu."

Jisoo mengganguk membawa jay yang akhirnya di gendong oleh taehyung karna lutut anak itu memar.

Setelah memberikan nya pada soo-hee yang terlihat khawatir taehyung mendekatkan bibirnya pada telinga jisoo untuk membisikan sesuatu.

"Dimana adikmu yang bernama jisoo? Apa dia tidak datang?"

Jisoo langsung menoleh, menatap taehyung dengan gelisah. Kenapa tiba tiba lelaki itu menanyakan jisoo alias dirinya?

"Kenapa kau menanyakan nya." Ujar nya gugup.

"Tadi jay menyebut nama jisoo noona saat menangis di banding menyebut nama ayah atau ibu nya. Apa mereka sedekat itu?"

"A-aku tidak tahu. Jisoo sudah lama tidak datang."

Lelaki itu hanya mengganguk anggukan kepalanya, dalam hati bohong jika jisoo tidak gelisah. Sekiranya taehyung akan mengetahuinya dari jay, karna itu jisoo berusaha tidak membuat taehyung dekat dekat dengan jay kecuali ada dalam pantauan nya agar jay tidak mengatakan yang sebenarnya.

Setelah acara pidato pemilik cabang alias ayah jisoo, kini kedua keluarga itu makan di meja makan bundar yang besar. Berbagai hidangan tersaji di meja untuk di nikmati.

"Membuka cabang baru memang seperti awal pertama membangun perusahaan. Tapi tidak sesulit awal pertama itu." Ujar ayah taehyung.

"Hm, ada konsekuensi di setiap melangkah. Benar bukan."

"Ya, benar sekali."

"Nyonya soo-hee, kenapa jisoo tidak ikut hadir di acara ini? Bukankah ini acara penting?" Sahutan su-ryeon membuat wanita itu dan ayah jisoo saling pandang. Bahkan jisoo langsung menghentikan kunyahan nya ketika mendengar ucapan ibu mertua nya.

"Jisoo.. jisoo.. memang tidak biasa datang ke acara seperti ini." Ujar soo-hee meminum wine nya sedikit agar mengusir ketegangan pada dirinya.

"Ya, jisoo tidak begitu suka datang ke acara bisnis." Timpal joosuk.

"Untung saja taehyung menikah dengan sooya. Jika dengan putri kedua mu, pasti akan ada sedikit masalah karna dalam mendatangi acara keluarga saja dia tidak hadir."

Ucapan ayah taehyung memang sedikit pedas, padahal yang mereka bicarakan ada di sana. Tapi jisoo menahan dirinya agar tidak mempermalukan keluarga dan identitasnya terbongkar.

Bahkan di saat anaknya di ucapan dengan tidak pantas, joosuk hanya menanggapi nya dengan senyuman dan anggukan saja.

"Kau baik baik saja?"

Taehyung memegang punggung tangan jisoo yang berada di meja, ketika melihat gelagat wanita itu berbeda. Tatapan nya seperti tajam mengarah pada ayah taehyung, taehyung bukan si pembaca fikiran tapi dirinya tahu seperti apa tatapan jisoo menatap ayahnya, bahkan yang dirinya lihat tadi bukanlah sooya yang biasanya.

Thank You For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang