Bab 17

548 119 57
                                    

Jennie membuka dompet nya untuk mengambil kartu nya karna akan membayar pesanan nya, saat sudah memberikan kartu nya pada si kasir atensi nya melihat seseorang yang tidak asing.

Seperti nya kedua orang itu tidak menyadari jennie yang melihat jelas keduanya berjalan menuju ruangan lain di restaurant ini, tepat nya tempat VIP yang lebih privasi.

Jika masalah kerja jennie tidak akan menaruh curiga. Masalah kerja apa yang taehyung dan rose lakukan hingga harus bergandengan menuju ruang VIP?

"Nona. Nona."

"O-oh ya." Jennie tersadar dan mengambil segera kartu nya ketika transaksi sudah selesai.

Jennie memang sedang dalam pekerjaan ke sini, dirinya baru saja menemui salah satu seseorang yang menawarkan jennie untuk menjadi aktor. Kesempatan tidak boleh di sia siakan, karna itu impian nya, walaupun harus mengorbankan kebebasan nya.

Di lain tempat wajah taehyung sudah terlihat sangat tidak bersahabat, ibu nya tiba tiba mengadakan pertemuan di saat taehyung sedang sibuk sibuknya.

Rose tergolong cukup berani tiba tiba datang ke kantornya untuk berangkat bersama mengunjungi su-ryeon yang sudah menunggu di restaurant ruang VIP.

"Coba lihat baik baik, kalian cocok. Taehyung pengusaha, dan Rose model. Citra taehyung akan semakin bagus di mata orang orang jika memiliki pendamping seorang model papan atas."

Rose tersenyum senang mendengar nya "Terima kasih. Kapan kira kira aku dan taehyung bertunangan? Aku harus mengatur jadwal ku agar tidak sibuk saat beberapa hari akan tunangan."

Pandangan su-ryeon jatuh pada jari taehyung, dimana lelaki itu masih memakai cincin pernikahan nya dengan jisoo.

"Nanti ibu beri alamat nya untuk mencari cincin yang bagus untuk kalian."

"Aku sudah punya." Taehyung memperlihatkan jarinya dengan bangga nya.

"Itu seharusnya di lepas, nanti jika detik detik akan pertunangan sebaiknya cincin itu tidak berada di jari manis mu lagi."

Taehyung tidak membantah. Karna kenyataan nya si paling berkuasa adalah ayah dan ibu nya, taehyung membangun perusahaan nya sendiri tidak di ikut campuri oleh orang tua nya, itu hasil jeri payahnya yang dirinya bangun. Tapi, hanya dengan bantahan tidak mengikuti keinginan mereka, perusahaan nya lah yang jadi korban atas keegoisan mereka.

Taehyung bingung berada di posisi sekarang selain mengikuti titahan ibu nya. Entah bagaimana dirinya nanti menjelaskan nya pada jisoo. Semoga jisoo tidak kecewa padanya.

***

Jisoo berjalan dengan santai menuju sebuah sekolah taman kanak kanak. Dirinya memang bertugas untuk menjemput jay kini, sebelum nya sudah izin pada ibu tiri nya bahwa akan menjemput jay dan mengajak nya jalan jalan.

Terlihat seorang anak kecil baru keluar dari gerbang sekolah nya celingukan mencari seseorang yang di cari nya.

"Jay." Panggil jisoo. Si anak kecil itu menoleh lantas langsung tersenyum sumringah melihat noona nya datang ke sekolahan nya.

"Noona!!" Pekik nya lari pada jisoo dan langsung memeluk nya.

Jisoo untung nya mampu menyeimbangkan tubuhnya ketika jay langsung tiba tiba memeluk perut buncit nya.

"Noona, apa noona banyak makan? Kenapa perut noona besar?" Tanya nya polos sambil mengusap perut jisoo dengan wajah bertanya tanya.

Jisoo terkekeh mendengar nya dirinya bingung bagaimana cara mengatakan bahwa jisoo sedang mengandung.

"Mau pergi ke rumah noona?"

"Boleh?"

"Tentu saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank You For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang