Bab 04

538 124 38
                                    

Jisoo menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul 11 malam, bahkan jisoo sudah berusaha menjaga kantuknya, dirinya menonton tv, memainkan ponsel, hingga membaca buku. Tapi tetap saja rasa kantuk tetap ada karna sudah malam juga.

Sudah terhitung dua hari sikap taehyung begitu dingin padanya. Jisoo sulit untuk membujuk karna kedunya hanya akan bertemu di pagi hari saat sarapan, sedangkan malam nya taehyung pulang saat jisoo sudah tertidur pulas menunggu di ruang tamu, tapi jisoo selalu terbangun di kamar saat pagi mendatang.

Kenyataan nya rasa kantuk tidak lagi bisa di tahan, seperti malam malam sebelumnya. Jisoo akhirnya tidur di sofa karna terlalu lama menunggu taehyung.

Satu jam berlalu, suara pintu terbuka setelah di pencet tombol passowrd. Taehyung masuk ke dalam dan pemandangan sudah dua hari dirinya dapatkan lagi jisoo tertidur di sofa.

Taehyung menaruh tas nya di meja, duduk sejenak di lantai yang di alasi karpet itu. Menatap wajah jisoo yang sudah tertidur pulas. Terdengar sedikit kejam memang membiarkan jisoo menunggu nya hingga tengah malam, tapi bolehkah taehyung kecewa?

Walau begitu taehyung tetap mengendong badan jisoo ala bridal style ke kamar setelahnya taehyung membersihkan dirinya dan pergi ke meja makan untuk memakan makanan yang sudah di masak jisoo. Memang sudah dingin, tapi ini bentuk menghargai, bagaimana susahnya gadis itu sudah memasak dan akhirnya hingga masakan nya dingin karna terlalu lama menunggu taehyung.

Taehyung yang sedang makan mendengar satu notifikasi dari ponselnya membuatnya membuka ponselnya sejenak di sela sela makan nya.

Ibu
Apa sooya sakit? Ibu melihat nya beberapa hari kemarin di rumah sakit

***

"Tidak tahu lisaaa, tapi dia terus saja mendiamkan ku. Bagaimana bisa itu tidak menganggu fikiran ku." Frustasi jisoo menguling gulingkan badan nya ke kasur lisa.

Lisa yang sedang memakai sheet mask nya menoleh jengah. Dirinya baru pulang kerja, dan bisa bisanya harus di suguhkan dengan teman nya yang sudah menunggu di depan pintu apart nya.

Kini hari sudah menjelang malam, tapi jisoo tidak ada niatan untuk pulang. Gadis itu banyak curhat tentang masalah rumah tangga nya dengan taehyung.

Kenapa yang sudah menikah sering curhat pada teman nya yang belum menikah?

Dan itu membuat lisa pusing sendiri, padahal saat perjalanan pulang lisa sudah membayangkan jam santai nya setelah seharian berada di kantor.

"Coba kau ajak bicara, tanya kesukaan nya, dan apa yang di mau nya." Ujar lisa yang duduk di bangku meja rias nya sambil membenarkan sedikit sheet mask nya.

"Sudahh! Aku sudah bertanya saat sarapan pagi. Meminta rekomendasi dia ingin di masak apa, atau pergi mengunjungi ibu nya, lalu aku bertanya makanan kesukaan nya. Tapi yang di jawabnya singkattt, sangat singkatt! Aku bingung bagaimana mengembalikan sifat humoris lelaki itu."

Lisa memutar duduknya, yang sedari tadi berkaca kini menatap jisoo yang masih tiduran dengan nyaman nya di kasur lisa.

"Sebenarnya singkat saja membuat lelaki kembali perhatian."

"Bagaimana?!" Tanya jisoo mengangkat wajahnya.

"Biasanya tinggal di beri hak nya sebagai suami. Aku pernah mendengar nya dari kakak ku yang sudah menikah."

"Sialan! Tidak ada cara lain?!" Amuk jisoo kesal yang langsung terduduk.

"Cara lain apa? Kau yang sudah banyak bertanya saja tidak menghasilkan apapun."

"Tapi tidak hak nya juga lisaaa." Nada nya terdengar frustasi.

Lisa menghela nafasnya menatap jisoo jengah "Apa yang kau takutkan? Itu lumrah, lagi pula kau dan taehyung sudah menikah. Bukan hal sulit taehyung mendapatkan hak nya sebagai suami."

Thank You For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang