BTFM 16 Flashback [Kehidupan Setelah Menikah P4]

33 2 0
                                    

Ceritanya Flasback

"Kenapa kalian lama sekali?" tanya Aeri dengan nada manis. "Aku sudah menyiapkan makan malam."

Mark dan Sungchan saling bertukar pandang sebelum mereka menjawab, mencoba menutupi kekhawatiran di balik senyum mereka.

"Maaf, Aeri, kami hanya terjebak di lalu lintas," jawab Mark sambil meletakkan jaketnya. Ia mencoba terdengar setenang mungkin, meski dalam hatinya masih terguncang oleh kejadian di kafe tadi.

Sungchan hanya mengangguk setuju, menunduk sedikit agar Aeri tidak bisa melihat ekspresi wajahnya yang penuh keraguan. "Iya, jalanan macet sekali tadi," tambahnya dengan nada yang datar.

Aeri memandangi keduanya dengan tatapan penuh selidik, seolah mencari tahu apakah ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Namun, dia memutuskan untuk tidak menekan lebih jauh. "Baiklah, bersihkan badan kalian dulu. Eomma sedang melakukan panggilan video dengan teman-temannya." katanya sambil tersenyum.

Kakak adik itu melesat ke kamar masing-masing dan segera mandi. Tapi Mark sendiri dikejutkan Aeri yang tiba-tiba masuk kamar.

"Kamcagiya!" Mark yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut. Otomatis menutupi kedua dada nya yang telanjang. Ia hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya.

"Ahh Mark mianhe, aaa eumm ini aku hanya ingin menanyakan kado untuk eomma. Kau tidak lupa kan Mark?"
Aeri terbata. Bagaimana tidak? Suaminya sangat tampan sekali. Apalagi rambut basahnya dan uhh dada bidang nya dengan 6 kotak di perutnya. 

Mark yang masih dalam keadaan terkejut, segera meraih baju di dekatnya untuk menutupi tubuhnya. "A-Aeri, kau bisa mengetuk pintu dulu, kau tahu!" ujarnya, mencoba menyembunyikan rasa malunya meski wajahnya sedikit memerah.

Aeri, yang kini juga merasa canggung karena tindakannya tadi, menundukkan kepala sambil menggigit bibirnya. "Mian, Mark. Aku tidak bermaksud membuatmu terkejut," jawabnya dengan nada rendah, masih terpana oleh penampilan Mark yang tak terduga itu.

Mark mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya, "Tidak apa-apa, Aeri. Hanya saja lain kali ketuk pintu dulu ya? Maaf aku masih belum terbiasa dengan pernikahan ini."

Aeri mengangguk cepat, ada perasaan yang mengganjal tapi segera mungkin ia singkirkan. "Jadi... bagaimana dengan kado untuk eomma? Kau sudah menyiapkannya, kan?" Masih merasa sedikit malu.

Mark tertawa kecil, berusaha meredakan ketegangan di antara mereka. "Tentu saja, aku tidak akan melupakan itu. Kado untuk eomma sudah siap, tinggal kita berikan nanti setelah makan malam."

Aeri menghembuskan napas lega, "Syukurlah, aku khawatir kau terlalu sibuk dan melupakannya." Ia kemudian tersenyum, merasa lega mengetahui bahwa semuanya masih berjalan sesuai rencana.

Mark, yang mulai merasa suasana kembali normal, menggoda Aeri dengan nada menggoda, "Kau khawatir tentang kado atau khawatir karena aku terlihat terlalu keren tadi?"

Aeri langsung memerah, mencoba menutupi rasa malunya dengan melipat kedua tangan di dada. "Yah, aku hanya ingin memastikan semuanya berjalan lancar," ujarnya defensif.

Mark tertawa lagi, kali ini lebih lepas. "Tenang saja, Aeri. Aku janji, malam ini akan menjadi momen yang tak terlupakan untuk eomma."

Aeri tersenyum malu-malu sebelum akhirnya berkata, "Baiklah, kalau begitu aku akan keluar dan membiarkanmu berpakaian. Jangan lama-lama, ya."

"Ne, aku akan segera menyusul," jawab Mark dengan anggukan.

Saat Aeri keluar dari kamar, ia menutup pintu dengan lembut dan menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang masih berdegup kencang. Sementara itu, Mark berdiri sejenak di tempatnya, tersenyum sendiri sebelum melanjutkan untuk berpakaian.

BE THERE FOR ME [ MARK LEE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang