TIDAKK!!"
"Kenapa kau ingin bercerai dengan Mark, Aeri? Bukankah kau begitu mencintai Mark?" Yoona dikejutkan oleh sang menantu yang tiba-tiba datang tanpa Mark.
Aeri menghela nafas sebentar, "eomma, itu dulu."
"Apa Mark berbuat sesuatu kepada mu? Ayo katakan pada eomma, eomma akan memberi pelajaran pada anak nakal itu?!" Sungut Yoona.
Aeri menggeleng, sedikit senyumnya terukir melihat respon sang mertua. Sebenarnya Aeri juga tidak menginginkan perceraian ini sepenuhnya. Namun, ia sudah cukup membuat hidup Mark terganggu. Lagipula ada ginjal nya dalam tubuh Mark.
"Aniyaa eomma, Aeri sendiri yang ingin." Jelasnya secara singkat.
"Tetap saja eomma tidak setuju. Apa-apaan kau ini Aeri!?"
Meraih pundah wanita setengah baya itu, Aeri kemudian memeluknya dengan hangat. "Eomma Aeri mohon kali ini. Boleh ya?"
Yoona sangat sangat tidak setuju. Baiklah, disini memang ia tahu perjodohan itu adalah ide bodohnya, karena mengetahui juga bahwa Aeri begitu mencintai Mark saat itu. Yoona akui salah, ia tidak berpikir panjang saat itu. Ia hanta berharap Mark bisa membalas budi atas apa yang telah Aeri korbankan.
Yoona yang sedari tadi menahan tangis dan amarahnya, hingga melamun sampai tidak sadar dengan gelagat Aeri di pelukannya.
Aghh
Aeri tiba-tiba saja merasakan kram yang begitu hebat di perutnya. Tangan kirinya meremas kuat perut nya. Sungguh, ia kira ia tidak akan merasakan hal ini kembali setelah sekian lama.
Ku mohon Ya Tuhan, jangan sekarang
Ahh sakitt sekalii
Eughh
Yoona tersadar daei lamunannya akibat lenguhan keras sang menantu. "Apa yanv terjadi sayang?" Yoona kalut, ia panik terlambat menyadari Aeri yang kini meringkuk kesakitan.
"Eomma ss sakitt..."
"Ssakit sekalii perut Aeri... aghh eomma.."
Kalangkabut, Yoona langsung memapah Aeri keluar apartementnya dna membawa sang menantu ke rumah sakit. Sebelumnya ia telah memberikabar pada Mark dan orang tua Aeri tentunya.
"Bertahanlah sebentar menantu ku."
Yoona menancap pedal gas dengan kecepatan diatas rata-rata. Persetan dengan banyak orang yang merasa terganggu dengan cara nya membawa mobil. Yang terpenting sekarang adalah keselamatan Aeri.
---
Mark tiba di rumah sakit dengan wajah penuh kekhawatiran. Melihat ibunya, Yoona, duduk cemas bersama Siwon dan Krystal, mertuanya, membuat hati Mark semakin tidak tenang. Ia baru saja meeting di agensi, tiba-tiba saja dapat kabar dari ibu nya jika Aeri dilarikan ke rumah sakit.
"EOMMAA!!!"
Teriak Mark melihat sang ibu, duduk cemas dan sudah ada ibu dan ayah Aeri.
"Eomma appa... bagaimana keadaan Aeri?"
"Eomma, bagaimana keadaan Aeri?" tanya Mark lagi dengan suara bergetar.
Yoona menoleh, matanya penuh dengan air mata yang tertahan. "Mark, Aeri masih di ruang operasi. Kondisinya kritis, dokter bilang pendarahan terjadi karena komplikasi dari lupusnya."
Siwon, ayah Aeri, menepuk bahu Mark. "Mark, kami tahu ini berat. Kami juga khawatir, tapi Aeri gadis yang kuat. Kita harus percaya bahwa dia bisa melewati ini."
Krystal, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara dengan suara lemah. "Mark, eomma tau hubungan kalian bagaimana. Tapi eomma mohon, jangan pernah sakiti Aeri, jangan pernah membuatnya kecewa. Jika kau memang belum bisa menerima pernikahan kalian, bicarakan baik-baik. Satu hal yang harus kau tau Mark, Aeri begitu menyukai mu sejak dulu. Kau selalu dianggap penolongnya, kau malaikatnya, dan kau adalah belahan jiwa nya.
Selama ini eomma diam bukan berarti eomma tidak tau bagaimana rumah tangga kalian. Eomma tidak ingin terlalu ikut campur, eomma hanya ingin kalian dewasa untuk menyikapi nya. Kau juga pasti sudah tau bukan perihal pendonor ginjal mu? Aku saat itu sangat tidak setuju, bagaimana bisa anak remaja yang belum merasakan apa-apa tiba-tiba memohon pada kami untuk mendonorkan ginjal nya. Eomma marah Mark, tapi Aeri tetap memaksa kami mengijinkan nya.
Sekarang lihat lah istri mu, dia terbaring disana. Kau tidak tau menyeluruh bagaimana perasaan nya ketika hidup bersama mu. Dia sangat bahagia setelah hari dimana kalian mengucap janji suci. Namun, perlahan ia sadar jika rasa nya tidak baik untuk dilanjutkan. Betapa sedihnya saat itu Aeri, hingga ia berpura-pura membenci mu Mark agar ia bisa dekat san berbincang dengan mu.
Eomma juga sudah tau perihal perceraian kalian. Eomma mohon Mark, jangan sakiti Aeri lebih dalam. Jika kau tidak mencintai nya, tolong lepaskan. Jika kau mencintai nya, buktikan lah, jangan hanya mengucap saja."
Air mata Krystal tidak bisa tidak jatuh deras. Ini kali pertama dirinya rapuh dihadapan Mark, terutama. Dirinya yang dikenal dengan sosok ceria tapi sedikit galak, ternyata ikut memendam bagaimana sakitnya menjadi sang anak.
Mark menatap Krystal, merasa tidak ensk, menyesal, khawatir menjadi satu. "Aku tahu, eomoni tapi aku... aku hanya masih menata perasaan ku. Aku akan belajar mencintainya lebih dari apapun."
Entah kalimat yang baru saja Mark katakan itu adalah fakta atau omongan belaka saja. Mark kalut dengan kekhawatirannya.
Seketika itu juga, pintu ruang operasi terbuka, dan seorang dokter keluar dengan wajah serius. "Keluarga Aeri?"
Mark, Yoona, Siwon, dan Krystal segera mendekati dokter. "Dokter Jung, bagaimana keadaan Aeri?" tanya Mark dengan cemas.
Dokter Jung menghela napas sebelum menjawab. "Kami sudah berhasil menghentikan pendarahannya, namun kondisinya masih sangat kritis. Lupusnya memperburuk situasi, dan kita harus memantau perkembangan selama 24 jam ke depan dengan sangat hati-hati."
Mendengar itu, Mark merasakan dadanya semakin sesak. Tapi dia berusaha tetap tegar untuk Aeri. "Bolehkah aku melihatnya, dok?"
Dokter mengangguk. "Silakan, tapi tolong tetap tenang. Aeri masih sangat lemah."
Mark berjalan ke ruang perawatan intensif, diikuti oleh Yoona, Siwon, dan Krystal. Di sana, dia melihat Aeri terbaring dengan selang infus dan monitor yang mengelilinginya. Hatinya terasa hancur melihat wanita yang sangat dicintainya terbaring tak berdaya seperti itu.
"Aeri, aku di sini," bisik Mark sambil memegang tangan Aeri yang terasa dingin. "Kumohon, bertahanlah. Aku tidak bisa kehilanganmu. Kita akan melewati semua ini bersama, apa pun yang terjadi. Maafkan aku. Ayo kita mulai dari awal."
Yoona, Siwon, dan Krystal berdiri di belakang Mark, memberikan dukungan tanpa kata-kata, berharap dan berdoa agar Aeri dapat melewati masa kritis ini.
---
Guyss aku ngerasa banget konflik nya kurang greget, kurang banyak dan kurang kuat. Dan jalan menuju ke ending tuh datar, kurang atraksi. But, aku udahh pengen banget nyelesaiin ini. Hhhhhuuuu, next chapter deh yaaa akuu bakal kasih extra partt konflik yang all out gimana rumah tangga Aeri sama Mark 😭🤏🏻
mau ngebuttt 😶🌫️