BTFM 07

80 7 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Suara kicauan burung bersahutan di luar sana, sama sekali tidak membangunkan dua insan yang masih terlelap dalam alam mimpi nya. Sinar matahari yang masuk tanpa permisi pun tidak ada fungsinya saat ini. Mereka malah semakin mengeratkan tubuh sama lain. Tangan besar yang melintang di perut sang wanita. Dan sang wanita yang tidur di bisep lengan atas sang suami.

Ngghh

Keduanya sama-sama menggeliat, tidurnya terusik ketika sebuah alarm bergema keras yang berasal dari ponsel entah milik siapa. Sang wanita yang membuka matanya terlebih dahulu, menetralkan rasa kantuk bangun tidur nya untuk melihat dunia.

Aeri memelototkan matanya tajam ketika merasakan sebuah tangan melingkar erat di perutnya, "YA MARKKK SIALAN!!! APA YANG KAU LAKUKAN?"

Bughhh

"Sialan ya Lee Aeri. Apa yang kau lakukan?!"

Sungguh Mark sedang enak-enaknya dengan alam mimpi nya. Tiba-tiba serasa terjadi gempa bumi, tubuhnya tergoncang yang mengakibatkan dirinya terjatuh di lantai.

Mark menatap Aeri aneh, kenapa gadis itu? Seperti sedang kesetanan.

"Kenapa kau memeluk ku?"

"Apa? Aku tidak!"

"Kau sengaja bukan?"

"Percaya diri mu terlalu tinggi. Aku tidak mungkin melakukan itu!"

Jika ini di rumah Yoona ataupun Krystal, mereka sudah membangunkan singa betina yang akan meraung sewaktu-waktu mendengar perdebatan mereka di pagi hari. Untungnya tidak, ini di apartemen.

Mendelik tajam, Aeri menatap kesal Mark. "Kau mencari kesempatan dalam kesempitan!" Tuduhnya

"Terserah mau mengatakan apa. Mana mungkin aku memeluk mu. Bermimpi saja sana!" Ucap Mark kemudian bangun, melemparkan selimut putih tebal itu ke arah Aeri. Kemudian bergegas ke kamar mandi.

Mark kesal!?

Oh tentu tidak. Ini adalah pagi hari dimana pertama kali Mark melakukan hal intens yang ia lakukan secara sadar. CATAT YA SADAR.

Entah mengapa setelah pembicaraan nya dengan sang ibu saat itu, membuat nya hatinya sedikit terbuka? Apa dia hanya kasihan dan untuk berbalas budi? Ah Mark tidak tau, yang ia tau hatinya bergerak untuk Aeri.

"Kalau semalam aku bisa memeluknya, nanti malam apakah aku bisa—?"

Tolong hentikan Mark yang sepertinya sudah diambang batas kewajaran nya.

Mark menyelesaikan mandi nya, berganti kemudian ke dapur. Hari ini tidak ada latihan, mungkin hanya meeting online dengan zoom untuk mengulas kegiatan.

Disana Mark menemukan Aeri yang sedang fokus memasak. Rambutnya yang digulung ke atas, dengan muka bangun tidur nya yang malah terlihat fresh. Sungguh kenapa Mark baru sadar? Cantik juga.

"Apa yang bisa ku bantu?" Mark menawarkan diri.

"Duduklah. Kau tidak ingin apartemen mu terbakar bukan?" Ini bukan jawaban yang Mark inginkan.

BE THERE FOR ME [ MARK LEE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang