BTFM 17 Flashback [Kehidupan Setelah Menikah P5]

25 1 0
                                    

Ceritanya Flashback


Aeri merasakan tubuhnya menggigil hebat, meskipun suhu tubuhnya sangat tinggi. Peluh dingin mengalir di pelipisnya, namun ia memaksa dirinya untuk tetap berdiri di dapur, melanjutkan adonan kue yang sudah terlanjur ia siapkan. Hari ini adalah hari ulang tahun Mark, suaminya. Aeri telah menyiapkan segalanya-surprise yang sempurna untuk orang yang diam-diam ia cintai. Namun, rencananya berantakan ketika ia kehujanan saat membeli bahan-bahan kue. Kini, demam tinggi menyerang tubuhnya, tetapi ia tak ingin menyerah.

Tangannya yang gemetar terus berusaha mencampur adonan meski pandangannya mulai kabur. Tubuhnya semakin lemas, hingga akhirnya Aeri tak kuasa lagi menahan beban tubuhnya. Ia pun terjatuh ke sofa yang berada di sudut dapur, dan tanpa sadar tertidur dalam keadaan masih memikirkan kue untuk Mark.

Beberapa jam kemudian, Mark pulang dari acara penghargaan yang ia hadiri. Saat membuka pintu, dia terkejut melihat dapur yang berantakan. Tepung berserakan di lantai, wadah adonan terbuka, dan alat-alat masak terlihat tak tersusun rapi. Wajahnya menegang seketika, muncul rasa kesal melihat rumah yang biasanya rapi kini tampak seperti medan perang.

Namun, amarahnya seketika hilang saat ia melihat Aeri terbaring di sofa, wajahnya pucat dengan napas yang berat. Ia segera menghampiri Aeri, mendekati tubuh yang terlihat begitu lemah. Tangannya terulur, menyentuh dahi Aeri yang panas, dan menyadari bahwa Aeri sedang demam tinggi.

Mark terdiam sejenak, perasaannya bercampur aduk. Ia tahu pernikahan mereka hanyalah hasil dari perjodohan yang tak ia inginkan, sementara di hatinya masih ada orang lain. Namun, saat melihat Aeri yang tengah kesakitan, perasaan bersalah perlahan muncul. Dengan cepat, ia memindahkan sang istri ke kamar, kemudiab mengambil kain bersih dan semangkuk air hangat, lalu mulai menyeka tubuh Aeri dengan lembut.

Dia membersihkan bagian-bagian yang bisa ia jangkau, sembari tetap menjaga kesopanan. Setelah selesai, ia berniat pergi ke kamar untuk membiarkan Aeri beristirahat, tetapi langkahnya terhenti ketika tangan Aeri tiba-tiba menggenggam lengan Mark dengan lemah.

"Jangan pergi... tolong temani aku," suara Aeri terdengar begitu lemah dan memohon.

Mark terdiam sejenak. Hati kecilnya ingin menolak, tapi melihat kondisi Aeri yang begitu lemah membuatnya tak tega. Akhirnya, ia berbaring di samping Aeri, membiarkan istrinya mendekapnya. Untuk pertama kalinya sejak mereka menikah, mereka tidur di ranjang yang sama, dengan Aeri yang memeluk Mark erat. Mark merasa canggung dan jantungnya berdetak kencang, namun ia tetap diam, mencoba mengendalikan perasaannya.

Tiba-tiba, tanpa sadar, Mark mengusap rambut Aeri dengan lembut. Sentuhan itu membuat Aeri terbangun perlahan. Ia membuka matanya, menatap Mark dengan mata sayu, lalu mencoba bangkit.

"Aku harus ke dapur... kue ulang tahunmu belum selesai," bisik Aeri, berusaha keras menahan rasa lelah.

Mark segera menahan tubuhnya dengan lembut. "Jangan, Aeri. Kau butuh istirahat. Tidak perlu memaksakan diri untuk membuat kue. Kesehatanmu jauh lebih penting."

Namun, Aeri tersenyum kecil, meskipun wajahnya masih tampak lemah. "Sebentar lagi jam 12... Aku ingin menyelesaikan kejutan ini untukmu."

Mark terdiam, hatinya berdesir mendengar ketulusan Aeri. Ia tahu Aeri mencintainya, meskipun perasaan itu belum bisa ia balas. Namun, melihat Aeri yang begitu berusaha demi dirinya membuat hatinya sedikit luluh. Perlahan, ia meraih tangan Aeri, menggenggamnya erat.

"Sudah cukup, Aeri. Kejutannya tidak perlu. Kesehatanmu yang lebih penting bagiku sekarang. Kita bisa membuat kuenya bersama nanti, setelah kamu pulih."

Aeri menatap Mark dalam diam, merasakan sedikit kehangatan dari perkataan suaminya. Ia pun menghela napas dan menyerah, membiarkan dirinya kembali berbaring di pelukan Mark. Mark mengeratkan dekapannya, dan untuk pertama kalinya, ia merasa nyaman berada di sisi Aeri, meski perasaan itu masih sulit untuk ia artikan.

BE THERE FOR ME [ MARK LEE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang