Disaster.

258 28 2
                                    

Yaka mendengus saat sampai di sekolah, ia merasa benar benar khawatir dengan suami nya dirumah.

____

"ACHOO!" Yaka hanya menghela nafas saat Satria bersin, memeras kain yg direndam dengan air hangat untuk mengompres Satria.

"Udah Yaka kasih tau, Mas aja yg bandel. Kalo udah sakit begini, Yaka harus gimana!?" Cerocos Yaka, memarahi suami nya yg benar benar keras kepala.

Sedangkan yg dimarahi hanya tersenyum pasrah mendengar ocehan Yaka di pagi hari.

"Istirahat, aku mau nelpon BK buat izin sehari."

"Jangan..." Lirih Satria membuat Yaka mengangkat satu alisnya bingung.

"Kenapa engga?"

"Gue bisa sendiri, lo sekolah aja." Yaka tidak setuju, namun Satria terus menerus memaksa nya.

"Jaga diri baik baik. Bubur ada di panci dapur." Pesan Yaka sebelum benar benar meninggalkan Satria di rumah.

___

Disini lah Yaka sekarang, di dalam kelas tanpa Satria. Fira yg memperhatikan Yaka yg terlihat lemas dari biasa nya.

"Oi, bukan nya lo masih sakit?" Yaka menggeleng, Fira merasa bingung.

"Sekarang Mas Satria yg sakit.." Cicit Yaka membuat Fira ber-oh ria. Ia lebih mementingkan kesehatan Yaka, jika boleh ia jujur.

"Bagus deh dia kagak sekolah, jadi nya Ren kagak bakal ganggu Satria." Ketus Fira membuat Yaka setuju.

Yaka dan Fira hanya berbincang biasa sembari menunggu jam pelajaran dimulai, Yaka bahkan sangat fokus dengan apa yg dibicarakan Fira tanpa peduli sekitar nya.

BRUK

Suara orang terjatuh dengan keras membuat Yaka dan Fira langsung menoleh kearah orang yg baru saja terjatuh tersebut.

"Aduh.." Desis nya sembari berusaha untuk duduk, Fira ataupun Yaka tidak ada minat untuk membantu ketika tahu siapa yg jatuh.

"Yaka.. aku tau kamu ga suka aku, tapi ini berlebihan..." Cicit Ren membuat Yaka memutar bola mata nya malas.

"Yaka! Keterlaluan tau ga!?" Bentak seorang perempuan yg selalu bersama Ren, nama nya Liana.

"Keterlaluan apaan? Gue cuma ngobrol tiba-tiba Ren jatuh." Jelas Yaka membuat Liana menatap nya marah.

Ren terisak membuat Yaka dan Fira bangun dari duduknya, menjauh dari laki-laki itu dengan Liana.

"Freak banget anjir? Gajelas." Yaka hanya tertawa mendengar bisikan dari Fira. Yaka hanya menatap Ren yg menangis dan Liana yg berusaha untuk menenangkan nya.

Kebetulan keadaan kelas lumayan sepi karena masih sangat pagi. Aneh sekali pagi pagi begini sudah menangis.

Tak lama suara tangisan Ren sudah menghilang, Yaka dan Fira benar benar tidak mempedulikan oknum bernama Ren itu, mereka tetap berbincang seperti biasa.

"Yaka!" Panggil Mahen dari luar kelas, Yaka maupun Fira menoleh kearah anak itu. "Kenapa? Perlu sesuatu?" Tanya Yaka sembari menghampiri Mahen.

"Nih, dari Satria." Ucap nya, memberikan Tote bag kepada Yaka membuat Yaka bingung.

"Makan siang kah?" Mahen menggeleng untuk menjawab pertanyaan dari Yaka.

"Buka nanti aja, gue mau balik ke kelas. Duluan yak!" Pamit Mahen membuat Fira ikut melihat kearah Tote bag tersebut.

"Isi nya apaan?" Tanya Fira membuat Yaka menggeleng membuat Fira hanya melihat tingkah laku Yaka.

"Mau dibuka sekarang?" Tanya Fira yg membuat Yaka langsung mengangguk membuat Fira gemas dengan tingkah Yaka.

ɱαℓε ωเƒε. - SOOBJUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang