Yaka terbangun dari tidurnya dan merasakan seseorang berada disebelahnya, Yaka mengusap mata nya untuk memperjelas pengelihatannya.
Lelaki berambut hitam dengan kaos putih polosnya tertidur disebelahnya. Yaka menggelengkan kepalanya pelan karena kepalanya agak pusing.
Yaka menatap Satria yg tertidur disebelahnya. Yaka meletakkan tangan kanannya tepat diperut Satria, "thank u udah gendong gue sampe dirumah, gue suka rumahnya." Gumam Yaka kepada Satria. Yaka bangun dari ranjang untuk mandi, ia tertidur dimobil setelah menangis.
Ia menangis karena berpisah dengan bunda serta ayahnya, disana Satria tidak ingin mengganggu aktivitas mereka. Satria hanya berdiri dibelakang Yaka dan menunggu Yaka melepaskan pelukannya dari sang bunda.
Akhirnya sang bunda lelah dipeluk Yaka, namun Yaka terus menangis serta merengek. Jadinya Satria harus menenangkan lelaki rubah itu dengan cara memeluknya, tangan kirinya pada pinggang Yaka sedangkan tangan satunya lagi mengelus kepala Yaka lembut, bibirnya tak berhenti mengucapkan penenang kepada sang rubah. Sampai tak terasa bahwa orang yg berada di dekapan nya tertidur.
Yaka mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, ia sangat malu. "Lo udah bangun?" Suara serak khas baru bangun itu membuat Yaka menoleh kearah ranjang.
"Iya, gue mau mandi. Gue mandi duluan ya?" Satria mengangguk lemah, ia ingin merebahkan dirinya sebentar. Ia merasa lelah, entah mengapa tubuhnya sangat kelelahan.
Satria kemarin saat merebahkan tubuh Yaka yg tertidur didekapannya, ia langsung pergi untuk membantu ayahnya untuk mengerjakan sesuatu.
Ia pulang sekitar pukul 12 malam, dan sialnya ia harus mengerjakan tugas makalahnya yg belum selesai. Jadilah ia begadang sampai pukul 2 pagi.
. . .
Yaka turun lalu menuju kedapur untuk memasak sarapan. Tapi sebelum itu ia ingin mengecek kulkas, setelah dibuka ternyata kosong.
Ia baru sadar jika ini bukan rumahnya, tentu saja ia harus membeli bahan makanan sendiri. Yaka buru - buru naik keatas untuk kekamarnya mengambil dompet, tidak lupa ia mengetuk pintu kamarnya dan Satria terlebih dahulu.
"Masuk aja." Ujar Satria yg berada didalam kamar. Setelah mendapatkan izin dari yg didalam Yaka langsung membuka pintu kamar, namun ia buru - buru menutup matanya dengan kedua tangannya.
"ANJING LO NGAPAIN SAT!?" Teriak Yaka. Satria menatap Yaka heran, "kenapa? santai aja kali, lagipula kita udah nikah." Yaka mendengus, Satria benar namun Yaka tetap menutup matanya sampai akhirnya ia menabrak ranjang.
Satria menoleh kearah Yaka yg terduduk dilantai memegang kakinya yg sakit tertabrak ranjang. "Ranjang sialan, LO NGAPAIN DISINI!" Satria hanya menggeleng saat melihat Yaka memarahi ranjang, ‘bener - bener ga waras.’
"Bangun. Lagian lo ngapain pake tutup mata segala?" Yaka menolah kearah Satria yg sudah mengenakan baju, namun rambutnya masih basah sehingga mengenai pakaian Yaka.
"Aish! Lo minggir anjir, baju gue ikutan basah gara - gara rambut lo belum kering!" Satria mengangguk lalu mundur, ia mengulurkan tangannya berniat membantu Yaka.
Yaka menerima uluran tangan dari Satria, lalu ia mengambil handuk yg berada dipundak Satria. "Duduk, sini gue keringin." Satria melakukan apa yg disuruh Yaka, ia segera duduk dibawah ranjang sedangkan Yaka duduk diranjang.
Yaka menggosokkan handuk dikepala Satria agar rambut Satria kering, "lo udah masak?" Yaka menggeleng, Satria bisa melihatnya karena ranjang sebelah kirinya ini ada cermin jadi bisa melihat Yaka yg sedang duduk diranjang sembari mengerucutkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ɱαℓε ωเƒε. - SOOBJUN
FanfictionLOKAL AU📌 Dijodohin? Satu kata tapi bikin Yaka takut seumur hidup. Yaka memang tidak suka dipaksa, tapi calon nya lumayan, lumayan ngeselin maksudnya. !¡ Soobjun not Yeonbin ¡! ⬆️ Soobin, Yeonjun ⬇️ DISCLAIMER ‼️ 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤...