bagian 1: you can't run for me

1.1K 76 1
                                    

taekjoo berlari menghindari kerumunan dari kejauhan segerombolan pria berjas hitam dengan badan kekar mengejar taekjoo tanpa ampun menembaki taekjoo yang berusaha melarikan diri, dengan fisik yang kuat dan bela diri yang ia kuasai ia dengan mudah menghindari peluru peluru itu, namun peluru itu melesat dan mengenai sekeliling yang membuat semua orang menjerit ketakutan dan kesakitan. merasa ada setan yang menutupi telinga nya, para pria berbadan kekar itu tidak peduli dan terus menembaki seisi jalan, taekjoo dengan naluri bertahan hidup terus berlari dengan kencang tidak peduli peringatan yang diberikan pria berbadan kekar itu

"huf.. huf.. huf.."

taekjoo berusaha mengatur nafas namun tidak berhasil, dari atas langit ia dapat mendengar suara baling baling helikopter, merasa bingung dan gelisah taekjoo mendongak dan ia dapat melihat zhenya berada diambang pintu helikopter memegang senjata api siap menembaki taekjoo, dengan langkah yang tadi cepat kini berhenti, tubuhnya membeku di tempat matanya membelalak kaget tidak percaya dengan nafas memburu ia mengerutkan kening, saat mata nya dengan mata zhenya bertemu, suara segerombolan pria tadi terdengar, taekjoo menoleh kebelakang dan berdecak, kemudian ia melirik kek arah zhenya yang siap menarik pelatuk, taekjoo menggertakan gigi nya dan lanjut berlari kek depan, zhenya yang melihat itu tertawa kencang, bahkan tawa nya seperti psikopat yang siap mengkuliti kulit manusia, taekjoo dengan keringat bercucuran terus melirik kek saja kemari, samar samar ia mendengar suara zhenya yang berbicara dengan suara berat nya

"baiklah, jika itu kemauan mu, zainka."

kemudian peluru melayang tanpa ampun kek arah taekjoo yang sedang berlari. terkejut, ia berusaha menghindar namun sayang salah satu peluru nya mengenai baju taekjoo, taekjoo mengerang kesakitan dan memegang bahu nya langkah nya otomatis melambat tetapi peluru tetap tidak berhenti, taekjoo mengumpat mengeluarkan sumpah serapah terhadap zhenya, ia tidak berhenti dan terus berlari, zhenya dengan keahlian membidig mengenai kaki taekjoo, ia tersenyum lebar zhenya menembak tepat pada sasaran, sementara itu taekjoo terjatuh dan tersungkir ia memegang kaki nya darah bercucuran, taekjoo mengerutkan keningnya dan mengigit bibir bawah nya, ia tidak bisa menyerah begitu saja, tidak seperti ini.. seharusnya tidak..

saat taekjoo terlarut dengan pikiran nya, ia segera tersadar dan melihat kek atas, helikopter merendah tepat dihadapannya, saat ia melihat sosok yang ia kenali taekjoo mundur perlahan, melihat ancaman yang akan datang tubuhnya bergetar secara reflek. zhenya yang melihat tubuh taekjoo bergetar terkekeh kecil dan semakin mendekat, saat mereka berhadapan zhenya berjongkok menyamai tinggi nya dengan taekjoo, taekjoo menatap mata biru dingin milik zhenya, zhenya perlahan mengangkat tangannya, seperti melihat bencana taekjoo menutup mata rapat dan memalingkan wajah, beberapa detik ia tidak merasakan apapun, perlahan taekjoo membuka matanya dan melihat zhenya, tangan zhenya masih terangkat ekspresi nya juga masih sama seperti sebelumnya

melihat taekjoo yang bingung lengan zhenya kembali mendekat, kali ini taekjoo tidak menghindar dan tetap diam, tanpa disangka lengan zhenya menyentuh pipi nya dan mengelusnya, taekjoo yang awalnya terkejut pada akhirnya menerima sentuhan itu dan ekspresi zhenya tampak melembut mata yang tadinya tajam kini menjadi lembut

"kenapa kau terus melarikan diri? padahal aku tidak berniat membunuh mu."

taekjoo diam tidak menjawab pertanyaan zhenya, sesaat lengan zhenya yang tadi nya berada dipipi perlahan turun kemulut taekjoo dan memasukan satu jarinya, mereka sama sama larut dengan pikirannya zhenya yang memandang mata taekjoo melirik kek arah bahu nya yang berdarah, ia diam sesaat memandang luka itu dan mengeluarkan jari nya yang tadi berada didalam mulut taekjoo, zhenya menyentuh luka itu dan taekjoo meringis

"ugh.. sial itu sakit!"

taekjoo mengerang karena luka di bahunya ditekan, zhenya melirik taekjoo sebentar dan mengeluarkan sesuatu dari kantong nya, itu adalah sapu tangan zhenya. taekjoo memandang bingung sapu tangan itu dan tanpa peringatan zhenya meletakan sapu tangan itu dibahu yang terluka, taekjoo mengerang kesakitan dan mencengkram erat mantel berbulu nya, zhenya melihat wajah taekjoo yang kesakitan lalu mendekatkan diri, zhenya menenggelamkan wajahnya di rambut taekjoo, dan taekjoo meletakkan dahi nya dibahu zhenya dan mengigit jas nya.

"ugh.. huff.. uhh.."

"mungkin ini sakit tapi tahanlah, aku memasang obat pada sapu tangan ini, obatnya bisa menghentikan pendarahan."

taekjoo tidak menjawab ia hanya bisa menahan sakit luar biasa dan melampiaskan nya dengan cara mencengkram erat mantel zhenya,  saat lutut zhenya bersentuhan dengan kaki taekjoo yang terluka, taekjoo tambah mengigit erat jas zhenya, ia berusaha menahan sakit dan isakkan nya. zhenya kemudian kembali menegakkan tubuhnya, ia dapat melihat air mata mengenang di kelopak mata taekjoo, kemudian zhenya tersenyum tipis dan mengusap air mata taekjoo

"kau cengeng sekali, sama seperti saat kita melakukan seks diranjang"

dengan satu lengan yang tidak terluka taekjoo memukul bahu zhenya dengan keras, zhenya tertawa rendah kemudian ia membuang sapu tangan itu dan merobek sebagian jas nya, taekjoo terkejut namun rasa terkejut nya kembali saat zhenya membalut luka yang berada dibahu nya lalu sisa nya ia balutkan dikaki taekjoo yang terluka, dan zhenya memindahkan mantel nya untuk taekjoo pakai, taekjoo juga menurut ia tidak memberontak sama sekali

"kau bisa jalan?" tanya zhenya

"kalo aku bisa, aku sudah melarikan diri sedari tadi."

taekjoo membalas dengan malas, sembari menatap zhenya ia melihat zhenya tersenyum sambil mengeluarkan napas pendek, kemudian zhenya mengangkat tubuh taekjoo ala koala. terkejut, taekjoo sedikit memberontak

"diam, kau bisa terluka lagi."

zhenya berucap dengan suara bariton yang dingin, pada akhirnya taekjoo menurut, ia menggantungkan lengannya dileher zhenya dan menenggelamkan wajahnya dibahu zhenya, zhenya kemudian berbalik dan berjalan kembali kek arah helikopter yang masih menunggu nya.

*

*

*

*

taekjoo perlahan membuka matanya, ia mendesah pelan sebelum akhirnya membuka matanya sepenuhnya, langit langit kamar yang terlihat tidak asing baginya, sial dia kembali ditempat penjara lagi, melirik kesamping dan terdapat zhenya yang sedang tidur lelap disamping nya, taekjoo menatap sebentar wajah damai zhenya dan akhirnya ia bangun, saat ia duduk ada bunyi besi bergerak ia melihat tangannya nya, terkejut. lengannya yang satu diborgol dengan lengan zhenya yang satu lagi

"bajingan ini benar benar.."

taekjoo mengumpat, ia hanya ingin minum air tetapi bajingan ini tidak mengizinkan? apa dia gila.
Karena taekjoo terlalu banyak bergerak zhenya sedikit terganggu, kelopak matanya perlahan terbuka dan ia memandang taekjoo yang sedang menatapnya, mereka melakukan kontak mata dalam diam.

"apa kau tidak bisa lepaskan ini dulu? aku ingin minum."

zhenya hanya diam, beberapa saat hening zhenya juga bangkit taekjoo menatap zhenya dengan bingung

"kau bilang ingin minum bukan? aku akan ikut"

taekjoo mendengus, tapi pada akhirnya ia tetap berdiri diikuti zhenya juga, mereka berjalan kek arah dapur lalu taekjoo mengambil botol minum dikulkas dan meminumnya, zhenya hanya memperhatikan sebelum akhirnya ia mendekat dan memeluk pinggang taekjoo, menenggelamkan wajahnya di rambut coklat milik taekjoo.

taekjoo meletakkan kembali botol itu dan mengusap pelan surai rambut zhenya, tangan taekjoo yang dingin membuat bulu kuduk zhenya berdiri bahkan hanya sentuhan lembut milik nya ikut berdiri.

"haa... taekjoo."

brighten up your gloomy and dark life (C.N.A)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang