Hari ini adel telah sampai disekolah baru dengan menggunakan mobil pribadi nya. Tadi nya adel akan diantar oleh supir, namun adel menolak nya karena dia tidak akan pulang lagi kerumah. Jadi sekalian saja dia langsung membawa mobil nya.
SMA Harapan Bangsa. Salah satu sekolah elit dan unggulan yg ada di indonesia. Sekilas gedung ini tidak nampak seperti sekolah karena gaya dan desain bangunan nya bernuansa eropa.
Bangunan yg sudah berdiri sejak tahun 1985 itu masih terlihat kokoh, mengingat sang perancang gedung itu berasal dari Jerman yg dipanggil langsung oleh sang 'founding father' sekolah itu dulu. Jadi kualitas bangunan nya sudah sangat terjamin.
Sekolah yg berstandar internasional itu dihuni oleh anak anak pintar dan anak anak orang berpengaruh. Seperti pejabat, pengusaha, dan juga anak anak keturunan berdarah biru.
"Cihh..harapan bangsa apa yg murid murid nya bermental perundung" decih adel dalam hatinya ketika membaca nama plang sekolah tersebut.
Adel berjalan memasuki area sekolah untuk menuju ruang guru. Suasana nya sudah sepi karena jam pelajaran tengah berlangsung. Beberapa saat kemudian adel telah sampai didepan ruang guru lalu mengetuk pintu nya.
Tok..tok...
Adel langsung masuk ketika terdengar jawaban seseorang dari dalam.
"Silahkan duduk nak" ucap seorang ibu guru mempersilahkan adel duduk
"Kenalkan nama saya Retno. Saya guru administrasi di sekolah ini. Kamu adellion kan ?" tanya bu Retno yg sudah mengetahui nama adel karena adel sudah melakukan daftar dan registrasi online.
"Benar bu, panggil saja adel" jawab adel sopan.
"Kamu sudah melunasi pembayaran administrasi dan sudah dinyatakan menjadi siswa di SMA Harapan Bangsa ini. Kamu sudah baca aturan dan tata tertib sekolah ini lewat website online kita kan?" tanya bu retno sambil mengecek data data adel di komputer
"sudah bu. saya sudah mempelajari dan memahami nya juga" ucap adel jujur karena memang sudah membaca nya.
"Ok bagus kalau begitu. Silahkan dipakai dulu seragam nya, habis itu ibu akan antar kamu ke kelas" ucap bu retno sambil menyerahkan beberapa seragam baru untuk adel.
Adel lantas berganti baju menggunakan seragam baru nya. Lalu berjalan menuju kelas dengan diantar bu retno.
Adel membaca nama kelas XII IPA 2 tertera diatas pintu ruang kelas tersebut.
"Selamat pagi semua nya" ucap bu retno pada seluruh siswa dikelas
"Pagi buuu"
"Bu, saya ijin membawa satu murid baru untuk ditempatkan dikelas ini" ucap bu retno pada guru yg sudah mengajar dikelas itu
"Silahkan" ucap ramah si guru menjeda kegiatan belajar mengajar nya.
"Silahkan perkenalkan diri kamu adel" titah bu retno pada adel
"Selamat pagi semua nya. Perkenalkan nama saya Adellion biasa dipanggil adel" ucap adel memperkenalkan diri didepan kelas
Sontak para siswa sedikit tertawa mendengar nama panggilan adel. Mungkin terdengar aneh karena seperti nama perempuan.
Rahang adel sedikit mengeras mendengar tertawaan dari para murid itu.
"Saya harap kita bisa berteman baik" lanjut adel mengakhiri sesi perkenalan nya.
"Baik, silahkan kamu duduk dikursi yg masih kosong Adel" ucap bu retno
"Baik bu"
Adel berjalan menuju kursi yg masih kosong lalu duduk disamping salah satu murid.
"Adel yah ? Kenalin gue Cornelio Santoso, panggil aja oniel" ucap ramah seorang murid disamping adel
"Hai, salam kenal yah" adel menerima uluran tangan daniel.
"Mulai sekarang kita temenan yah" ucap oniel tersenyum, adel membalas senyuman nya.
Oke mulai sekarang adel akan menjadikan oniel sebagai teman sekaligus orang yg akan menjadi sumber informasi tentang sekolah ini. pelan pelan adel akan mulai menanyakan tentang kejadian yg telah menimpa Flora.
Kegiatan belajar mengajar pun dilanjutkan.
.
.
.
.
.
"Nah sekarang lo udah tau kan tempat tempat di sekolah ini, gimana bagus gak sekolah kita ?" ucap oniel berjalan berdampingan bersama adelSekarang jam istirahat. Tadi adel meminta oniel untuk menemani nya berkeliling untuk menunjukan tempat tempat yg ada disekolah ini.
"Bagus niel. Kalo itu ruang apaan ?" tunjuk adel pada suatu ruangan yg ada diujung lorong. Ruangan itu terlihat usang dan nampak sudah tidak terpakai.
Oniel terdiam mendengar pertanyaan adel, dia terlihat bingung.
"Emm.. Sini del" oniel menarik adel ke suatu tempat yg agak sepi
"Tadi itu ruang penyiksaan" bisik oniel pelan
"Hah ? Ruang penyiksaan ?" adel terheran mendengar ucapan oniel
"Iya. Itu dulu nya ruang kesenian. Tapi beberapa tahun lalu pernah ada kejadian bunuh diri salah satu murid di ruangan itu" bisik oniel terlihat merinding
"Oh yah ? Bunuh diri gara gara apa ?" adel justru semakin tertarik untuk mendengar lanjutan cerita oniel.
"Iya..dulu marak banget kasus pembullyan yg dilakuin sama beberapa murid di ruangan itu. Mungkin mental si korban ada yg gak kuat dan akhir nya dia bunuh diri di ruangan itu dengan cara gantung diri" bisik oniel sambil menengok kanan kiri takut ada yg mendengar.
"rupanya ada yg nyampe meninggal juga selain flora" ucap adel dalam hati nya
Mungkin orang lain akan bergidik ngeri mendengar kasus bully yg sampai menelan korban jiwa. Tapi tidak dengan adel, dia malah semakin merasa tertantang.
"Lo tau siapa pelaku nya niel?" kini adel tampak lebih serius.
"Gatau del. Nama nama pelaku nya sengaja disembunyikan sama pihak sekolah, yg jelas sekarang mereka masih sekolah disini. Kasus itu juga gak kecium sama media karena sekolah pinter banget nutupin nya"
"Katanya sih para orang tua si pelaku itu orang orang berpengaruh, jadi mereka bisa dengan mudah terhindar dari hukum" lanjut oniel menjelaskan panjang lebar.
"Udah gue duga, sekolah ini gak sebaik nama dan prestasi nya" ucap adel dalam hati
Adel mulai menemukan benang merah yg akan membawa nya pada pelaku kasus flora, adel yakin mereka masih orang yg sama.
"Lo jangan cerita ke siapa siapa lagi yah del, gak semua murid tau soal itu. Gue juga tau karena sering pindah pindah tongkrongan" ucap oniel memperingati takut adel ember.
"Aman niel" ujar adel mengangkat jempol nya.
"Btw kenapa lo pindah sekolah del ? Kita kan udah kelas 3" oniel mulai mengganti topik pembicaraan.
"Biar bisa masuk kampus pilihan niel" ucap adel santai
Adel tidak mungkin menceritakan maksud dan tujuan nya pindah ke sekolah ini.
"Bener juga sih, sekolah ini gampang buat nyalurin para murid nya. Yaudah yuk" ajak oniel untuk kembali berjalan menyusuri setiap lorong bangunan sekolah ini.
Oke hari ini adel cukup mendapatkan banyak informasi. Dia tidak perlu bersusah payah karena oniel memberitahu nya secara tidak langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adellion's Revenge
Teen FictionSeorang anak laki laki bernama Adellion yg berniat balas dendam atas kematian sahabat baik nya yg bernama Flora karena korban bully di sekolah.