Dihari yg sama dirumah sakit. Kedua orang tua zee tengah mengobrol bersama dokter disebuah ruangan, mereka sedang membicarakan keadaan zee. Keluarga ashel sudah pulang sejak tadi pagi, meskipun ashel sempat ingin tinggal sampai zee sadar.
"Jadi begini bapak ibu, sekarang zee sudah dipindahkan ke ruangan ICU, keadaan nya cukup parah. Banyak syaraf syaraf dikepala nya yg rusak akibat terkena benturan yg sangat kencang. Semua tulang tubuh bagian kanan nya juga banyak yg patah."
Ucapan dokter sedikit terganggu ketika Lena sudah kembali menangis.
"Bisa dikatakan sekarang keadaan zee sedang koma, dia sedang berjuang melawan rasa sakit nya." ucap dokter menjelaskan keadaan yg sebenar nya.
"Lakukan yg terbaik untuk anak saya dok, saya siap membayar berapa pun asal zee bisa selamat dan kembali sadar" ucap tyo memohon. Tangan nya sedang memeluk lena yg terus menangis disamping nya.
"Kita akan berusaha semaksimal mungkin dan akan terus memantau keadaan zee. Selebih nya bapak dan ibu serahkan saja pada Tuhan" ucap dokter bicara sebijak mungkin.
Tyo memeluk lena untuk memberi nya kekuatan walau pun dirinya juga sedang terpuruk. Hati orang tua mana yg tidak hancur ketika melihat anak nya terbaring lemah diranjang rumah sakit yg tengah berjuang antara hidup dan mati nya.
"Ya Tuhan, sembuhkan anak hamba" ucap tyo dalam hati memohon pada yg Maha Kuasa.
.
.
.
.
.
Kini hari senin, dimana para murid SMA Harapan Bangsa kembali menjalani rutinitas nya untuk menuntut ilmu di sekolah.Kabar tentang zee kecelakaan pun sudah menyebar luas. Siapa yg tidak kenal zee ? Kapten tim basket sekaligus anak dari penyumbang terbesar di sekolah. Kabar itu juga disampaikan oleh kepala sekolah saat upacara tadi pagi.
"Gue ikut sedih waktu denger kabar itu shel" ucap kathrin menyemangati ashel yg terlihat murung sejak tadi pagi. Kini kedua nya sedang berada dikantin untuk beristirahat.
"Hmmm iya kath" ashel memaksakan senyum nya.
"Terus sekarang keadaan zee gimana ?" tanya kathrin.
"Dia koma" ucap ashel lesu. Ia tau dari ibu nya karena lena yg memberi kabar.
"Tetep semangat ya shel, zee pasti bisa cepet sembuh" Kathrin tidak tega melihat teman sebangku nya ini. ia mengerti betapa sedih nya ashel.
"Makasih ya kath" ashel bersandar dibahu kathrin, dia sama sekali tidak menyentuh makanan yg dipesan nya tadi, selera makan nya hilang.
Sementara di meja pojok kantin.
"Lebay banget, gimana kalo nyampe mati" ucap adel dalam hati melihat ashel dari kejauhan.
"Ehh del, ngeri juga ya si bocah songong langsung kena karma abis nonjok lo" ucap oniel menyenggol tangan adel yg ada disamping nya.
Adel menengok "Takdir kali" jawab nya santai.
"Gue jadi gak tega kalo karma nya nyampe separah itu" ucap oniel yg kini merasa kasihan.
"Hukum tabur tuai mungkin niel" kata adel, dia sedikit tidak suka mendengar ucapan oniel.
"Iya sih... Tapi tetep aja kesian" bagaimana pun juga oniel masih mempunyai rasa empati, tidak seperti orang yg duduk disamping nya.
.
.
.
.
.
Bel jam pulang sekolah berbunyi. Ashel yg kini tidak mempunyai teman untuk pulang pun memilih untuk naik keatas rooftop sekolah. Dia ingin sedikit menenangkan pikiran nya, tadi selama jam pelajaran pun ia tidak fokus."Huft..." kini ashel sudah berada di rooftop, tangan nya menopang pada tembok pembatas sambil melihat pemandangan halaman sekolah yg luas.
Ashel menatap langit siang hari ini yg cukup teduh karena menjelang sore, kemudian menatap para murid yg sedang berjalan pulang dibawah, lalu ia memejamkan matanya. Merasakan tiupan angin yg menerpa wajah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adellion's Revenge
Roman pour AdolescentsSeorang anak laki laki bernama Adellion yg berniat balas dendam atas kematian sahabat baik nya yg bernama Flora karena korban bully di sekolah.