PART 22

800 98 2
                                    

"Hey, are u ok ?" tanya adel yg melihat ashel hanya diam dan menunduk sejak tadi. Kedua nya sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.

Ashel mengangkat kepala nya lalu menatap adel dengan tatapan sendu. "i'm not ok." lirih ashel.

Adel yg mendengar itu pun langsung menepikan mobil nya dijalanan yg cukup sepi, lalu fokus sepenuh nya menatap ashel.

"Gue ada disini shel. Gue siap selalu ada kalo lo butuh seseorang untuk cerita, abi lo udah ngasih kepercayaan sama gue, gue janji gabakal ngapa ngapain lo lagi." ucap adel.

Ashel menghela nafas nya sebelum berbicara, matanya sudah mulai berkaca kaca lagi.

"Gue capek del. Gue capek kalo disekolah marsha selalu menyudutkan gue, padahal dulu dia temen deket gue. Beban pikiran gue bertambah waktu zee masuk rumah sakit, gue khawatir sama dia. Dan sekarang, gue sedih karena salah satu temen gue meninggal, apalagi meninggal nya gak wajar. Gue capek dell." akhir nya ashel mengeluarkan semua beban dalam hati dan pikiran nya.

"Are you need hug ?" ucap adel lembut seraya tersenyum manis.

Ashel menatap sendu wajah adel, pahatan wajah rupawan yg akhir akhir ini kerap menghantui pikiran nya. Ashel juga bisa melihat mata adel yg memancarkan ketulusan, tatapan teduh itu perlahan membuat ashel menganggukan kepala nya.

Adel langsung menarik ashel masuk kedalam pelukan nya, menawarkan dekapan hangat yg memberikan ketenangan untuk gadis cantik yg rapuh seperti ashel. Walau pun adel tau jika dulu dirinya juga pernah menjadi bagian yg membuat ashel rapuh atas perlakuan kasar dan bejat nya. Lama kelamaan adel bisa merasakan baju nya yg mulai basah akibat tangisan ashel, tangisan tak bersuara.

Lagi lagi, debar dihati ashel kembali muncul saat berada dalam pelukan adel. Pelukan yg membuat nya nyaman, seolah ada sihir dalam pelukan adel yg mampu membuat nya kembali tenang dalam sekejap mata. Di posisi seperti ini, ashel bisa dengan jelas menghirup aroma parfum ditubuh adel, membuat nya semakin mengeratkan pelukan nya.

Setelah cukup lama, ashel melepaskan pelukan nya, lalu matanya mengunci menatap lekat mata adel. Perlahan senyuman kedua nya mulai terukir. Wajah kedua nya mulai mendekat, mata ashel reflek terpejam ketika bibir nya mulai menyentuh bibir adel. Entah keberanian dari mana, ashel mulai menggerakan bibir nya ketika adel hanya diam saja, detik berikut nya adel mulai membalas lumatan nya.

Hanya beberapa detik, ashel kembali membuka matanya saat ciuman itu terlepas. Wajah nya sangat merah sekali, begitupan dengan adel. Tidak hanya itu, jantung kedua nya pun berdebar sangat kencang sekali.

"Pulang sekarang ?" tanya adel memulai pembicaraan setelah kedua nya terdiam beberapa saat.

Ashel hanya mengangguk, ia masih sangat malu sekali, merah dimuka nya pun tak kunjung hilang. Untuk yg kedua kali nya ashel merutuki diri nya dalam hati, lagi lagi ashel tidak bisa mengkontrol tubuh nya sendiri. Padahal waktu itu ashel sangat jijik dengan ciuman adel, tapi kenapa sekarang malah terasa sangat candu sekali.

Adel bernafas lega karena berhasil menahan gejolak dalam diri nya untuk tidak mencumbu ashel dengan rakus, bagaimana pun juga ia harus sabar, dia tidak ingin kehilangan kontrol seperti dulu yg tidak bisa menahan nafsu nya pada ashel. Adel yakin jika dia bisa menahan diri nya, nanti juga ashel akan menyerahkan diri nya sendiri.

Gadis malang yg polos, dia tidak sadar jika ini adalah bentuk manipulasi yg adel lakukan untuk mencapai keinginan nya.
.
.
.
.
.
.
Skip dimalam hari.

"Ada apa ?" tanya adel setelah duduk disofa berhadapan dengan freya. Tadi gadis ini mengajak nya untuk bertemu.

"Sejauh ini rencana kamu berjalan mulus dan sempurna. Tapi kepala sekolah dan polisi mulai mencurigai jika pelaku nya orang internal sekolah."

Adellion's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang