PART 20

1K 101 3
                                    

Setelah masuk ke kamar nya, ashel langsung menghempaskan tubuh nya dikasur. Ashel sangat merutuki kebodohan nya ketika tadi tiba tiba memeluk adel. Gimana kalo adel berpikiran lain. Ashel sangat menyesali kenapa tidak bisa mengontrol tubuh nya sendiri.

Ashel mencoba melogiskan pikiran nya, mungkin hari ini ia sedang tidak baik baik saja maka dari itu ia membutuhkan pelukan dari seseorang. Ashel memejamkan mata untuk menepis pikiran pikiran aneh nya.

Beberapa saat kemudian ashel membuka mata nya lalu mengacak rambut nya sendiri ketika merasa ada sesuatu yg aneh dari pelukan tadi. Pelukan tadi berbeda dengan pelukan adel waktu dikelas. Ashel merasa ada debar yg aneh pada pelukan adel tadi.

Ashel memutuskan untuk segera mandi dari pada memikirkan kejadian tadi. Sial, bahkan soal kematian jason bisa dengan mudah teralihkan oleh pelukan tadi. Seharus nya hari ini dia merasa berduka, bukan memikirkan hal bodoh tadi.

"Aaaaaaaa...." ashel berteriak kencang ketika terpejam saat air shower membasahi kepala nya. Bukan karena itu ashel berteriak, ashel berteriak karena ketika terpejam kenapa ada bayangan wajah adel muncul dipikiran nya.

"Ashel kamu kenapa ?" tanya anin panik mendengar teriakan anak nya, anin masuk ke kamar ashel karena ingin menyimpan baju ashel yg sudah ia setrika ke lemari nya.

"Gapapa mom, otak aku lagi aneh aja" jawab ashel didalam kamar mandi.

"Dasar cegil gen z" gumam anin lalu keluar dari kamar putri nya.
.
.
.
.
.
.
Di apartement nya, adel sedang fokus dengan laptop nya karena baru saja memindahkan data data yg ada di notebook pemberian freya, ia sengaja memindahkan data itu ke laptop nya supaya lebih mudah untuk mendapatkan informasi tambahan.

Adel benar benar mempelajari tentang empat orang target nya yg masih tersisa. Adel sedang mengulik mulai dari sosial media nya, kebiasaan nya, hoby nya, kemana mereka biasa pergi, pokok nya semua nya tidak lepas dari pengmatan adel.

Setelah beberapa hari lalu adel meluncurkan aksi nya disekolah, adel tidak mungkin melakukan nya lagi disekolah, itu akan sangat berbahaya apalagi sekarang sekolah nya sedang di awasi oleh polisi.

Aktivitas nya terganggu ketika suara ponsel nya yg berdering. Adel sudah bisa menebak siapa yg menelpon nya.

"Hallo pah, ada apa"

"Hallo lion, kamu baik baik aja kan ?"

"Aku baik baik aja pah, kenapa ?"

"Papah baru baca berita tentang kejadian disekolah baru kamu nak, papah sangat khawatir"

"Khawatir apa ? Khawatir aku pembunuh nya ? Papah ini bisa gak sih gak usah negatif terus pikiran nya." ucap adel kesal.

"Lion sayang, bukan gitu maksud papah. Papah khawatir kamu punya masalah sama murid disana, papah takut kamu di apa apain. Papah gak bisa ngebayangin kalo terjadi sesuatu sama kamu." Jelas frans panjang lebar.

Adel menghela nafas kasar, ia mengerti kekhawatiran papah nya. "Iya pah maaf klo bikin papah khawatir. Papah tenang aja, aku bisa jaga diri"

"Apa kamu butuh bodyguard ? Papah bisa kirim orang secepat nya buat jagain kamu"

"Gak usah pah, itu terlalu berlebihan. Papah percaya aja sama aku"

"Yaudah kalo gitu. Kamu lagi apa nak ?"

"Aku lagi belajar pah." jawab adel yg sekarang fokus pada laptop nya karena baru mendapatkan informasi tambahan tentang para target nya.

"Jangan terlalu kecapean yah, jaga kesehatan kamu, jangan lupa diminum obat nya"

"Iya pah iyaa." jawab adel bosan mendengar ratusan kali nasihat yg selalu menyuruh nya minum obat. Padahal obat itu sudah adel buang sejak lama.

"Yaudah, bye lion"

"Bye pah" adel menyimpan ponsel nya lalu kembali fokus lagi pada laptop nya.

Adel tersenyum ketika mendapat informasi tambahan, lalu ia membuka aplikasi google maps untuk mencari lapangan basket terdekat yg ada dikota ini.

Adel mengerang kesal karena mendengar notif pesan masuk diponsel nya, ia tidak memperdulikan itu. Namun ekor mata nya bisa melihat layar Hp yg menampilkan pesan dari ashel. Seketika adel bangkit lalu meraih ponsel nya kembali untuk membuka pesan itu.

"Thanks ya del buat tadi siang."  isi pesan dari ashel.

"Emang gue ngapain tadi siang ?" balas nya.

"Bikin gue sedikit tenang karena panik dan ketakutan"

Adel tersenyum. "it's just a hug shell, gak ada yg spesial dari sebuah pelukan"

"Tapi itu berarti banget buat gue"

"Oh yah ? Terus mau gue peluk lagi gitu ?"

"ishh bukan gitu maksud gue."  itu bukan sebuah pesan text, melainkan voice note dari ashel yg terdengar sangat lucu dan menggemaskan.

"Kok suara lo lucu." adel membalas nya dengan voice note juga.

Setelah terakhir adel membalas nya, tidak ada lagi balasan dari ashel. Adel melihat jam yg masih menunjukan pukul 9 malam. Mungkin ashel sudah tidur, pikir adel. Tidak masalah, adel kembali fokus pada laptop nya.

Sementara dikamar ashel, gadis cantik itu sedang menenggelamkan wajah nya dibantal karena untuk meredam suara teriakan nya. Tangan nya sedikit merah karena tadi ashel menggigit tangan nya sendiri, entah gara gara apa.
.
.
.
.
.
.
Sementara di sekolah, kepala kepolisian baru saja memerintahkan anak buah nya untuk berhenti melakukan investigasi hari ini dan akan dilanjut besok pagi karena belum menemukan titik terang.

Kepala kepolisian itu menghampiri kepala sekolah yg bernama bobby yg sejak tadi sore ikut mengawasi lokasi kejadian.

"Semua nya sudah diperiksa, namun anggota saya belum menemukan sidik jari atau pun jejak kaki pelaku." Ucap kepala kepolisian yg bernama ferdi tersebut.

"Lalu bagaimana pak ? Orang tua korban terus mendesak saya untuk segera menemukan pembunuh nya, bahkan dia mengancam akan melaporkan sekolah ini." bobby gelisah karena orang tua korban ini bukan orang sembarangan.

"Beliau juga menekan pihak kepolisian pak, kita sama sama di bawah tekanan orang tua korban."

"Lalu bagimana ?"

"Dengan tidak ada nya sidik jari dan jejak kaki pelaku, bisa saya simpulkan jika pelaku ini memakai pakaian khusus sebelum melancarkan aksi nya. Ada beberapa pakaian yg biasa dipakai oleh para pelaku pembunuhan, nanti anggota saya akan memeriksa setiap toko yg menjual pakaian tersebut." jelas ferdi panjang lebar.

"Saya percaya sama pihak kepolisian, tapi saya minta tolong supaya nama baik sekolah ini tidak tercoreng jika suatu saat orang tua korban sudah habis kesabaran nya."

Ferdi mengangguk. "Bapak tenang saja, saya sudah menurunkan tim khusus untuk menangani kasus ini"

"Sebelum nya saya juga meminta ijin dulu untuk memeriksa seluruh CCTV disekolah ini. Karena besok pagi penyelidikan akan dimulai dari ruang CCTV dulu." ucap ferdi lagi.

"Baik pak silahkan diperiksa semua nya." bobby ingin cepat cepat kasus ini selesai, sebenar nya bobby tidak terlalu peduli dengan kematian siswa nya, dia hanya mementingkan nama baik dan reputasi sekolah nya.

Adellion's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang