Adel tengah mengendarai mobil nya, ia berniat ingin menemui gadis yg waktu itu memberikan alamat rumah serta nomer Hp nya. Sebenar nya adel sedikit ragu, namun rasa penasaran nya jauh lebih besar.
Setelah menghabiskan waktu cukup lama dijalan, akhir nya adel sampai disebuah gedung. Disebut sebuah kostan bangunan ini terlalu tinggi, namun jika disebut apartement ini terlalu jelek. Entah lah, adel tidak memikirkan hal itu.
Setelah turun dari mobil nya, adel memasuki gedung itu lalu mulai mencari dimana letak kamar gadis itu. Singkat waktu, adel telah sampai didepan sebuah kamar, adel kembali mencocokan nomer kamar itu dengan alamat yg tertulis di secarik kertas yg tadi ia simpan.
Setelah dirasa nomer nya sesuai, adel mulai mengetuk pintu itu. Tak lama pintu pun terbuka memperlihatkan gadis cantik yg menampilkan senyuman manis nya.
"Akhir nya kamu dateng, silahkan masuk" ucap gadis itu. Setelah adel masuk, gadis itu langsung menutup dan mengunci pintu nya, lalu menghampiri adel yg sudah duduk disofa.
"Cepet kasih tau apa yg mau lo omongin sama gue" ucap adel datar, ia tidak ingin membuang buang waktu, awas saja jika gadis ini hanya ingin membicarakan omong kosong.
"Oke kenalin dulu nama aku freya" tangan gadis itu terulur untuk bersalaman, beberapa detik kemudian ia kembali menurunkan tangan nya karena tidak ada respon dari adel.
Freya menghela nafas nya kemudian mulai berbicara.
"Yg tadi aku bilang dikantin itu bener, aku temen nya flora, dia roommate aku sebelum nya. Aku turut berduka cita ketika mengetahui flora tidak bisa diselamatkan lagi. Sebener nya aku pengen hadir di pemakaman nya, tapi aku gatau alamat rumah nya dimana" walau pun belum genap tiga tahun berteman, tetap saja freya bersedih mengingat hanya flora satu satu nya teman disekolah ini yg ia punya.
Adel hanya diam, menunggu freya menyelesailan ucapan nya. Melihat adel yg hanya diam, freya kembali berbicara lagi.
"Mungkin kamu bingung ketika aku tau nama kamu lion, sebenar nya aku kenal kamu dan tau nama kamu karena dulu flora sering menceritakan kamu, bahkan dia sempat nunjukin foto kalian berdua sama aku"
Freya berdiri lalu masuk ke kamar nya, tak lama ia keluar dengan membawa satu figura. "Nih, aku masih simpan foto nya" freya menyimpan figura itu diatas meja. "Cuma itu barang flora yg masih aku simpen" lanjut nya.
Adel mengambil figura foto itu yg memperlihatkan diri nya yg sedang merangkul flora waktu SMP, foto yg sama seperti milik adel yg dia simpan di apartement nya sekarang.
Adel terdiam beberapa saat sambil terus memandangi foto itu. Akhir akhir ini pikiran adel terbagi pada ashel, sampai dia lupa dengan niat nya pindah ke sekolah ini. Perlahan mata adel menyayu, terlihat sendu sekali. Ia sangat merindukan sahabat kecil nya itu.
"Sedekat apa lo sama flora ?" tanya adel setelah tadi terdiam beberapa saat.
"Sedekat aku tau semua nya tentang dia, bukti nya aku bisa nyampe kenal kamu karena beberapa hari sebelum kejadian itu, ia terus menerus bilang kangen sama kamu dan pengen cepet cepet pulang buat ketemu kamu"
"Lalu setelah ini apa ? Lo cuma mau bilang itu doang ?" tanya adel.
"Engga. Sebelum kamu pindah ke SMA Harapan Bangsa, aku udah bisa nebak jika suatu saat nanti akan ada seseorang yg datang untuk menuntut balas semua nya karena keluarga flora tidak mendapat keadilan atas kejadian itu. Dan ternyata orang yg datang itu kamu, sahabat nya"
"Jadi lo udah tau maksud gue pindah ke sekolah ini buat apa?"
Fteya hanya mengangguk. "Bukan cuma kamu yg sakit hati karena kehilangan flora, aku juga merasakan hal yg sama lion. Tapi aku sadar, aku gak bisa berbuat apa apa untuk menuntut balas pada orang orang itu"
Seketika adel menegakan tubuh nya lalu menatap lekat mata freya "lo tau siapa orang orang itu ?" suara adel sangat dingin dan mata nya mulai sedikit memerah karena menahan emosi.
Freya mengangguk lagi. "Aku tau semua orang orang itu, bahkan aku udah nyiapin data lengkap mereka" freya kembali berdiri untuk mengambil sesuatu dikamar nya.
"Nih, jumlah nya 5 orang" ucap freya menyerahkan sebuah notebook pada adel "sebenar nya pelaku nya banyak, tapi yg 5 orang itu otak dari semua nya"
Adel mulai membuka notebook itu, dihalaman pertama menampilkan seorang murid laki-laki lengkap dengan foto serta alamat nya, begitu pun dihalaman kedua dan ketiga nya. Raut wajah adel berubah ketika melihat data murid di lembar ke empat, lalu emosi nya semakin memuncak ketika membuka lembar ke lima.
Tanpa ia sadari tangan nya meremas kuat notebook itu sampai sedikit robek. Lalu tiba tiba adel tertawa kencang hingga membuat freya kaget dan sedikit ketakutan.
"Apa nya yg lucu ?" tanya freya tidak habis pikir kenapa orang didepan nya ini tiba tiba tertawa.
Adel sedikit menggeleng. "Gue bakal memperlakukan secara khusus sama orang yg ada dilembar ke lima"
"Apa yg akan kamu lakukan ?"
"Apa jaminan lo untuk tutup mulut kalo gue bakal ngelakuin sesuatu ?" adel balik bertanya.
"Lion.. jangan kan tutup mulut, justru aku bakal bantu kamu untuk balas dendam sama mereka" jawab freya.
Sekilas mata adel melihat toples kecil berisi obat yg terdapat dilemari milik freya, adel mengetahui obat apa itu. "Lo sakit juga ?" tanya adel menatap freya.
Freya sedikit tertawa ketika menyadari adel melihat toples obat milik nya. "Hanya orang sakit yg mengetahui orang lain juga sakit". Freya menyandarkan tubuh nya pada sofa "aku cuma punya sedikit gangguan kecemasan, gak separah kaya kamu" jawab nya membalas tatapan adel.
"Aku juga korban bully mereka lion, tapi untung nya aku masih bisa bertahan walau pun akhir nya aku jadi punya trauma yg mengharuskan aku untuk mengkonsumsi obat penenang"
"Kamu belum jawab pertanyaan aku, apa yg akan kamu lakukan pada mereka ?" freya kembali ke pertanyaan nya di awal.
"Mengirim mereka untuk segera menyusul flora" jawab adel dingin.
"Lalu bagaimana dengan orang yg kelima, apa maksud kamu akan memperlakukan kusus sama orang itu ?" tanya freya lagi.
"Gue bakal sedikit bersenang senang dulu sama dia, mungkin dia akan jadi orang terakhir yg bakal gue eksekusi"
"Jangan libatkan perasaan lion" ucap freya yg mengetahui niat dan maksud adel.
Adel mendekat pada freya lalu sedikit mencengkram dagu nya "itu bukan urusan lo, jangan atur hidup gue"
Freya melepas paksa tangan adel lalu berdecak kesal "Kasar banget sih kamu, lalu apa yg bisa aku bantu ?"
"get out of my way and shut the fauck up your mouth, kalo sampai rencana gue terbongkar, lo orang pertama yg bakal gue cari untuk gue kirim ke neraka" ucap adel penuh penekanan.
"Whatever, aku bakal mantau kamu dari jauh" selain gila rupanya adel ini sangat temprament, pikir freya.
"Apa lagi informasi yg lo punya tentang orang orang ini ?"
"Kamu udah tau kasus siswi yg gantung diri di ruang bekas kesenian ?"
Adel mengangguk, seperti nya itu orang yg waktu itu oniel ceritakan pada nya.
"Nama nya serena, anak itu mendapat perlakuan yg sama kaya flora. Sayang nya dia memilih untuk mengakhiri hidup nya dibanding mencari pertolongan. Pelaku nya juga orang yg sama yg udah menyiksa flora"
Sudah adel duga, mereka adalah orang yg sama. Adel jadi semakin yakin orang orang itu memang pantas untuk mati.
Sebelum adel beranjak, freya menahan tangan adel. "Hati hati, orang tua mereka orang orang penting dan punya kekuasaan" ucap nya memperingati adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adellion's Revenge
Roman pour AdolescentsSeorang anak laki laki bernama Adellion yg berniat balas dendam atas kematian sahabat baik nya yg bernama Flora karena korban bully di sekolah.