PART 11

720 65 0
                                    

Beberapa hari berlalu, adel masih mencari waktu yg pas untuk melancarkan aksi nya lagi pada ashel di sekolah. Dan selama beberapa hari itu juga ashel sedikit terbebas dari adel, laki laki bajingan itu tidak mengganggu nya lagi.

Bel sekolah berbunyi, menandakan jam pelajaran hari ini telah berakhir dan waktu nya para murid terbebas dari kurungan nya setelah 8 jam dipaksa untuk menelan mentah mentah ilmu yg guru nya berikan.

"Shel mau bareng ?" tanya kathrin sambil membereskan alat tulis dan memasukan buku buku kedalam tas milik nya.

"Gak usah kath, gue naik taksi online aja" jawab ashel yg sedang melakukan hal yg sama seperti kathrin.

Ashel melirik ke arah meja adel, rupanya orang itu sudah tidak ada. Ashel sedikit bernafas lega.

Kini Ashel sedang berjalan menuju gerbang sekolah sambil memesan taksi online lewat ponsel nya. Ketika melewati lapangan tangan nya ditarik sedikit kasar oleh seseorang.

"Lepasin gak ? Gue bisa teriak kalo lo mau macem macem lagi" ucap ashel pelan namun dengan penuh penekanan.

Yg diajak bicara hanya tertawa seolah ancaman yg ashel berikan itu tidak ada apa apanya.

"Mulai sekarang lo pulang bareng gue, gak ada penolakan. Kalo lo gak mau gue bakal sebarin foto yg waktu itu lo kirim" ucap adel mengancam.

"Jangan" jawab ashel cepat.

Matanya mulai berkaca kaca ketika mendengar ancaman itu, Ashel sudah benar benar masuk dalam permainan adel.

"Turutin semua permintaan gue kalo lo pengen aman" ucap adel.

"Gue gak..."

Ucapan ashel terpotong ketika adel semakin kencang mencengkram tangan nya hingga ia kesakitan.

"Del sakit.." ashel meringis kesakitan.

Adel melonggarkan genggaman nya "Makanya jangan banyak omong"

Sepanjang berjalan ke parkiran, ashel berharap ada seseorang yg mengenali nya lalu membawa nya pergi dari manusia monster ini.

Air mata yg sejak tadi dia tahan pun akhir nya menetes ketika sudah berada didalam mobil adel. Dia bingung kemana harus mencari pertolongan untuk lepas dari adel.

Keadaan nya semakin sulit ketika sekarang adel sudah mempunyai kartu AS nya, yaitu foto topless yg ashel kirim waktu itu. ia pikir dengan mengirim foto itu adel akan berhenti mengganggu nya, namun perkiraan nya salah, itu malah membuat nya jadi boomerang untuk dirinya sendiri.

Sepanjang perjalanan ashel hanya menatap jendela ke arah luar. Ia tidak ingin menatap adel sedikit pun. Sesekali air mata nya masih saja menetes. Begitu juga dengan adel, ia hanya diam fokus menyetir walau sesekali menoleh pada ashel.

Ashel tersadar dari lamunan nya ketika melihat sekitar jalan yg mulai dipenuhi pohon pohon tinggi disisi kanan kiri nya. Ini bukan jalan arah pulang ke rumah nya.

"Del lo mau bawa gue kemana ? Gue pengen balik" ashel memberanikan diri untuk melihat adel.

Adel hanya tersenyum penuh arti.

"Lo tenang aja shel. Gue gak bakal kasar lagi sama lo, asal lo nurut" ucap adel yg tetap fokus menyetir.

"Gue minta maaf karena udah memperlakukan lo dengan buruk sebelum nya, gue janji bakal bersikap baik sama lo" ucap ashel meminta belas kasih dari adel.

Adel yg mendengar itu pun tiba tiba tertawa kencang hingga membuat ashel ketakutan.

"ashel..ashel.. ucapan lo itu telat. Waktu itu lo berani sama gue karena temen lo yg lagi sekarat itu masih ada, tapi sekarang ? Lo dengan enteng nya minta maaf sama gue. Lo pikir gue bakal semudah itu buat lepasin lo ?"

"Kita masih bisa jadi temen deket del, maafin kesalahan gue" kata ashel masih memelas.

"DIEM ANJINGGG" adel sudah benar benar muak dengan ucapan ashel.

Ashel kembali bergetar ketika dibentak lagi seperti itu, ia mulai ketakutan lagi. Air mata yg sudah kering pun mulai terbendung lagi di mata nya, sekali saja ia berkedip maka tangisan nya akan pecah lagi.

Mobil adel berhenti ditengah tengah hutan. Semenjak masuk jalan ini ia belum melihat ada motor atau mobil lain yg lewat, sangat sepi sekali. Bahkan sinar matahari pun tidak bisa manembus rimbun nya pepohonan.

Adel mulai menatap ashel dengan tatapan yg sulit diartikan "gue pengen liat langsung foto yg lo kirim waktu itu, soalnya lo cantik banget shel"

"Del plis jangan kaya gini, gue gak mau" ucap ashel disela sela tangis nya. Tangan nya mencoba membuka pintu, namun adel sudah mengunci nya sejak tadi lewat kunci remot nya.

Adel sangat puas dan senang sekali ketika melihat ashel yg sedang ketakutan ini.

"Liatin ke gue shell.. gue janji gabakal bilang sama siapa siapa" adel menarik tangan ashel untuk menghadap nya.

Namun adel mulai kesal ketika ashel diam saja dan malah memunggungi nya. Akhir nya ia yg mendekatkan diri pada ashel. Gadis itu mulai berontak ketika adel memegang kuat tangan nya.

Plakkk...

Tangan besar itu pun kembali mendarat dipipi mulus ashel.

"Apa harus gue kasarin dulu biar lo nurut, HAH ?" bentak adel lagi.

Kini tubuh ashel sudah terpojok dengan pintu mobil, adel langsung saja memanfaatkan kesempatan itu dan...

Cuppp...

Adel langsung mencium bibir ashel lalu melumat nya dengan rakus. Tangan ashel coba mendorong tubuh itu untuk menjauh namun sia sia.

Sekuat mungkin ashel masih menutup rapat rapat bibir nya. Tapi gigitan kuat dari adel memaksa nya untuk membuka mulut karena kesakitan dan akhir nya lidah kedua nya pun bertemu.

Ashel sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi selain pasrah membiarkan adel menjamah mulut dan bibir nya. Bayangan wajah kedua orang tua nya dan bayangan wajah zee terlintas dalam benak nya seolah berharap ketiga sosok itu ada disini untuk menyelamatkan nya.

Ashel semakin panik ketika tangan adel mulai menggerayangi dadanya tanpa melepaskan ciuman itu. Dengan sisa tenaga nya, ashel berusaha sekuat mungkin untuk menahan tangan adel yg mulai melucuti 2 kancing atas seragam nya hingga belahan milik nya pun sudah terlihat.

Namun kali ini nasib baik masih berpihak pada ashel ketika dari kejauhan adel melihat cahaya mobil kelap kelip berwarna biru, rupanya itu rombongan mobil polisi yg menuju kearah nya. Adel buru buru menjauhkan tubuh nya dari ashel, dengan cepat ia menghidupkan mobil untuk segera pergi dari sini.

Dengan tangan yg masih gemetar, ashel mengancingkan lagi baju seragam nya dan merapihkan rambut dan wajah nya yg sangat berantakan. Ashel coba mengatur nafas nya untuk menghilangkan isakan tangis nya yg sesenggukan.

"Kita belum selesai shel" ucap adel merasa kesal karena aksi nya gagal.

Ashel hanya diam menunduk, dia masih bisa bersyukur karena adel tidak melakukan nya lebih jauh. Dan entah sudah yg keberapa kali nya ashel kembali menangis lagi.

Adellion's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang