Ashel berjalan ke belakang gedung sekolah tempat dimana gudang itu berada. Dia harus melewati banyak nya rumput dan ilalang tinggi yg sudah menjalar kemana mana karena tidak terurus.
Singkat waktu ashel sudah sampai didepan gudang itu, suasana nya sangat mencekam karena tempat ini tidak pernah dilewati siapa pun. Ashel memberanikan diri untuk membuka pintu dan ternyata benar pintu itu sudah tidak terkunci, lalu ia pun masuk kedalam.
Suasana didalam sangat gelap sekali, ashel tidak bisa melihat apa apa. Dia mulai merasa takut, jika bukan karena foto itu ia tidak akan masuk kedalam sini. Ashel sempat ingin balik lagi namun..
"Ashel" ucap seseorang tiba tiba mengagetkan ashel. Ia tau itu suara adel tapi dia tidak bisa melihat keberadaan orang itu.
Tiba tiba sebuah lampu hidup memperlihatkan adel yg sedang duduk di sebuah sofa yg terlihat usang.
"Sini" pinta adel menyuruh ashel untuk mendekat.
Ashel meneguk liur nya lalu memberanikan diri untuk mendekat dan sekarang ia sudah berada dihadapan adel.
"Lo udah hapus foto nya kan ?" tanya ashel to the point.
Adel tidak menjawab nya, namun seketika adel menarik paksa tangan ashel hingga gadis itu terduduk dipangkuan nya. Ashel langsung berontak namun adel langsung memeluk perut ashel dari belakang.
"LEPASIN GUE" teriak ashel sambil mencoba untuk melepaskan diri, namun tangan adel diperut nya semakin kuat melingkar.
"sutt...diem shel, lo gak mau gue tampar lagi kan ?" bisik adel tepat ditelinga ashel.
Tubuh ashel merinding hebat mendengar suara seperti itu, ia mulai ketakutan lagi dan matanya sudah berkaca kaca.
"Gue kesini cuma buat ngehapus foto itu, plis lepasin gue del" ucap ashel dengan suara gemetar.
"Foto lo bakal gue hapus asal sekarang lo diem, jangan bikin gue bersikap kasar lagi sama lo" ucap adel mulai menciumi leher belakang ashel.
"mmhhh..." desahan kecil keluar begitu saja dari mulut ashel karena merasa geli. Tangan nya masih mencoba menyingkirkan tangan adel diperut nya.
Perlahan tangan adel mulai bergerak dari belakang dan mulai mengusap perut ashel. Tubuh ashel kembali bergetar hebat merasakan tangan besar adel yg menggerayangi nya.
"Del jangan..." ucap ashel cepat sambil menahan tangan adel yg ingin membuka kancing seragam nya.
"Gue cuma pengen liat punya lo shel" suara adel sangat berat sekali.
Ashel sudah menangis sambil terus menggelengkan kepala nya, tangan nya masih mencoba menepis tangan adel walau sekarang semua kancing itu sudah terlepas.
Tangan adel langsung meremas gundukan yg masih terbungkus bra berwarna hitam itu.
"Asli nya lebih gede dari yg di foto shel" ucap adel dengan tangan yg terus meremas benda kenyal itu.
Tidak ada yg bisa ashel lakukan selain pasrah ketika tangan adel semakin liar meremas dada nya. Teriak pun percuma, tidak akan ada orang yg bisa mendengar nya. ia hanya berharap ada keajaiban yg bisa menyelamatkan nya.
"Ngadep sini shel" adel mengangkat paksa tubuh ashel lalu menarik nya kembali dengan posisi sekarang saling berhadapan.
Adel tidak memperdulikan tangisan ashel. Dia langsung menaikan bra itu dan terlihatlah payudara ashel yg begitu besar untuk ukuran anak SMA. Adel meneguk kasar saliva nya lalu melihat ashel dengan tatapan yg sudah diselimuti nafsu, gadis itu hanya bisa menggelengkan kepala nya dengan air mata yg terus mengalir membasahi pipi nya.
Seolah tidak peduli adel langsung melahap gundukan besar itu dengan rakus. Tangan ashel reflek menutup mulut nya menahan tangis dan suara desah nya. Adel menyusu sangat rakus seperti bayi yg kehausan. Tangan nya ikut meremas payudara ashel yg satu nya sambil menjepit puting itu disela sela jari nya.
"Ahhh...enghh..." tangan ashel tidak bisa membungkam mulut nya yg memaksa untuk mengeluarkan suara desahan.
Entah apa yg terjadi, dirinya tidak menginginkan hal ini tapi tubuh nya seolah menikmati perlakuan adel pada payudara nya. Remasan dan kuluman itu memberikan sensasi nikmat yg tidak pernah ashel rasakan sebelum nya.
Ashel semakin tidak karuan ketika paha nya merasakan sesuatu yg mulai mengeras dibawah sana. Ashel tau benda apa itu dan sekarang ia semakin ketakutan.
Adel melepaskan hisapan nya dari payudara ashel lalu menatap nya. "Lo pengen yg itu ?" tanya adel seolah paham jika ashel merasakan milik nya yg sudah bangun.
Tentu saja ashel menggeleng cepat "pliss udahan del, lepasin gue" lirih nya.
"Tapi gue belum puas shel, lo candu banget" adel bangkit dari duduk nya lalu menjatuhkan ashel hingga terduduk disofa itu.
Ketika adel ingin membuka ikat pinggang celana nya tiba tiba terdengar suara bel yg berbunyi menandakan jam istirahat akan selesai dalam waktu 5 menit. Adel menggeram kesal, lagi lagi aksi nya terganggu.
"Beresin baju lo, kita balik kelas" ucap adel seperti sedang menahan sesuatu.
Ketika ashel ingin menurunkan bra nya tiba tiba adel menggigit lagi puting itu lalu menghisap nya sebentar membuat ashel reflek mendesah lagi, adel pun tersenyum nakal pada nya.
"Lo enak banget shel" ucap adel langsung pergi meninggalkan ashel sendirian.
Sambil terisak, ashel kembali mengancingkan dan merapihkan seragam nya yg berantakan. ia membuka ponsel untuk melihat keadaan wajah nya yg terlihat sangat kacau. Tangan nya menyeka sisa air mata lalu sedikit merapihkan rambut nya. Setelah benar benar rapih, ashel pun keluar dari gudang itu dengan keadaan tubuh yg sangat lemas.
.
.
.
.
.
Setelah sampai dikelas, ternyata ashel mendapat kabar jika razia HP nya tidak jadi karena berita itu bocor sehingga para murid pun pasti sudah berjaga jaga untuk menyembunyikan sesuatu di ponsel nya.Ashel menatap tajam ke arah adel yg tersenyum licik. Kalau seperti ini sama saja ashel menyerahkan tubuh nya secara cuma cuma.
"Lo kemana aja shel ?" tanya kathrin setelah ashel mendudukan diri disamping nya.
"Emmm..gue di perpus kath, pengen ngadem" jawab ashel.
"Bentar..bentar.." kathrin mengendus tubuh ashel dan mencium aroma parfum yg sangat familiar namun dia tidak ingat punya siapa, yg jelas ini bukan parfum nya ashel.
"Lo ganti parfum ya shel ?" tanya kathrin mendelik ashel penuh curiga.
"Hah emang kenapa ?" ashel langsung mencium baju nya dan benar saja aroma parfum adel sangat menempel dibaju nya.
"Ohh iyah.. ini punya abi gue kath" jawab ashel kemudian, ia berusaha menyembunyikan kegugupan nya.
"Gue belum pernah ketemu sama abi lo, tapi kok gue kaya kenal yah sama wangi parfum nya" ucap kathrin mengetuk ngetuk dagu nya seolah sedang berpikir.
Sekarang ashel harus bersyukur mempunyai teman pikun seperti kathrin yg kekurangan vitamin B12 diotak nya sehingga membuat nya gampang lupa.
Ashel kembali melamun, dia sedang mencerna apa yg baru saja terjadi antara adel dan diri nya digudang. Tiba tiba matanya berkaca kaca lagi, mengingat adel sudah terlalu jauh bertindak seenak nya terhadap dirinya.
Ashel ingin mengakhiri ini semua, tapi dia tidak tau bagaimana cara nya dan dia juga tidak tau harus meminta tolong pada siapa. Tanpa dia sadari air matanya kembali turun, dengan cepat ashel menghapus nya.
"Kath gue keluar dulu mau ke uks, tolong ijinin kalo nanti ada guru nanyain gue" ucap ashel langsung pergi begitu saja.
"Shel lo sakit apa ?" teriak kathrin, namun ashel sudah menghilang.
Sejak tadi adel mengawasi gerak gerik ashel, ia sudah berdiri ingin menyusul ashel namun guru yg akan mengajar sudah masuk, ia pun mengurungkan niat nya.
"Selamat siang anak anak" sapa guru yg baru saja masuk.
"SIANG PAKKK" jawab murid serempak.
"Sekarang kerjakan latihan soal dibuku paket dari nomer 1 - 50 "
"BACOTTT" seketika oniel reflek menutup mulut nya. Semua murid menatap ke arah nya tak terkecuali guru yg ada didepan nya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adellion's Revenge
Novela JuvenilSeorang anak laki laki bernama Adellion yg berniat balas dendam atas kematian sahabat baik nya yg bernama Flora karena korban bully di sekolah.