PART 19

659 72 0
                                    

Ashel terdiam beberapa detik untuk mencerna ucapan murid tadi, tiba tiba lutut nya terasa lemas dan tubuh nya mulai kehilangan ke seimbangan, beberapa detik sebelum ashel ambruk ada sepasang tangan yg menahan tubuh nya dari belakang.

"Lo kenapa ?" tanya adel. Tidak ada jawaban dari ashel, lalu adel menatap kathrin, namun sama, gadis itu juga seperti mematung dengan tatapan kosong nya.

Ashel menoleh pada adel, seketika nafas nya mulai memburu dan matanya mulai berkaca kaca. Adel yg melihat itu pun langsung menuntun ashel masuk kedalam kelas lalu mendudukan nya dikursi.

Ashel masih belum bicara namun air mata nya sudah mulai keluar. Kemudian ashel memejamkan mata nya seraya mengatur nafas nya yg tidak teratur sejak tadi. Tangan nya menepuk nepuk dada nya sendiri yg terasa sesak, tubuh nya pun bergetar hebat.

Adel yg melihat itu pun langsung membawa ashel kedalam pelukan nya, tangan nya terulur untuk mengusap usap lembut punggung ashel untuk memberikan ketenangan. Bukan nya tenang, ashel yg diperlakukan seperti itu pun tangis nya malah semakin pecah.

Adel melihat situasi kelas yg kosong, seperti nya semua murid langsung keluar sejak ada keributan tadi. Adel menatap ashel yg masih menangis dalam pelukan nya, ia harus merelakan baju seragam nya yg basah akibat tangisan gadis ini.

Beberapa saat kemudian ashel melepaskan pelukan nya lalu menatap adel. "gue pengen liat del, anter gue kesana."

Adel menggeleng. " enggak shel, keadan lo belum tenang, disana pasti rame banyak orang, kita bakal desak desakan"

"Pliss del gue pengen liat, jason temen gue" ucap ashel memohon, sesekali tangan nya mengusap air mata nya yg masih saja mengalir.

Tiba tiba terdengar suara sirine ambulan yg bersautan dengan suara sirine polisi yg mulai berdatangan menambah kesan mencekam di SMA Harapan Bangsa.

Seketika ashel langsung berdiri, ia kekeh ingin melihat ke lokasi kejadian. Ashel menatap dengan tatapan memohon pada adel, adel yg melihat itu pun mau tidak mau mengikuti langkah ashel dari belakang.

Setelah tiba dilokasi, benar saja banyak sekali orang, mulai dari guru, murid, polisi, dan petugas ambulan. Keadaan nya sangat ricuh, ada yg masih terdiam syok, ada juga yg sudah menangis histeris.

Ashel menarik tangan adel untuk melihat lebih dekat lagi. Di posisi sekarang, ashel bisa melihat dengan jelas ada tiga orang polisi yg naik ke atas tangki air dan perlahan mayat Jason pun mulai terlihat diangkat ke permukaan.

Ashel reflek menutup mulut nya ketika melihat keadaan jasad jason, tubuh nya terbujur kaku, warna kulit nya sudah sangat pucat bahkan terlihat seperti mulai membusuk. Sedari tadi mata adel terus memandangi lokasi kejadian, lalu menatap lekat mayat jason untuk memastikan ia tidak meninggalkan jejak sedikit pun.

Polisi mulai memasukan jasad itu kedalam kantung mayat, lalu berjalan melewat tepat dihadapan ashel. Ashel yg sudah tidak tahan pun langsung kembali memeluk adel yg ada disamping nya, ia benar benar sangat terpukul. Selain mengenal nya, jason juga teman satu organisasi dengan nya, jadi bisa dibilang hubungan nya cukup dekat.

Setelah itu, tiba tiba terdengar suara kepala sekolah yg mengumumkan pada semua murid untuk segera pulang lebih cepat hari ini, karena sebentar lagi pihak kepolisian akan semakin banyak berdatangan untuk melakukan olah TKP serta pencarian barang bukti.

Kematian jason sudah tercium media, tentu saja dengan cepat para wartawan pun mulai berdatangan dan memenuhi area gerbang sekolah untuk mengambil foto dan mewawancarai setiap orang yg kebetulan lewat.

Maka dari itu dengan sekejap mata berita ini pun menghebohkan semua orang, khusus nya dunia pendidikan yg ada di indonesia. Berita ini juga sudah tersebar luas keluar area sekolah, bahkan sudah sampai ke lingkungan masyarakat umum.

Kembali pada adel yg sekarang sedang berada disalah satu caffe depan sekolah, ia sedang menunggu ashel karena tadi tiba tiba ashel diharuskan menghadiri rapat osis dadakan.

"Cihhh...kalo soal beginian berita nya cepet banget viral, giliran kasus pembulliyan malah ditutup tutupi." adel berdecih kesal sambil terus memandangi para wartawan yg semakin banyak berdatangan. Begitu pun dengan polisi, sudah terhitung ada 4 mobil polisi yg baru saja masuk kedalam sekolah.

Ditengah menikmati kopi pesanan nya, tiba tiba adel terfokus pada 3 mobil mewah yg baru saja tiba. Dari kejauhan adel bisa melihat sepasang suami istri keluar dari mobil tersebut, diikuti oleh para pengawal didepan dan belakang nya. Dari pakaian nya yg formal, adel sudah bisa menebak jika orang itu adalah pejabat.

"Kaya nya itu orang tua nya si bangsat deh." adel bergumam sambil terus mengamati mereka.

Walau pun sudah percaya diri aksi nya tidak akan ketahuan, adel tidak bisa meremehkan orang tua jason. Mungkin saja mereka sudah membayar polisi dua kali lipat untuk mencari tau siapa pembunuh anak nya.
.
.
.
.
.
.
Sekarang ashel bersama para anggota osis sedang berkumpul diruangan nya. Sudah 30 menit berlalu, tidak ada pembicaraan apapun yg terdengar dari semua anggota. Mereka masih sangat syok dengan apa yg baru saja terjadi.

"Gue takut ini akan berimbas sama kita." Suara seno memecahkan keheningan. "Siapa yg terakhir ngeliat Jason sebelum dia menghilang ?" tanya seno lagi.

Semua anggota saling pandang, lalu kemudian menggelengkan kepala nya bersamaan. Walau pun jason anggota osis, dia jarang berkumpul dengan sesama osis lain nya. Dia lebih sering berkumpul dengan anak anak basket.

"Apa diantara kalian ada yg punya masalah pribadi sama jason ?"

"Maksud lo apa sen ?" seketika marsha bertanya dengan suara sedikit tinggi. "Pertanyaan lo mengarah seolah olah pelaku nya diantara kita ? Udah gila lo." marsha yakin bukan hanya dia yg tersinggung dengan ucapan seno, semua anggota juga tersinggung, cuma mereka pada gak berani ngomong aja.

"Maksud gue bukan gitu sha, justru gue mau lindungin kalian sebelum pertanyaan itu keluar dari mulut polisi. Gue yakin polisi bakal nyari saksi, entah kita atau siapa pun." Bagaiman pun juga seno memiliki tanggung jawab yg cukup besar karena yg meninggal itu anggota nya.

"Pasti. Jika ada barang bukti atau saksi diantara kita, bisa jadi kita semua juga bakal dipanggil untuk dimintai keterangan". Ucap ashel lalu mengalihkan pandangan nya keluar, kekhawatiran nya juga tidak kalah besar dengan seno. Mata ashel dan chika bertemu, lalu saling pandang seolah sedang berkomunikasi lewat tatapan nya.

"Yaudah semoga semua nya baik baik aja yah." kini chika yg berbicara berusaha untuk mengangkat kekhawatiran teman teman nya.

Setelah satu jam berdiskusi, semua anggota osis pun membubarkan diri nya masing masing. Begitu juga dengan ashel yg sekarang sedang berjalan keluar sambil melihat para polisi yg sedang bekerja, dibeberapa tempat polisi sudah memasang garis polisi yg menandakan tidak boleh ada orang yg masuk ke area itu.

Ashel membuka ponsel nya ketika baru saja ada pesan masuk, rupanya dari adel yg sedang menunggu nya pulang di caffe depan sekolah. Untuk saat ini pulang bersama adel mungkin ide bagus, lagian dia juga udah mulai berubah, pikir ashel.

"Hai.." sapa adel langsung berdiri ketika ashel menghampiri nya, lalu membuka kan pintu untuk ashel.

Ashel hanya tersenyum tipis lalu masuk kedalam mobil adel. Selama perjalanan, ashel tidak mengeluarkan sepatah kata pun, ia melamun masih tidak menyangka teman nya mengalami pembunuhan.

Adel yg melihat ashel hanya diam saja pun mengerti, mungkin ashel masih merasa kehilangan. Ya walau pun sebenar nya adel tidak peduli.

Beberapa saat kemudian mobil adel telah sampai dirumah ashel. Adel menahan tangan ashel yg hendak turun, gadis itu menoleh pada nya sambil mengangkat kedua alis nya.

"Kalo lo butuh temen cerita, lo bisa telpon gue" ucap adel lembut.

Ashel menatap adel tanpa menjawab nya. Tiba tiba ashel mendekat pada adel lalu memeluk nya. Adel sedikit terkejut, namun detik berikut nya ia membalas pelukan itu.

Beberapa detik kemudian ashel melepaskan pelukan nya lalu kembali menatap adel. "Thanks" ucap ashel tersenyum lalu segera turun dari mobil.

Adel tersenyum manis ketika ashel melihat nya lagi sambil menutup pintu. Lalu adel pun pergi meninggalkan rumah ashel.

Adellion's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang