Aldo kembali dari kantornya dengan langkah cepat, matanya tajam menatap Aleksa yang sedang membereskan mainan putri mereka di ruang tamu. Rasa frustrasi dan kebingungan jelas tergambar di wajahnya, namun Aleksa tampak tenang, meski pikirannya penuh dengan segala macam keraguan.
"Ada masalah apa kamu sama Samuel? Kenapa dia berkata seperti itu? Kamu membuat ulah lagi? Dengan siapa lagi kamu ribut?" Aldo akhirnya membuka suara, suaranya terdengar tajam dan menuntut penjelasan.
Aleksa terdiam, tangannya masih sibuk merapikan mainan di lantai, namun pikirannya melayang jauh. Kata-kata Dania terus terngiang-ngiang di kepalanya. Apa benar Dania bisa melihat hantu? Seperti gosip yang selama ini beredar? Dan lebih penting lagi, apa dia benar-benar bisa melihat Aleksander, kakak kembar yang sangat dia rindukan?
Pertanyaan-pertanyaan itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Jika Dania bisa melihat Aleksander, mengapa arwah kakaknya itu tampak tidak menyukai Aldo? Bukankah dulu Aleksander sendiri yang memperkenalkannya kepada Aldo? Bahkan, Aleksa menikah dengan Aldo karena ia pikir itulah keinginan terakhir dari Aleksander. Tetapi sekarang, semuanya terasa salah.
"Aleksa!" Aldo membentak, suaranya memecah lamunan Aleksa dan membuatnya tersadar. Matanya bertemu dengan tatapan dingin suaminya.
Dengan senyum tipis, Aleksa mencoba mengalihkan percakapan. "Aku malas berdebat, aku ingin tidur. Ohhh, mulai besok aku ingin kembali bekerja lagi. Aku akan kembali mengambil jabatanku. Aku kangen bekerja!" Nada suaranya berubah menjadi manja, seolah tidak ada yang salah.
Aldo mengernyitkan alis, jelas tidak puas dengan jawaban itu. "Kenapa tiba-tiba----"
"Aku sudah bilang Papa, dan dia setuju! Aku kangen sekali bekerja, aku bosan jadi ibu rumah tangga! Aku akan ajak Acha juga ke kantor!" potong Aleksa, dengan nada yang lebih ceria dari sebelumnya.
Namun, reaksi Aldo sangat berbeda dari yang diharapkan Aleksa. Matanya menyipit dan suaranya berubah dingin. "Kamu sedang menghinaku? Kamu mau kembali bekerja dan menjadi atasanku?"
Aleksa terkesiap mendengar perubahan nada suara Aldo. "Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini? Kamu dulu selalu bilang jika kamu akan support aku dalam hal apapun! Kamu tahu jabatan ini harusnya milik Aleksander kan? Aku hanya merindukannya. Dengan menggantikan posisinya, aku akan lebih tenang. Tolong mengertilah!"
"Bullshit!" Aldo mengumpat dengan marah, mengepalkan tangannya sebelum berbalik dan pergi meninggalkan rumah. Kekesalan tampak jelas di wajahnya. Bagaimana mungkin Aleksa tiba-tiba ingin kembali bekerja? Jika ini terjadi, rencananya untuk mengambil alih semua yang dimiliki Aleksa dan ayahnya akan menjadi jauh lebih sulit. Sialan! Dia perlu memikirkan langkah berikutnya dengan hati-hati.
Aldo berjalan dengan langkah cepat menuju mobilnya, pikirannya dipenuhi oleh berbagai rencana jahat. "Apa aku harus menyingkirkan ayah Aleksa juga agar jalanku semakin mudah?" gumamnya pada dirinya sendiri. Pikiran itu memberinya sedikit rasa puas, mengingat bagaimana dia sudah berhasil menyingkirkan Aleksander lebih dulu.
Sambil memacu mobilnya, Aldo menuju ke sebuah apartemen yang sudah lama menjadi tempat pelarian rahasianya. Begitu sampai, dia memasukkan kode pintu dengan cepat, dan ketika pintu terbuka, dia disambut oleh seorang wanita yang menunggunya di dalam.
"Clarin," Aldo menyapanya dengan suara rendah sebelum menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Bibirnya segera mengecup bibir Clarin dengan gairah yang tak tertahankan, membuat wanita itu terkekeh pelan.
"Kamu kembali lagi?" Clarin menyapa dengan nada menggoda sambil melingkarkan lengannya di leher Aldo, jemarinya bermain-main dengan rambut pria itu. "Kenapa wajahmu seperti ini? Apa sahabatku tidak memuaskanmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Wife For My Husband (On Going)
RomanceDania, seorang indigo yang sejak kecil dianggap sebagai aib oleh keluarganya, terutama oleh ayahnya yang lebih memihak ibu dan saudara tirinya. Kemampuan luar biasa yang dimilikinya muncul setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa ibunya puluha...