Clarin menatap foto-foto di tangannya dengan sorot mata penuh kepuasan. "Kamu serius dengan ini, Aleksa?" tanyanya, meski senyum di wajahnya sudah menunjukkan bahwa ia sudah sangat senang dengan apa yang dilihatnya. Dalam foto-foto itu, Dania tampak mesra dengan seorang pria yang hanya kelihatan punggungnya.
"Jadi dia menjadi selingkuhan?" Clarin tertawa puas, lalu menyerahkan foto-foto itu kepada ibunya, Sonya.
"Sudah kubilang, nasib orang aneh itu akan selalu buruk! Menggelikan sekali! Saking kesepiannya, dia memacari suami orang! Dania ini memang tidak akan pernah setara denganku!" Clarin terkekeh, menikmati setiap momen.
Sonya ikut tersenyum jahat. "Ibunya juga hamil di luar nikah, anaknya sudah pasti sama liarnya!" katanya dengan nada meremehkan. "Tapi pintar juga dia bisa menggait pria kaya. Tak kusangka dia punya otak juga! Yang paling penting, dia tidak akan mengganggu kita lagi!"
Clarin mengangguk setuju. "Benar itu, Ma. Memiliki saudara seperti dia sangat memalukan!" katanya sambil mengepalkan tangan. "Tapi entah kenapa, aku tetap tidak rela dia menikah dengan orang kaya!"
Aleksa, yang berdiri di samping mereka, menimpali, "Benar itu, tante. Pria itu sangatlah tampan! Tidak rugi juga menjadi simpanannya! Dia tidak pantas mendapat hal itu, walaupun sekedar simpanan!"
Sonya mengangguk setuju, wajahnya berubah serius. "Kita harus tetap mencari cara untuk memisahkan mereka! Kita cari tahu siapa pria itu! Jika benar dia simpanan, kita buat dia malu!"
Clarin menghela napas panjang, mencoba meredakan amarah yang memuncak dalam dirinya. "Benar, Ma. Kita harus menghancurkan Dania sepenuhnya. Dia tidak layak mendapatkan kebahagiaan."
Sonya menepuk pundak putrinya dengan lembut, lalu tersenyum. "Tapi sudahlah, jangan pikirkan itu dulu! Ulang tahunmu sudah dekat, sayang. Pikirkan hal-hal yang membuatmu bahagia!"
Clarin mendesah kesal. "Bagaimana aku bisa bahagia jika Mama dan Papa menjodohkanku dengan seorang duda? Aku ini masih muda, Ma! Pantasnya bersama pria yang seumuran, bukan dengan seseorang yang sudah punya masa lalu!"
Sonya memandang putrinya dengan tatapan tajam namun penuh keyakinan. "Duda berkualitas jauh lebih baik daripada pria muda tapi miskin! Percayalah pada Mama, sayang. Pria yang kami pilihkan untukmu bukan sembarang orang. Dia kaya, berpengaruh, dan bisa memberikanmu kehidupan yang jauh lebih baik daripada yang bisa kau bayangkan."
Clarin mendengus, namun senyum sinis ibunya membuatnya berpikir dua kali. Ia tahu betul bahwa Sonya tidak akan sembarangan dalam memilih calon pasangan untuknya. "Tapi Ma, apa artinya semua itu jika aku tidak mencintainya? Aku ingin bahagia, bukan hanya kaya."
Sonya menarik napas panjang, lalu berkata dengan nada tegas, "Cinta itu bisa datang belakangan, Clarin. Yang terpenting adalah posisi dan kekuasaan. Dengan pria ini, kau akan mendapatkan keduanya."
"Baiklah, Ma," Clarin akhirnya berkata, suaranya lebih tenang.
Sonya tersenyum penuh kemenangan. "Percayalah, Mama tahu apa yang terbaik untukmu."
******
Ben berteriak kepada seorang teman sebayanya yang mencoba merebut mainannya. "Ini mainanku! Mainanku!"
"Aku kan hanya mau pinjam, pelit!" bocah itu berusaha merebut mainan Ben.
"Tapi ini hadiah dari ibuku! Aku nggak mau meminjamkannya!"
"Ah, ibu yang sudah mati itu? Semua orang tahu kamu sudah nggak punya ibu! Kalau aku gangguin kamu, siapa yang bakal belain dan percaya?" Anak itu merebut mainan Ben dengan kasar, lalu melemparkannya ke lantai. Ia menginjak robot-robotan itu hingga terbelah menjadi dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Wife For My Husband (On Going)
عاطفيةDania, seorang indigo yang sejak kecil dianggap sebagai aib oleh keluarganya, terutama oleh ayahnya yang lebih memihak ibu dan saudara tirinya. Kemampuan luar biasa yang dimilikinya muncul setelah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa ibunya puluha...