2 Berkenalan Dengan Ben

460 83 19
                                    

2 Berkenalan Dengan Ben

Samuel Pov

Tiba-tiba saja, aku harus membawa seorang wanita pulang ke rumah untuk menggantikan Nadya. Rasanya aneh dan sulit dipercaya, mengingat aku sudah berjanji tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan tempatnya di hatiku. Tapi hari ini, aku seolah menjilat ludahku sendiri.

Dania, wanita ini—ada sesuatu tentang dirinya yang membuatku merasa terikat, meskipun aku hampir tidak mengenalnya. Sesekali, aku melihat sosok Nadya di dalam dirinya, dan itu membuatku semakin bingung. Bagaimana bisa aku tertarik padanya hanya dalam waktu singkat?

Tapi dibandingkan dijodohkan dengan Clarin, aku lebih memilih Dania. Setidaknya, ada sesuatu yang lebih tulus dan alami dalam dirinya.

Dia memiliki sisi keibuan yang aku cari—sisi yang bisa memberikan rasa aman dan cinta untuk Ben, putraku. Dia lumayan cocok. Tapi tentu saja, aku tidak akan bisa mencintainya seperti aku mencintai Nadya. Cinta itu terlalu mendalam, terlalu mengakar, dan terlalu sulit untuk digantikan.

Namun, ada satu hal yang menggangguku. Dari rekaman CCTV, terlihat jelas bahwa dia yang memapahku ke kamar hotel. Itu membuatku berpikir, apakah dia memiliki rencana tersembunyi? Apakah semua ini adalah bagian dari skenario yang telah dia susun? Tapi setiap kali aku melihat matanya, aku tidak bisa menemukan niat jahat di sana. Ini sulit dijelaskan.

Aku harus berhati-hati. Meskipun aku menyukainya, dan meskipun dia tampak manis dan memiliki potensi untuk menjadi sosok yang kuinginkan, aku tidak bisa sepenuhnya menaruh kepercayaan padanya—belum. Aku akan mengawasinya dengan cermat, mencoba memahami apa yang sebenarnya dia inginkan. Karena, pada akhirnya, aku harus melindungi diriku sendiri dan Ben dari kemungkinan apapun yang bisa terjadi.

"Papa membawa siapa? Sudah kubilang aku tidak mau ibu lain selain Mama!" Ben, bocah tiga tahun itu, mendorong Dania dengan tangan kecilnya. Matanya menatap penuh kemarahan dan kebingungan.

Dania berjongkok, mencoba sejajar dengan pandangan Ben. "Ben, aku bukan ibumu. Aku adalah pengasuhmu yang baru, teman mainmu saat Papamu bekerja!" Dengan lembut, Dania mengusap wajah Ben, berusaha memberikan rasa nyaman dan kepastian.

"Bohong!" Ben memprotes, suara kecilnya penuh dengan ketidakpercayaan.

"Benar!" Dania berkata sambil tersenyum lembut. Senyuman tulusnya dan tatapan matanya yang penuh pengertian membuat Ben perlahan-lahan melunak.

"Jadi kamu bukan pengganti Mama? Bukan kekasih Papa yang baru?"

Dania menatap Ben dengan penuh perhatian. "Mamamu tidak akan bisa digantikan oleh siapapun," jawabnya dengan sungguh-sungguh. Kata-katanya dipenuhi dengan empati, seolah-olah dia benar-benar memahami kedalaman perasaan Ben.

Mata Ben mulai menunjukkan keraguan, dan dia berhenti mendorong Dania. "Ben, kamu akan selalu memiliki kenangan indah tentang Mama. Aku di sini hanya untuk membantu Papa dan bermain denganmu. Kamu tidak perlu khawatir tentang hal lainnya," tambah Dania, mencoba menenangkan hati kecil Ben.

Ben mengamati Dania dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Sepertinya, untuk pertama kalinya, dia mulai merasa sedikit lebih nyaman dengan kehadiran Dania. "Kalau begitu, kita bisa bermain bersama?" tanya Ben dengan suara lembut, seolah-olah dia mulai membuka hati untuk pengasuh barunya.

"Ya, tentu saja. Kita bisa bermain dan bersenang-senang bersama," jawab Dania, senyum hangatnya semakin lebar. "Aku akan selalu ada untukmu, Ben."

Dengan perlahan, Ben mengambil tangan Dania dan menariknya menuju mainan di ruang tamu. Meskipun Ben masih menunjukkan tanda-tanda kekagetan, kehadiran Dania sepertinya mulai membawa sedikit kedamaian ke dalam hatinya.

A Wife For My Husband (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang