[12] He's Sick

661 173 17
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Dinginnya hawa menusuk kulit, menyebabkan bulu kuduk bangkit dan tubuh menggigil. Akhir-akhir ini cuaca tidak menentu. Kadang panas, kadang hujan. Tidak heran jika banyak orang yang sakit akibat cuaca seperti ini, contohnya teman-teman kelasku yang terserang flu, batuk, atau demam.

Untungnya aku memiliki stamina dan imun tubuh yang kuat sehingga jarang sakit. Namun, jika sedikit saja muncul gejala, maka akan sangat merepotkan.

Di luar hujan turun dengan sangat deras disertai oleh gemuruh petir dari langit yang gelap. Kondisi saat ini mengingatkanku dengan beberapa waktu lalu ketika aku menemukan siluman jadi-jadian di bawah seluncuran anak-anak saat dalam perjalanan pulang sekolah.

Mengingat penyataan gila yang dilontarkan Itoshi Rin semalam membuatku yang mendengarnya menjadi ikut gila. Yang benar saja?! Mematahkan kutukan dengan melakukan seks bersama perempuan yang dicintai?! Siapa yang menciptakan kutukan mesum itu, bodoh?!

Jika aku berada di posisinya, aku lebih memilih mencari tanaman langka yang tumbuh di atas gunung dari pada melakukan hal mesum tersebut. Namun sayangnya, aku bukan dia.

Baiklah, lupakan hal bodoh itu.

Karena melongo setelah mendengar cara mematahkan kutukan yang dialami olehnya, aku sampai pingsan dan tertidur tanpa membersihkan diri padahal aku berkata akan mandi setelahnya. Jadi sekarang aku harus mandi meskipun hawa sangat dingin, tapi tak apa karena aku akan menggunakan air hangat.

Berhubung saat ini si poni lempar itu sedang tidak ada di kamar karena ayahku membawanya turun untuk sarapan, aku akan menggunakan kesempatan yang kumiliki secepat waktu.

Aku segera mandi dengan menggunakan air hangat. Rasanya sangat segar dan luar biasa apalagi di tengah hawa dingin seperti ini.

Di tengah kegiatanku dalam membersihkan diri, pikiranku kembali melayang dengan kondisi Rin jika berada dalam situasi sekarang. Kami harus pergi ke sekolah, tapi yang paling kupikirkan adalah dirinya yang menjadi lemah di saat hujan. Aku sama sekali tidak lupa dengan kata-katanya saat itu.

Rasanya sulit.

Haruskah aku meninggalkannya di rumah? Jika begitu, tandanya dia harus membolos. Pihak sekolah biasanya memahami keterlambatan para siswa dan siswi karena terhalang oleh hujan, tapi... apakah dia bersedia?

Bagaimana jika kondisinya memburuk saat aku pergi ke sekolah dan meninggalkannya di rumah sendirian?

Aku menghela napas secara kasar seraya mematikan keran begitu selesai. Kukeringkan tubuhku dengan handuk lalu kupakai seragam sekolah yang kubawa sekaligus ke dalam kamar mandi, berjaga-jaga karena bisa saja Rin telah kembali ke kamar di saat aku mandi.

𝗖𝗔𝗧 𝗔𝗡𝗗 𝗞𝗜𝗦𝗦 || 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐑𝐢𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang