***
Aku tahu jika tidak seharusnya diriku masih berdiri dari tempatku berada untuk melihat Itoshi Rin bersama seorang perempuan di sana. Seharusnya aku tidak memedulikan mereka dan kembali berjalan menuju lapangan guna menyusul teman-teman sekelasku yang lain mengingat guru kami sudah menunggu.
Namun, tubuhku tidak dapat digerakkan. Bahkan telingaku juga seakan memasang pendengaran yang cukup tajam untuk mendengar apa yang akan dibicarakan oleh dua manusia berbeda gender tersebut. Itu bukan urusanku dan tidak ada hak bagiku untuk menguping pembicaraan mereka, tapi tetap kulakukan.
Kulihat dari tempatku berada, gadis yang berdiri di depan Rin itu terlihat gugup. Dia sedikit menunduk seraya memainkan jemari tangannya. Sementara Rin sendiri memasang wajah datar yang seperti biasa, tapi ada raut kesal yang terbentuk di sana. Aku tidak tahu siapa gadis itu karena kuyakin dia berasal dari kelas lain. Entah itu dari angkatan yang sama denganku atau bukan.
Yang jelas, laki-laki yang merupakan teman sekelasku tersebut tampak tidak nyaman. Mungkin karena dia tidak ingin berlama-lama atau karena memang dirinya tidak suka diganggu.
Semua hanya tebakanku belaka.
"Ada apa?"
Hingga akhirnya, dia memulai percakapan di antara mereka berdua. Jelas sekali bagaimana terkejutnya gadis yang tidak kukenali itu mendengar kata-kata yang langsung menuju ke dalam inti pembicaraan. Gadis tersebut semakin gugup dibuatnya.
"I-Itu...."
Telingaku semakin mempertajam pendengaran dengan sendirinya.
"Cepat katakan. Kau membuang waktuku."
"I-Iya...."
Tebakanku benar. Dia terlihat tidak nyaman dan terganggu, tapi seperti itulah dia sehingga membuatku tidak perlu heran sama sekali.
"Begini," Gadis itu memulai.
Namun, ketika gadis itu mulai masuk ke dalam topik pembicaraan yang sesungguhnya, Itoshi Rin menggerakkan bola matanya ke samping hingga menuju ke arahku. Membuat mata kami bertemu sampai aku terdiam terkejut karena tertangkap basah telah mendengar pembicaraan mereka berdua.
Mataku melebar tapi dengan cepat aku bersikap biasa seolah tidak terjadi apa-apa. Sadar karena telah tertangkap basah, aku lalu kembali melangkahkan kaki.
"Aku menyukaimu, Rin."
Secara tidak sengaja, aku mendengar kalimat ungkapan tersebut, tapi aku tetap melangkahkan kaki karena tidak ingin lagi mendengar pembicaraan mereka berdua. Terus melangkah sampai akhirnya aku tiba di lapangan dan bergabung bersama teman-temanku yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗔𝗧 𝗔𝗡𝗗 𝗞𝗜𝗦𝗦 || 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐑𝐢𝐧
FantasySore itu, aku menemukan kucing yang sedang berlindung di bawah seluncuran anak-anak dari derasnya air hujan yang mengguyur bumi. Aku memutuskan untuk membawanya pulang dan dipelihara. Saking gemasnya dengan kucing hitam tersebut, aku pun memeluk dan...