Ooc banget inimah parahh ..
Di sebuah rumah yang sederhana tapi nyaman di tepi pantai, Zoro dan Nami menjalani hari-hari mereka dengan penuh keanehan. Zoro, yang dikenal sebagai pendekar pedang yang serius, berubah menjadi suami bucin yang gemar membuat jokes "bapak-bapak" dan kelakuan konyol. Sementara Nami, meski sering merasa capek dengan kelakuan Zoro , tetap mencintai suaminya dengan sepenuh hati.
Pagi itu, Zoro bangun lebih awal dari biasanya untuk membuat sarapan spesial. Dia memasak dengan penuh semangat, dan ketika Nami turun dari kamar tidur, dia disambut oleh suara suaminya.
"pagi sayang! Aku sudah bikin sarapan untukmu!" teriak Zoro sambil mengangkat piring yang penuh dengan pancake berbentuk wajah-wajah aneh. "Jangan khawatir, pancake ini juga bisa jadi cermin, jadi kamu bisa mengecek riasanmu!"
Nami menatap pancake yang berbentuk wajah-wajah aneh dan tertawa kecil. "Zoro, pancake ini malah lebih mirip karakter kartun daripada makanan. Tapi terima kasih, aku sangat menghargainya."
Zoro tersenyum lebar. "Ah, semua demi kamu! Lagipula, kalau pancake ini jelek, kamu bisa anggap sebagai seni abstrak."
Nami hanya menggelengkan kepala, sambil memikirkan betapa konyolnya suaminya. "Baiklah, aku makan."
Di sore hari, Zoro memutuskan untuk membuat kejutan istimewa untuk Nami. Dia mengundang Nami ke taman belakang rumah mereka, di mana dia telah menyiapkan berbagai hiasan dan dekorasi.
"Nami, aku punya kejutan untukmu!" kata Zoro dengan penuh semangat. Dia memperlihatkan taman yang dipenuhi dengan lampu-lampu berwarna-warni, bendera, dan poster-poster dengan tulisan lucu seperti "Cinta Sejati" dan "Nami, Kamu Jempolan!"
Nami terkejut dan tertawa. "Zoro, ini luar biasa! Tapi kenapa ada tulisan 'Cinta Sejati' di tengah taman?"
Zoro menjelaskan dengan wajah serius. "Agar semua orang tahu betapa aku mencintaimu, dan juga agar tetangga kita tahu bahwa aku adalah suami paling super di dunia!"
Nami tersenyum dan memeluk Zoro. "Kamu tahu, kadang aku capek dengan semua kelakuanmu yang aneh, tapi aku juga sangat terharu. Kamu membuat hidupku penuh warna."
Zoro merespons dengan penuh kasih sayang. "Kalau kamu capek, aku akan istirahat juga, tapi cuma sejenak, karena aku tidak bisa berhenti mencintaimu."
Malam harinya, mereka memutuskan untuk makan malam bersama di rumah. Zoro yang tidak pernah kekurangan ide konyol, memutuskan untuk memasak makan malam. Sambil memasak, dia terus-menerus membuat jokes yang membuat Nami tidak bisa berhenti tertawa.
"Nami, tahu nggak kenapa aku masak sendiri malam ini?" tanya Zoro sambil mencampur bahan makanan dengan ceria. "Karena aku ingin menunjukkan betapa aku bisa jadi koki hebat, atau setidaknya menghindari alasan untuk makan di luar!"
Nami tertawa . "Zoro, kamu memang punya cara tersendiri untuk membuatku tersenyum. Tapi tolong, jangan sampai makan malam ini jadi eksperimen gagal."
Ketika hidangan akhirnya siap, Zoro dengan bangga menyajikannya di meja makan. "Selamat makan malam! Semoga kamu suka, meskipun mungkin rasa makan malam ini akan membuatmu teringat akan kualitas masakanku!"
Nami mencicipi makanan dengan hati-hati dan berpura-pura terkejut. "Wow, ini rasanya luar biasa! Aku rasa ini lebih enak daripada pancake bentuk wajah itu."
Zoro tersenyum lebar dan duduk di samping Nami. "Kalau begitu, aku merasa berhasil. Tapi ingat, walaupun masakanku kadang gagal, cintaku padamu selalu sempurna."
Setelah makan malam, Zoro dan Nami duduk bersama di teras rumah mereka. Zoro menggenggam tangan Nami dengan lembut, sambil memandang bintang-bintang di langit malam.
"Nami," kata Zoro dengan penuh perasaan, "Aku tahu aku sering membuatmu capek dengan kelakuanku yang konyol. Tapi aku benar-benar mencintaimu lebih dari apapun."
Nami memandang Zoro dengan lembut. "Aku juga mencintaimu, Zoro. Meskipun kadang-kadang aku merasa kelelahan, semua kelakuan konyolmu itu membuat hidupku lebih berwarna. Kamu adalah suamiku yang luar biasa."
Zoro mengerutkan dahi dengan canggung, lalu menyeringai. "Aku tidak tahu kalau aku juga bisa jadi bucin seperti ini. Tapi kalau itu membuatmu bahagia, aku akan terus melakukannya."
Nami tersenyum dan memeluk Zoro. "Aku bahagia, Zoro. Selama kamu tidak melakukan hal yang membahayakan atau makan ternak warga, aku akan tetap mencintaimu."
Mereka berdua tertawa bersama, dan Zoro menarik Nami lebih dekat, mencium keningnya dengan penuh cinta. "Deal. Aku akan berusaha untuk tidak memakan ternak warga."
Di malam yang penuh bintang itu, Zoro dan Nami menikmati momen kebersamaan mereka, merayakan cinta yang penuh warna dan konyol, tetapi tetap mendalam dan penuh arti. Mereka tahu bahwa meskipun kelakuan Zoro bisa membuat Nami geleng-geleng kepala, cinta mereka tetap tak ternilai harganya dan penuh dengan kebahagiaan yang sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoro x Nami
Короткий рассказOneshot Kisah asmara Zoro dan Nami! Ooc ya, ingat ini karanganku Daddy Oda, pinjam karakternnya yah <3