Kapal Topi Jerami berlayar dengan lambat, suasana di atas dek penuh dengan kesedihan dan keputusasaan. Selama pertempuran yang brutal melawan bajak laut rival, Nami terluka parah. Kini, dia terbaring tak sadarkan diri di kamar kapal, dan seluruh kru merasakan ketegangan yang menghantui mereka.Zoro duduk di luar kamar Nami, wajahnya penuh dengan rasa bersalah dan keputusasaan. Dia merasa tertekan karena tidak bisa melindungi Nami dengan lebih baik. Setiap kali dia mendengar suara Nami dari dalam, dia merasakan hatinya hancur lebih dalam.
Chopper dan Robin keluar dari kamar, tampak lelah. "Bagaimana kondisinya?" tanya Zoro dengan suara serak.
Chopper menghela napas panjang. "Kondisinya kritis. Dia butuh waktu untuk sembuh, tapi kita tidak bisa memastikan kapan dia akan sadar."
Zoro menatap Chopper dengan penuh rasa bersalah. "Aku seharusnya bisa melindunginya. Semua ini salahku."
Robin meletakkan tangan di bahu Zoro, mencoba memberikan sedikit dukungan. "Zoro, kadang-kadang, meskipun kita melakukan yang terbaik, takdir punya cara tersendiri. Itu bukan salahmu."
Tapi Zoro hanya menggeleng, merasa kesal dengan kata-kata tersebut. "Jika aku lebih cepat, jika aku lebih kuat..."
Luffy datang dan duduk di samping Zoro, matanya yang biasanya cerah kini tampak penuh kekhawatiran. "Zoro, jangan menyalahkan diri sendiri. Kita semua ikut bertanggung jawab dalam pertempuran itu."
Zoro menunduk, tidak bisa menghapus rasa bersalahnya. "Aku hanya berharap bisa melakukan lebih banyak."
Selama seminggu berikutnya, Zoro tidak pernah jauh dari kamar Nami. Dia duduk di samping tempat tidur, menjaga Nami meski dia tidak bisa memberikan bantuan nyata. Dia berbicara dengan Nami meski tahu bahwa Nami tidak bisa mendengarnya.
"Kamu harus bangun, Nami," bisik Zoro dengan lembut. "Aku nggak bisa terus begini tanpa kamu. Kapal ini terasa kosong tanpa suaramu."
Di luar, cuaca semakin buruk, seolah-olah langit juga merasakan kesedihan Zoro. Hujan turun deras, menambah suasana yang suram di atas kapal.
Zoro terjaga hampir setiap malam, hanya untuk mendengar hujan dan angin yang menggeram. Dia merasa terasing dan putus asa, dan meskipun teman-temannya mencoba menghiburnya, tidak ada yang bisa menggantikan ketidakhadiran Nami.
Pada hari ketujuh, saat Zoro duduk di samping Nami, dia mulai merasa lelah dan putus asa. Tiba-tiba, dia merasakan genggaman tangan Nami yang sangat lembut.
Zoro terkejut dan langsung menatap Nami, yang perlahan membuka matanya. "Nami! Kamu bangun!" serunya, suaranya penuh dengan rasa syukur dan kelegaan.
Nami mengerjap beberapa kali, lalu menatap Zoro dengan tatapan lemah. "Zoro...?"
Zoro merasakan air mata di matanya, tapi dia berusaha tersenyum. "Ya, aku di sini. Kamu akhirnya bangun."
Nami mengangkat tangan yang lemah, menyentuh wajah Zoro dengan lembut. "Aku... aku nggak mau kamu khawatir begitu."
Zoro merasakan hatinya meleleh dengan kata-kata Nami. "Aku hanya... merasa bersalah. Aku seharusnya bisa melindungimu dengan lebih baik."
Nami menggenggam tangan Zoro dengan lembut. "Zoro, kamu nggak bisa menyalahkan diri sendiri. Aku tahu kamu berjuang keras. Aku baik-baik saja sekarang."
Ketika Nami akhirnya pulih sepenuhnya, suasana di kapal kembali ceria. Nami duduk di dek, menikmati angin segar, dan Zoro berada di sampingnya, tampak lebih ringan dan bahagia.
"Zoro, terima kasih sudah selalu ada untukku," kata Nami dengan senyum lebar. "Aku tahu kamu merasa tertekan, tapi aku bangga sama kamu."
Zoro tersenyum malu, tapi matanya penuh dengan kebahagiaan. "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Aku nggak bisa bayangin hidup tanpa kamu."
Nami menatap Zoro dengan penuh kasih sayang. "Kamu nggak perlu. Kita akan terus bersama, menghadapi apapun yang datang."
Zoro meraih tangan Nami dan menggenggamnya erat, merasakan ketenangan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Dia akhirnya mengerti bahwa meski mereka tidak bisa mengendalikan takdir, mereka bisa saling mendukung dan mencintai.
Dengan hujan yang berhenti dan matahari bersinar cerah, Zoro dan Nami menikmati momen kecil yang penuh makna, berjanji untuk selalu ada satu sama lain, tidak peduli apa pun yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoro x Nami
Short StoryOneshot Kisah asmara Zoro dan Nami! Ooc ya, ingat ini karanganku Daddy Oda, pinjam karakternnya yah <3