17. Kejutan

111 16 2
                                    

Helena tiba di Hotelnya di pukul 7 malam, jalanan Manado malam ini cukup ramai dan padat.

"Mbak?! Kok basah kuyup? Mbak abis ngapain astaga? Tio ambil handuk kering dan tolong siapkan Teh hangat" Panik Lia.

"Siap Li!! Kamu antar mbak Helena ke kamarnya dulu saya mau bikin teh" ucak tio lalu pergi meninggalkan Helena dan Lia disana.

"Li, Saya gapapa astaga! Tadi, saya abis main air di pantai jadi nya basah" ucap Helena.

"Main air? Tumben mbak, Biasanya ga pernah mau. Ada apa?" tanya Lia penasaran.

"Gapapa, Hanya saja tadi saya bertemu seseorang. Dia datang terus ngajakin saya main air, jadi... yaa begini" jawab nya.

"Pak Teddy? Atau Siapa?" tanya Lia.

Helena menaikkan kedua bahunya lalu pergi meninggalkan Lia yang masih berfikir disana.

"Eh?! Mbakk!! Tungguin saya atuh" Teriak Lia.

"Saya mau mandi, Kamu mau ikut saya mandi ha?!"

Lia memberhentikan langkah nya, "Oh, Yaudah sana mbak mandi. Saya mau nunggu Tio"

Helena tertawa kecil melihat Lia, "Ada ada aja..."

***

Helena telah menyelesaikan mandi nya dan kini berada di depan meja rias di kamar hotelnya.

drrttt...

drrtt...

"Papah? Tumben ada apa nih?" heran nya.

Helena mengangkat panggilan dari sang ayah.

"Halo pah?.."

"....."

"Pah?! Ada apa? Kenapa bisa?"

"....."

"Helena berangkat sekarang pah, Papah tunggu di sana. Helena berangkat sekarang juga"

tutt..

Helena bergegas mengambil kunci mobil yang tadi masih ia sewa, Tidak memperhatikan Lia dan Beberapa tim nya yang teriak memanggil namanya.

Helena membelah Ramainya Kota Manado di malam hari, Dirinya membawa mobil dengan kecepatan tinggi.

"Tuhan...." gusar nya.

Setibanya dia di hotel yang di tempati oleh sang ayah, kini helena berlari menuju kedalam lift. Dirinya seakan akan terasa tidak memiliki kekuatan.

"Ayo dong... kok lama banget sih lift nya" gumam nya.

ting..

Helena segera berlari menuju kamar sang ayah dan ibunda nya, Tidak mempedulikan sekitar yang lampunya sedikit redup bahkan dirinya tidak memperhatikan kakinya yang lecet karena mengenakan heels.

"Hah! Ini kenapa sepi banget? Pah, Bun? Kalian dimana, ini el?..." tanya nya sambil memperhatikan sekitar.

"Bunda? Papah?" panggil nya..

Helena melihat secarik kertas terletak di atas kasur.

"Turun lah ke Aula hotel Keshwari! Atau nyawa mereka tidak selamat"

Helena menutup mulutnya, dirinya kembali berlari menuju lift namun sayang nya lift itu lama sekali. Dirinya, memutuskan untuk turun melalui tangga, Tidak memperdulikan rasa sakit yang tengah terjadi.

"Tuhan tuhan tuhan...." ucapnya lirih.

Saat tiba di Aula hotel, Lampu di sana padam. Tidak ada satupun cahaya masuk, Helena terdiam sejenak.

Major be my lover.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang