Bab 1: Kepergok

83.8K 227 0
                                    


Marina memarkirkan mobilnya dengan hati-hati di tempat parkir sebuah restoran. Setelah mematikan mesin dan melepas seatbelt, ia meraih tas branded-nya yang terletak di kursi kosong di samping, serta sebuah map berwarna kuning muda.

Dengan langkah hati-hati, Marina turun dari mobil dan menutup pintu dengan rapat sebelum mengunci kendaraannya dengan otomatis. Wanita berusia 27 tahun dengan paras cantik sempurna itu berdiri sejenak di samping mobil, menatap ke arah restoran.

Penampilannya terlihat formal dan khas kantoran, menunjukkan bahwa kunjungannya ke restoran ini adalah untuk pertemuan dengan salah satu kliennya.

Dengan langkah mantap, Marina melangkah menuju pintu restoran. Saat memasuki restoran, dia melihat suasana yang ramai oleh pengunjung. Tidak mengherankan, karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, waktu yang tepat bagi orang-orang untuk menyantap makan siang. Marina merasakan kehangatan dan kesibukan dari restoran yang dipenuhi dengan aroma makanan lezat dan tawa para pengunjung.

Saat Marina melangkah menuju ruang VIP tempat dia bertemu dengan kliennya, tiba-tiba dia tidak sengaja melihat dua orang yang sangat dikenal baginya.

Langkah kaki Marina refleks terhenti saat dia menatap fokus pada kedua sosok yang duduk semeja, saling melempar senyum satu sama lain.

Dengan perasaan berdebar, Marina memutuskan untuk berbelok arah menuju meja mereka. "Luke, Vamela?" Serunya, menyebut kedua nama orang itu.

Pria tampan bernama Luke Vaken segera menoleh dan menatap Marina dengan ekspresi terkejut. Begitu pula dengan wanita yang duduk bersamanya, Vamela, yang juga terlihat terkejut.

"Honey?" Luke terdengar gelagapan. Dia melirik ke arah Vamela, yang terlihat gugup sambil menggigit bibirnya. Luke bangkit dari duduknya, menelan saliva dengan kasar. Dadanya berdebar sangat kencang.

"Kalian ... sedang apa di sini?" Tanya Marina sambil menatap bergantian antara Luke tunangannya dan Vamela sahabatnya. "Makan siang bersama?" Lanjutnya bertanya, mencoba mencari penjelasan dari situasi yang sedang terjadi.

Vamela segera bangkit dari duduknya, hendak mengatakan sesuatu namun sudah keduluan oleh Luke. "Honey... tolong jangan salah paham dulu. Aku dan Vamela disini ... kami memiliki pertemuan seputar pekerjaan," jelaskan Luke dengan cemas.

Marina terdiam dengan ekspresi dingin. Menarik pandangannya dari Luke, dia melirik Vamela. "Benarkah seperti itu, Mel?" Tanyanya pada sahabatnya.

Dengan perasaan berdebar, Vamela mengangguk, gerakannya terlihat kaku. Dia memaksakan senyum, berusaha menutupi rasa gugup dan kaget yang sama-sama dirasakannya. "Benar, Marina. Aku dan Luke bertemu di sini untuk rapat. Atasanku berhalangan hadir, jadi aku diminta untuk mewakilkan pertemuannya dengan Luke. Tadinya aku tidak tahu bahwa klien bosku adalah Luke," terang Vamela, sejenak melirik cemas pada Luke.

Marina terdiam sejenak, memperhatikan Luke dan Vamela. 'Tidak mungkin. Mereka tidak mungkin menjalin hubungan di belakangku,' bisik Marina dalam hati, mencoba untuk memproses informasi yang baru saja dia dengar. Suasana di antara mereka terasa tegang, dengan ketegangan yang terasa di udara antara ketiga orang tersebut.

"Honey... apa yang dikatakan oleh Vamela adalah yang sebenarnya. Kami bertemu untuk rapat dan ... sama sekali tidak disengaja. Aku pun tidak tahu bahwa yang akan bertemu denganku adalah Vamela," ujar Luke, mencoba membantu Vamela meyakinkan Marina. Dia melirik sebentar pada Vamela, menemukan tatapan nanar wanita itu, namun dia memilih untuk mengabaikan dan fokus pada Marina.

Marina menarik napas dalam sebelum menghembuskannya perlahan. Dia mengangguk pelan sambil mengulas senyum. "Baiklah. Aku percaya, kalian tidak mungkin menjalin hubungan diam-diam di belakangku," ucapnya, sambil menatap keduanya bergantian dengan senyum di wajah cantiknya.

Godaan Sang Mantan (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang