Bab 19: Biarkan Aku Saja Yang Berjuang

7.9K 130 5
                                    

Jadwal update di WP seminggu sekali.
Bagi yang ingin baca lebih awal langsung aja ke KaryaKarsa ya, disana sudah tamat guys😍

Pena Author di KaryaKarsa; MissEA

Follow me // Ig: ms.eadora // Fb: Estelly Adora // Fanpage: Ms.EA

***

Tak berapa lama kemudian, Willem dan Marina tiba di hotel yang megah, terletak di tengah kota yang sibuk dengan arsitektur modern yang mengesankan.

Begitu mereka turun dari mobil, suasana ceria dan penuh warna langsung menyambut mereka. Dari luar, hotel itu dihiasi dengan balon beraneka warna yang melambai lembut tertiup angin, sementara spanduk besar bertuliskan "Happy Birthday Nicolas and Nicola!" tergantung di atas pintu masuk, dengan huruf-huruf berwarna cerah yang mencolok.

Saat melangkah masuk ke dalam hotel, aroma manis kue ulang tahun dan popcorn yang baru saja dibuat menyelimuti udara.

Di tengah ruangan, sebuah kue ulang tahun besar menjadi pusat perhatian, dihiasi dengan icing warna-warni dan lilin-lilin berkelap-kelip. Di sekeliling kue, anak-anak berlarian.

Di area lain, terdapat meja makanan yang penuh dengan cemilan, seperti biskuit, cupcake warna-warni, dan minuman berkarbonasi yang disajikan dalam gelas-gelas lucu.

Willem dan Marina melangkah berdampingan, tersenyum melihat betapa bahagianya anak-anak di pesta itu. Marina merasa sedikit lebih ringan, meski bayang-bayang perasaannya yang rumit masih mengikutinya.

"Hai, Willem!" seru suara seorang wanita dengan semangat, memanggil nama Willem yang sedang melangkah bersama Marina.

Willem terhenti sejenak, memutar tubuhnya untuk melihat sosok yang baru saja memanggilnya. Marina, yang penasaran, mengikuti arah pandangnya.

Seorang wanita berambut pirang melangkah dengan penuh semangat menghampiri Willem. Senyumnya yang lebar menghiasi wajahnya yang cukup menawan, meskipun kecantikan Marina masih jauh lebih menonjol di antara keduanya.

"Hai!" sapa wanita itu dengan akrab, berhenti tepat di depan Willem. Dia melirik sebentar ke arah Marina sebelum kembali menatap Willem. "Aku pikir kamu tidak akan hadir malam ini," sambungnya. Wanita itu adalah Alma, salah satu kolega bisnis Willem, yang juga sudah lama tertarik dengan Willem.

Willem sejenak menarik pandangannya dari Alma, lalu menatap ke arah lain sebelum akhirnya fokus kembali pada wanita itu. "Mana mungkin aku tidak hadir di pesta ulang tahun keponakanku sendiri?" balas Willem dengan senyum ramah, sementara Marina melirik padanya, memperhatikan interaksi mereka.

Alma mengangguk pelan, senyumnya tetap lebar menghiasi wajahnya. Dia kemudian beralih memperhatikan Marina; menatap wanita cantik itu dengan rasa ingin tahu. "Dia siapa?" tanyanya, penasaran akan sosok cantik yang berdiri tenang di samping Willem.

"Kerabat," jawab Willem singkat, tanpa menjelaskan lebih jauh.

Deg!

Jantung Marina berdegup kencang mendengar penjelasan Willem yang terkesan dingin. Ia tertegun mendengar jawaban Willem. Tenggorokannya terasa kering, dan jantungnya berdebar kencang, seolah ingin melompat keluar dari rongga dadanya.

Sementara itu, Willem melanjutkan penjelasannya dengan tenang, "Namanya Marina, adik ipar Clarissa," terangnya, berusaha memberikan penjelasan lebih lanjut tentang sosok Marina.

Namun, setiap kata yang diucapkan Willem seolah semakin menekankan betapa tidak akrabnya mereka, membuat Marina menelan saliva dengan susah payah. Kakinya terasa lemas, dan hatinya dipenuhi dengan rasa kehilangan.

Godaan Sang Mantan (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang