The Lost Tomb (Vol 1 IND) End

Bab 3 Kuil Benih (1)

Aku melihat cetakan buku sutra yang penuh dengan kata-kata dan kemudian melihat ekspresi wajah Paman ke Tiga. Sepertinya dia tidak bercanda. Mungkinkah Paman ke Tiga telah mencapai tingkat transendental sehingga dia dapat melihat gambaran dari kata-kata itu? Tetapi tidak peduli bagaimana Anda melihatnya, mustahil bagi pria tua dan tidak bermoral yang makan, minum, berjudi, dan berzinah ini untuk memiliki akar abadi.

Paman ke Tiga gemetar karena kegembiraan dan berkata pada dirinya sendiri,Dari mana orang-orang ini mendapatkan benda yang begitu menakjubkan? Kenapa aku tidak pernah bisa menemukan sesuatu seperti ini? Kali ini, aku benar-benar beruntung. Sepertinya mereka masih belum tahu apa ini. Kita bisa menyusul mereka sebelum mereka mulai menggali.

Saya benar-benar bingung, Paman keTiga, mungkin saya agak bodoh tapi bisakah Anda benar-benar melihat peta di antara kata-kata yang begitu kecil?

Apa yang kau tahu? Namanya pemetaan skrip. Dengan kata lain, lokasi geografis terperinci tempat itu ditulis dalam kata-kata ini. Kebanyakan orang tidak akan mengerti hal semacam ini, tetapi untungnya, Paman ke Tiga di sini punya pengalaman. Di dunia ini, kurasa tidak lebih dari sepuluh orang selain aku yang bisa mengerti hal ini.

Paman ke Tiga tidak memiliki banyak keterampilan, tetapi sejak kecil, ia telah mempelajari banyak teks kuno dan kata sandi yang aneh dan tidak lazim. Sederhananya, ia mempelajari apa pun yang tidak umum. Ambil contoh, Lima Ilustrasi Teks Kayu Xixia dan karakter Jurchen Ya yang paling awal. Paman ke Tiga dapat memahaminya dan membicarakannya dengan sangat rinci sehingga tidak mengherankan jika ia tahu benda ini adalah pemetaan skrip.

Namun, dia adalah tipe orang yang suka memanfaatkan orang lain, jadi Anda harus berpura-pura bodoh di depannya. Jika tidak, dia akan mengabaikan Anda hanya dengan sepatah kata. Jadi, saya memasang ekspresi naif dan bertanya kepadanya, Oh, apakah tertulis belok kiri lalu belok kanan dan saat Anda melihat pohon besar di depan Anda, belok kanan dan Anda akan melihat sumur, di titik mana Anda mulai menggali? Apakah seperti ini?

Paman ke Tiga mendesah, Kau benar-benar murid yang buruk. Pemahamanmu sangat buruk sehingga sepertinya keluarga kita akan tamat dengan generasimu.

Aku menatapnya sambil mendesah seperti itu seolah-olah dia menyesalinya dari lubuk hatinya dan tak dapat menahan diri untuk berpikir bahwa itu sedikit lucu. Apa yang kau katakan? Ayahku tidak mengajarkan semua hal ini kepadaku dan aku tidak terlahir dengan pengetahuan itu."

Dia memasang ekspresi puas di wajahnya saat mulai menjelaskan, Pemetaan naskah semacam ini sebenarnya semacam kode rahasia. Formatnya ketat, jadi selama Anda menggambar apa yang dijelaskan teks tertulis sesuai formatnya, Anda akan mendapatkan peta yang lengkap. Jadi jangan remehkan buku sutra ini meskipun hanya berisi beberapa kata. Anda tidak tahu betapa rumitnya informasi yang dikandungnya. Sejauh yang kita tahu, buku itu bahkan mungkin memberi tahu kita berapa banyak batu bata yang digunakan di lokasi tertentu.

Begitu mendengar ini, saya langsung tertarik. Sejak kecil, keluarga saya tidak mengizinkan saya ikut serta dalam ekspedisi perampokan makam. Namun kali ini, saya harus meminta Paman ke Tiga untuk mengajak saya melihat-lihat dan mengambil beberapa harta karun agar saya bisa bertahan hidup dari krisis ekonomi yang sedang saya hadapi. Saat memikirkan hal ini, saya bertanya kepadanya,Kalau begitu, dapatkah Anda melihat makam siapa yang disebutkan dalam tulisan itu, atau apakah orang itu adalah seorang bangsawan yang berpengaruh?"

Paman ke Tiga tersenyum senang, Saya tidak dapat memahaminya sepenuhnya sekarang, tetapi makam ini seharusnya milik seorang bangsawan dari Negara Bagian Lu selama Periode Negara-negara Berperang. Fakta bahwa makamnya dicatat dalam buku sutra ini menggunakan teknik pemetaan skrip rahasia ini menunjukkan bahwa kedudukan orang ini seharusnya cukup tinggi. Selain itu, makam ini sangat tersembunyi sehingga pasti layak untuk dikunjungi.