4. Izin

46 7 3
                                    

-Semua alur maupun tokoh yang ada di cerita ini, sama sekali tidak ada sangkut paut nya dengan kehidupan para cast di dunia nyata-

‼️BE A SMART READER‼️

[VOTE SEBELUM LANJUT]

🌑🌑🌑

BEL pulang sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu. Namun, rasanya Aelin masih enggan untuk keluar. Ia masih berdiam diri di tempat duduk nya. Baik Disha maupun Janu, mereka sudah mengajak Aelin jalan menuju parkiran sekolah bersama, namun Aelin menolak nya.

Kejadian di kantin tadi telah menjadi perbincangan hangat di sekoalh tersebut. Murid-murid yang melihat kejadian tadi dapat menyimpulkan bahwa Aelin dan Marko punya hubungan lebih dari sekedar teman. 

Aelin juga sempat dibuntuti banyak pertanyaan dari Disha maupun Janu, membuat ia mau tak mau mengaku bahwa Marko adalah kekasih nya. Sekedar itu, tidak lebih.

Aelin menghembuskan nafas pelan sebelum bangkit dari duduknya saat dirasa sekolah sudah mulai sepi. Saat berjalan di lorong sekolah, seorang murid perempuan menghampiri nya.

"Halo gue Anya yang sempat nawarin lo buat join ekskul jurnalistik. Lo Aelin ya?"

Aelin beralih menatap ke arah gadis yang mengajak nya berbicara dan lantas mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari gadis tersebut.

"Ini ada formulir nya. Bisa lo isi dulu terus besok bisa lo kumpulin," ucap gadis itu sambil menyodorkan selembaran kertas perndaftaran.

"Oke terima kasih ya. Untuk kegiatan ekskul nya ada di hari apa?" tanya Aelin.

"Kita ekskul nya di hari Selasa."

"Oh oke, terima kasih ya. Besok aku kumpulin."

"Sip. Gue duluan ya, Lin." Anya berjalan menjauh darinya.

Baru saja hendak melangkah, tiba-tiba suara yang begitu Aelin kenali mengintrupsi langkah nya untuk berhenti.

"Ngapain?" tanya Marko yang kini berada tepat di samping Aelin.

"Aku mau daftar untuk ikut ekstrakulikuler."

Dahi Marko mengerut, "Ekskul apa?" tanya nya.

"Jurnalistik."

"Ngga."

"Tapi aku mau ikut, Marko," balas Aelin.

Marko tak ingin mendengar apapun alasan yang keluar dari mulut gadis itu. Ia lantas jalan lebih dulu tanpa menunggu Aelin menyusul nya.

"Marko! Aku masih bicara sama kamu. Marko!" Aelin langsung menyusul Marko yang sudah berjalan beberapa langkah di depan nya.

"Kamu ngga ada hak buat larang aku. Aku mau ikut ekskul itu!" Marko hanya diam tak menyauti ucapan Aelin.

Aelin bertambah kesal saat melihat Marko yang hanya diam.

"Marko, kamu dengerin aku ngomong ngga, sih?" tanya Aelin kesal.

"Denger, lanjutin aja. Jawaban gua tetap sama."

Nafas Aelin memburu karena menahan kesal. Ia hanya diam disamping mobil Marko yang terparkir tanpa ada minat untuk menyusul Marko yang sudah lebih dahulu masuk.

MARKO [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang