14

15 13 0
                                    

Setelah merasakan sakitnya kehilang orang yang ku sayang, membuat diri ini enggan untuk menaruh hati.

___Alasya Putri ___

Selamat membaca📖

Hiruk pikuk kendaran sama sekali tak mengganggu tidur seorang gadis yang tengah terlelap, padahal hari sudah mulai siang tapi ia masih setia dengan selimut dan gulingnya. Hingga suara sang papa membuatnya bangun seketika.

"Alasya, bangun!" seru papanya dari luar kamarnya.

"I-iya pa"

Ia bangkit dari tidurnya dan bersiap-siap untuk sekolah, setelah itu baru lah ia menuju garasi mobil. Niatnya sih hari ini bakalan pake mobil ke sekolah, tapi begitu membuka pintu ia malah dikagetkan dengan kehadiran teman sebangkunya, entah dari mana cowo itu tau alamat rumahnya yang pasti bukan darinya.

"Tau dari mana lo alamat rumah gue?"

"Nenek lo"

"Ck, seingin tau itu lo tentang gue? Sampe-sampe nanya semuanya ke nenek." decaknya.

"Yoiiii, yuk." ajaknya.

"Yuk? Kemana?" tanya Alasya, padahalkan ia ingin mengendarai mobilnya ke sekolah.

"Ya ke sekolah lah!" kesalnya.

"Ga perlu, gue bawa mobil sendiri." tolak Alasya.

"Mulai sekarang kamu ke sekolah sama Gravi" sela papanya.

"Hah! Ga aku ga mau!" tolaknya

"Papa ga mau tau!" bantah papanya.

"Kalian ga mau telat kan?"

"Ga om," jawab Gravi. "Kami pamit dulu om, assalamualaikum."

Mau ga mau Alasya terpaksa harus berangkat bersama cowo rese itu. Selama perjalanan ia hanya diam, namun hatinya terus menggerutu. Berbeda halnya dengan cowo di depannya.

"Ekhmm" dehamnya, namun tak dihiraukan Alasya.

Walau ia kembali ke mode semula, namun tak membuat cowo di depannya menyerah untuk melelehkan hati yang telah beku.

Alasya lebih memilih turun di halte dekat sekolahnya dari pada harus boncengan dengan cowo itu sampe parkiran. Bukan apa ia hanya tak ingin mendapat masalah lagi, karna yang kemaren-kemaren saja belum selesai masa iya sudah ditambah lagi?!

Ketika melewati koridor ia berpapasan dengan Angga dan kawan-kawan, seperti biasa Alasya hanya diam, sedangkan kedua curut di depannya akan heboh sendiri. Namun kali ini ada yang berbeda pada cowo itu, tatapannya mengisyaratkan emosi yang seakan ditahannya.

'Kenapa tu orang?' Pikirnya. "Semoga saja tak ada masalah baru."

Ada apa dengan dia? Kenapa tatapannya tadi beda dari biasanya? Mata yang selalu memancarkan kehangatan dan penuh kasih, kini malah menatapnya dengan kesal dan emosi yang tertahan.

Dah lah dari pada pusing ntar mikirin orang lain mending baca novel sambil nge-halu, itung-itung nambah koleksi ayank fiksi🤭

Seperti biasa Alasya akan membaca novel sebelum gurunya datang, kadang juga ga berhenti membaca walau pembelarajan sudah dimulai.

AlasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang