11

19 14 0
                                    

Dunia ternyata sempit ya?
Buktinya kita malah bertemu lagi.

---Alasya Putri---

Selamat membaca📖

"Bi lain kali kalo ada yang datang trus ngaku-ngaku sebagai teman aku jangan percaya ya bi" terang-nya.

"Tapi kalo teman sekolahnya non yang datang gimana?" tanya bi Wati.

"Bibi kan tau sendiri kalo aku ga punya teman selain Saskya, lagian dia juga jauh bi." Jelas Sya.

"Iya non, bibi minta maaf." sesal bi Wati.

"Hmmm, lain kali jan diulang ya bi!"

"Iya non"

Hancur sudah moodnya, semula ingin bersantai dan membaca novel kini malah tak jadi karna gangguan dari tamu yang tak di undang itu.

Skipp

Bukannya belajar atau istirahat Alasya malah membaca novel sampai larut malam bahkan mengabaikan cacing diperutnya yang mendemo sedari tadi.

"Akhirrrnya selesai juga" gumamnya lalu melirik pada jam yang terpampang di dinding kamarnya.

"HAH jam satu pagi!" jeritnya

Segera ia menaruh novelnyadan menuju king size kesayangannya.

--000--

"Non bangun non" bi Wati terus mengetuk pintu kamarnya tapi ia tak kunjung bangun, sampai akhirnya suara sang papa membuatnya terperanjak dari tempat tidurnya.

"ALASYA BANGUN!"

"I-iya pa" sautnya.

Seketika ia langsung bangun dan bersiap-siap, jika tidak ingin papanya marah. Telat? Selama tiga tahun di SMA Galaxi Alasya hanya pernah telat sekali itu pun karna motornya mendadak mogok, terpaksa lah ia harus berjalan kaki ke sekolahnya dalam jarak 8 km jauhnya.

"Morning" sapa gadis dengan seragam sma yang ia kenakan.

"Pagi ini kamu ke sekolah bareng sama papa" ujar nya pada sang anak yang baru saja duduk di depannya.

Kenapa dengan papanya hari ini? Bukankah ia selalu tampak enggan untuk sekedar mengantarnya ke sekolah, lantas mengapa pagi ini seakan akan melarangnya pergi sendiri? Ataukah ada maksud lain? Entah lah ia tak mengerti dengan sikap papanya pagi ini.

"Hmmm" Alasya segera menghabiskan sarapannya. Ini adalah kali pertama ia sarapan bersama mereka setelah sekian lama tak berkumpul dengan keluarganya.

Alasya pergi tanpa sepatah kata pun dari sana setelah menghabiskan sarapannya. Jangankan berpamitan pada sang mama melirik nya saja ia enggan.

'Kenapa anak itu tak pamit pada ku?' Yuna terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri karna tak biasanya Alasya mengabaikannya seperti ini.

Sedangkan di mobil hanya ada suara dari musik yang diputar nya sedari tadi. Ia hanya diam dan mendengarkan lagu favoritnya, hanya keheningan yang menyelimuti mereka selama perjalanan, bahkan sesampainya di depan gerbang tempat dimana gadis itu menimba ilmu ia tetap diam.

AlasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang