FM08

66 13 0
                                    

Disebuah Ruangan yang pintunya tertulis angka 101 itu kini tengah dipenuhi oleh para petinggi dan ilmuan hebat, mereka semua sedang menyaksikan satu insan yang kini tengah dijadikan uji coba untuk alat yang baru saja datang itu.

"Dia memiliki paras yang sama persis dengan putri Walikota yang telah lama tiada"

"Benar, aku masih ingat sericuh apa saat Walikota memperkenalkan putri mereka ke publik, dia sangat dikagumi oleh banyak orang karena kesempurnaan fisiknya"

"Mirisnya, dia kehilangan nyawa karena orang yang mengaguminya juga"

Seorang gadis yang tengah terlelap di dalam tabung itu disaksikan oleh banyaknya orang, bahkan mereka semua membicarakan nya secara terang-terang dihadapan nya.

Kemudian mereka semua terdiam saat mendengar suara tarikan sebuah tuas yang dilakukan oleh salah satu ilmuan muda. "Kita mulai" ujarnya menginterupsi.

Tabung yang awalnya transparan tak lama mulai bercahaya sampai menghalangi pandangan orang-orang disana yang ingin melihat reaksi apa yang terjadi didalam sana, dan ditunggu punya tunggu, cahaya dari dalam sana mulai memudar, menampilkan—

"A-apa yang terjadi.. "

BRAKK

"KEMANA GADIS ITU PERGI??"

—kekosongan dalam tabung tersebut.

Sang pemimpin dari progres itu dengan cepat menghampiri sang Ilmuan muda, lalu menendang perutnya dengan keras sampai sang Ilmuan muda itu tersungkur dilantai, "Kau—apa yang kau lakukan brengsek?!" teriaknya dengan wajah yang memerah emosi.

Sang Ilmuan muda yang bername tag Sunoo itu kemudian mengangkat kepala nya, lalu mengulas sebuah senyuman miring padanya. "Bukankah anda terlalu serakah, pangeran?" sarkasnya.

"Berani berani nya—"

BRAKK

Lagi lagi mereka semua yang ada disana dibuat terkejut dengan dobrakan pintu dari luar itu, "Kalian harus keluar dari sini! Ruang bawah tanah ini akan dihancurkan dalam 10 menit dari sekarang!!"

Sang pangeran, AKA Riki, sang pangeran ketiga mengernyitkan dahinya dalam saat mendengar kabar yang sangat tiba-tiba itu, "Semua sistem disini aku yang mengatur, kau berani membohongiku?" matanya yang sipit memandang nyalang pemuda itu.

Pemuda itu masih mengatur napasnya, lalu menegakkan tubuhnya, "Terserah jika kau ingin mati membusuk disini" balasnya tak kenal hormat, lalu langsung berlalu begitu saja darisana, dan kemudian satu persatu orang yang ada diruangan itu juga mulai keluar dari ruangan itu, berebut masuk ke dalam Lift.

"Dimana penyintas yang lainnya?"

Tubuh Riki dengan cepat berbalik, ekspresi angkuhnya masih Ia pasang saat Ia berhadapan dengan Ilmuan muda satu itu. "Siapa kau sebenarnya?" tanya nya dengan suara rendah penuh intimidasi.

Sunoo tertawa singkat menanggapinya, "Apa kau masih mengingat nama Winter?"

Perlahan, bahu tegaknya meluruh, mendengar nama itu saja membuat tubuh dan hatinya mendadak nyeri. "Aku bertanya, siapa kau?" Riki dengan sisa tenaga nya mendorong tubuh yang lebih kecil darinya itu pada tembok, lalu menahannya dengan cara mencekik leher Sunoo. "Jangan harap aku akan berbelas kasih padamu, Aku ini calon raja, aku tidak butuh validasi darimu yang hanya seorang anak profesor—"

"Winter adalah adikku."

Bibir Riki seketika terkatup, mata memerahnya semakin berkaca saat Ia menyadari kalau wajah orang didepan nya ini memang cukup mirip dengan orang yang selalu dipikirkan nya itu.

FIND ME | ENHYPEN X AESPA [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang