Setelah acara makan malam yang meriah dengan rekan kerja, Krisan memutuskan untuk mentraktir semua anggota tim ke The Vibe Lounge. Suasana kafe malam itu hangat dan nyaman, dengan cahaya lampu yang lembut dan musik lembut yang mengalun di latar belakang, bukan dari live music melainkan dari audio yang diputar oleh karyawannya. Mereka menikmati dessert dan segelas kopi dingin sambil berbicara ringan dan tertawa, menikmati akhir hari yang penuh warna.
Setelah memastikan semua orang merasa puas dan bahagia, hingga satu per satu dari mereka berpamitan pulang, Krisan memandang Radit dan berkata, "Radit, bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar? Aku bisa antar kamu pulang setelah itu. Sepertinya malam ini sangat cocok untuk bersantai."
Radit tersenyum, menikmati tawaran Krisan. "Kedengarannya bagus. Aku suka ide itu. Ayo, kita pergi."
Krisan berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Bagaimana kalau kita pergi ke Pacet? Suasananya tenang, dan kita bisa menikmati udara segar di sana. Aku tahu tempat yang bagus untuk sekadar duduk santai dan menikmati malam."
Radit terlihat antusias. "Pacet? Itu ide yang menarik. Aku belum pernah jalan-jalan malam di sana. Ayo, kita coba."
Mereka berdua meninggalkan kafe dan mulai menyusuri jalanan kota menuju Pacet. Sepanjang perjalanan, Krisan dan Radit berbincang santai tentang berbagai topik, dari pekerjaan hingga hobi mereka. Suasana malam yang sejuk dan nyaman membuat percakapan mereka terasa lebih akrab.
"Jadi, apa yang kamu pikirkan tentang hari ini?" tanya Radit sambil menatap ke arah lampu-lampu kota yang bersinar lembut.
Krisan tertawa ringan. "Jujur, aku merasa hari ini agak kacau. Tapi rasanya menyenangkan bisa berakhir dengan santai seperti ini. Mungkin kita bisa melupakan semua kekacauan pekerjaan tadi dan menikmati malam ini."
Radit mengangguk setuju. "Aku setuju. Kadang kita memang perlu waktu untuk melepas penat dan menikmati momen-momen kecil. Ini adalah salah satu malam yang bagus untuk itu."
Krisan memandang ke arah toko-toko dan kafe di sekitar mereka. "Ya, benar. Kadang-kadang hal-hal kecil seperti ini bisa membuat segalanya terasa lebih baik. Dan bicara tentang hal-hal kecil, aku baru ingat betapa enaknya dessert yang kita makan tadi. Aku hampir lupa betapa serunya makan-makan di kafe ini."
Radit tertawa. "Aku juga. Aku sebenarnya agak kekenyangan, tapi rasanya semua makanan itu terlalu enak untuk dilewatkan."
Sesaat sunyi di antara mereka. "Kamu sudah lama bekerja di sini, ya?" tanya Radit sambil melihat ke luar jendela mobil.
"Iya, hampir lima tahun," jawab Krisan sambil mengarahkan mobil ke jalan yang menuju Pacet. "Tapi rasanya waktu berlalu begitu cepat. Kadang-kadang aku merasa baru kemarin memulai pekerjaan ini."
Krisan menambahkan. "Memang ada banyak yang harus dipelajari di awal-awal aku kerja, tim yang berganti-ganti, tapi semenjak ada kamu, baguslah kamu bisa cepat beradaptasi dan membantu proses integrasi di tim."
Radit mengangguk setuju. "Senang mendengarmya dari atasanku sendiri."
Krisan tertawa. "Aku bahkan lupa kalau kepala devisi marketing dan content creator."
Saat mereka tiba di Pacet, Krisan memarkir mobil di dekat area yang tenang. Mereka turun dan mulai berjalan di sepanjang jalan setapak yang dikelilingi oleh pepohonan dan lampu-lampu kecil yang menyala lembut. Udara segar dan suasana malam yang damai membuat mereka merasa rileks.
"Tempat ini benar-benar menenangkan," kata Radit sambil menghirup udara malam. "Aku tidak pernah tahu Pacet bisa seindah ini di malam hari."
Krisan tersenyum, merasa puas dengan reaksi Radit. "Aku sering datang ke sini untuk melepas penat. Rasanya seperti dunia ini melambat sedikit, dan kamu bisa benar-benar menikmati momen-momen kecil."
![](https://img.wattpad.com/cover/266576068-288-k126442.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Air
Fiksi Remaja"Hanya udara yang tahu bagaimana cinta kita bertaut." Apa yang salah jika tergila-gila dengan cinta pada pandangan pertama dan dia adalah kakak tirimu? Orang tua Ortiz dan Krisan hendak menikah, mereka secara tidak langsung terikat sebagai Adik dan...